Istri ke-7 - Bab 216 Kabur (3)

“Aku dengar Juju datang kerumah sakit, aku khawatir dia akan melukaimu.” Kata Claudius. Semenjak Josephine kecelakaan, Claudius sangatlah sensitif dengan schedule Juju. “Tapi tenang saja, aku percaya dia tidak akan berani melukaimu lagi.”

“Aku bisa melihatnya.” Kata Josephine.

“Nyonya Muda Kedua, kamu duduk saja didalam.” Tante Maggie yang berada disampingnya mengingatkan.

Nyonya Muda Kedua.......Claudius sangatlah tidak menyukai julukan ini untuk Josephine, dia menatapi Josephine, hatinya penuh dengan kekecewaan.

Josephine juga menatapinya, terakhir berkata, “Jika Tuan Claudius tidak mempunyai hal lain, maka pulanglah.”

Claudius menganggukkan kepalanya, dia sudah puas bisa melihatnya, dia tidak berani berharap banyak.

Belinda memberikan setumpuk dokumen kepada Claudius, dan berkata, “Ini adalah dokumen dari detektif pribadi, kalau kamu punya waktu bacalah.”

Claudius melirik dokumen di meja, dan bertanya, “Apakah detektif yang aku kasih tahu itu?”

“Iya, tapi tenang saja, aku tidak mengungkit namamu sama sekali.” Kata Belinda, “Aku lihat mereka lumayan professional dalam bekerja, seharusnya tidak ada kesalahan.”

Claudius akhirnya mengulurkan tangan dan mengambil dokumen di mejanya, dia melihat sekilas isinya dan berkata, “Kamu ceritakan dengan singkat saja kepadaku.”

“Berdasarkan penyelidikan setengah bulan ini, Joshua lumayan bagus, tidak ada jejak bersekongkol dengan orang lain, Sally lebih normal lagi, selain bekerja, pacaran dengan Joshua, pulang, hampir tidak ada aktivitas lain, mungkin juga karena kakinya kurang nyaman. Malahan Aldo mempunyai banyak kegiatan, orang ini jelas-jelas terlihat mencurigakan.”

Belinda berpikir, “Tuan Claudius, aku tidak mengerti, kamu begitu mempercayai Joshua, namun mengapa tidak mempercayai Sally? Aku sudah menyuruh mereka lebih fokus terhadap Sally, namun tetap tidak menemukan apapun.”

“Mungkin ini adalah sebuah insting.” Claudius tersenyum, “Aku selalu percaya jika orang yang setia dengan cinta mereka, biasanya tidak mempunyai pemikiran jahat.”

“Lalu bagaimana kamu tahu Joshua itu tulus dan setia terhadap Sally?”

“Tetap insting.”

Belinda tersenyum, “Sepertinya setelah mempunyai percintaan yang meriah ini, tingkat sensitivitas Tuan Claudius terhadap percintaan bertambah drastis.”

Claudius tidak mengelaknya, Belinda melanjutkan, “Istri mengikuti apa perintah suaminya, jika Tuan Claudius mempercayai bahwa Joshua tidak bermaksud jahat terhadap Keluarga Chen, mengapa kamu tidak mempercayai Sally?”

“Sally......” Claudius merenung sejenak lalu berkata, “Waktu itu dia bisa membongkar Shella Bai, dia juga adalah orang pintar yang berani dan berencana, terkadang orang yang terlihat polos terlihat lemah biasanya lebih hebat. Jika kejadian waktu itu sesuai dengan perkataan Marco, adalah perbuatan Juju, maka dibelakang Juju pasti masih ada pendorongnya, dan dibalik semua ini selain Sally aku tidak bisa terpikiran orang kedua lagi.”

“Apa tujuan Sally melakukan hal seperti ini?”

“Mengenai ini.......aku juga tidak mengerti.” Ini adalah satu-satunya hal yang tidak dimengerti oleh Claudius, jika adalah untuk bersekongkol dengan keluarga Shen untuk merebut kekayaan kaluarga Chen, maka mereka tidak perlu melakukan hal seperti ini terhadap Josephine, jika ingin Claudius cepat mati, maka lebih tidak perlu lagi untuk melakukan hal ini terhadap Josephine, malah seharusnya harus melakukannya terhadap Juju baru logis.

Sesuai dengan hasil sekarang, Sally memang tidak mempunyai sesuatu yang patut dicurigakan, tapi entah kenapa, Claudius tetap saja tidak bisa mempercayainya.

Setelah hampir satu bulan didalam rumah sakit, Josephine akhirnya bisa pulang dari rumah sakit.

Dia tetap kembali ke rumah kecil itu, hanya saja dihalaman rumah itu bertambah dua orang pengawal wanita, Marco mengatakan, mulai saat ini, setiap kali Josephine akan keluar, harus ada yang menemaninya.

Josephine tidak menolak hal ini.

Untuk keselamatan Jesslyn, Josephine memutuskan untuk mengantarkannya untuk tinggal di luar negeri untuk beberapa saat.

Minggu kedua setelah Josephine keluar dari rumah sakit, dia datang kebandara internasional bersama dengan Marco dan Jesslyn.

Didepan pintu security, Jesslyn yang tampak tidak senang berkata, “Ibu, mengapa kamu tidak bisa pergi keluar negeri bersama aku dan ayah? Aku tidak ingin berpisah dengan ibu.”

Josephine tersenyum dan mengelus kepalanya, “Jesslyn, bukankah kita sudah sepakat tadi malam? Kamu pergi keluar negeri bersama dengan ayah dulu, setelah ibu menyelesaikan masalah disini, ibu akan kembali menjemputmu pulang, ok?”

“Kalau begitu kamu harus cepat ya.”

“Baik.” Josephine memeluknya kedalam pelukannya, matanya sedikit dipenuhi air mata, “Sayangku, ibu juga tidak tega deganmu, jadi kamu harus baik-baik saja disana ya, apakah kamu mendengarkannya?”

“Baiklah, aku akan baik-baik saja.”

“Baik sekali sayangku.” Josephine melepaskannya, dan berbalik kearah Marco, dia jongkok dihadapanya dan memegang tangannya yang berada dilututnya, “Marco, setelah aku menyelesaikan masalah disini, aku akan pergi kesana, dan kita tidak akan berpisah lagi.”

Marco kembali memegang tangannya, dan berkata dengan serius, “Setelah aku selesai mengurus Jesslyn, aku akan kembali menemanimu.”

“Marco, aku tidak ingin membawa-bawa kamu.......”

“Aku tidak bisa tenang denganmu.”

Mereka berdua saling bertatapan tanpa berkata, Josephine akhinya menganggukkan kepalanya, “Baiklah, kamu harus mengatur Jesslyn dengan baik.”

“Tenanglah, Jesslyn juga adalah sayangku.” Marco merangkul Jesslyn, ekspresinya terlihat sedikit sedih.

Josephine menganggukkan kepalanya sambik menahan nangis.

Marco melihat jam, dan memberdirikan Josephine, “Baiklah, sudah waktunya kami masuk, kamu pulanglah.”

“Baik.”

“Kamu harus menjaga dirimu dengan baik.” Marco berkata, “Jangan lupa dengan janjimu terhadapku.”

“Setelah semua masalah selesai, kita tidak akan berpisah lagi.” Josephine mencium kening Marco, “Aku akan selalu mengingatnya.”

Marco mengandeng Jesslyn dan berjalan melewati security check, Josephine berdiri diantara rombongan orang, dan menatapi Jesslyn yang terus melambaikan dirinya kepadanya, air mata akhirnya tidak tahan dan mulai mengalir.

Dimeja makan malam keluarga Chen sudah lama sekali tidak seramai ini, tetaplah Sally mempunyai paling banyak perkataan, dan paling bisa menghidupkan suasana.

Belakangan ini Juju tidak bisa makan dan tidur dengan nyenyak, badannya terlihat kurus.

Melihat tampang sakitnya, nenek Chen menyalahkannya, “Mengapa kamu tidak makan banyakan? Kamu lihat belakangan ini kamu sudah menjadi kurus sekali.”

Juju merapatkan bibirnya, dia berpikir, Nenek Chen sepertinya bukan perhatian terhadap badannya, melainkan hatinya.

“Nenek, belakangan ini cuaca panas, jadi berat badan sedikit menurun.” Juju menahan rasa marahnya dan berkata sambil tersenyum.

Nenek Chen berbalik memerintah Pengurus He, “Nanti malam ingat untuk memasakkan makan tengah malam yang enak untuk Nyonya Muda.”

“Baik, Nyonya.”

Setelah selesai makan, mereka semua mengobrol di ruang tamu seperti biasanya, Sally berada dalam pelukan Joshua dan menonton video dalam teleponnya, Juju hanya duduk sebentar dan langsung naik.

Vina memberikan teh yang telah dipersiapkannya untuk semua orang, ketika dia memberikannya kepada Sally, kakinya tiba-tiba tersandung, air teh yang panas langsung tertuang di betis Sally.

“Argh.....!” Vina panik, dia terus meminta maaf, “Maaf.....maafkan aku Nona Sally.......”

“Mengapa kamu begitu tidak berhati-hati.” Joshua menyalahkannya, dan bergegas melihat betis Sally.

Betisnya langsung memerah, Pengurus He bergegas masuk kedalam dapur dan menyiapkan kain dingin, “Tuan Joshua, cepat bantu Nona Sally untuk mendinginkan lukanya.”

“Mengapa kamu begitu kasar!” Nenek Chen juga menyalahkannya.

“Maaf, aku bukan sengaja.......” Vina terus meminta maaf, dia melirik Claudius dan lalu mundur.

Melihat Sally yang seolah tidak ada apa-apa, Claudius mulai merenung.

Joshua mengangkat kain di betis Sally, dan melihat lukanya, dia mengangkat kepalanya dan menatapi Sally, “Apakah kamu tidak sakit? Ini sudah seperti begini.”

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu