Istri ke-7 - Bab 144 Tidak ada hak untuk menolak (2)

Terkejut sampai seperti itu, kemudian menangis begitu keras, Josephine merasa seluruh tubuhnya kehilangan tenaga, bahkan dia tidak tahu dia dibawa pulang ke apartemen oleh Claudius.

Apartemen itu terletak di samping sungai, mereka berdua sudah basah kuyup, Claudius takut Josephine sakit, jadi dia pun mencari tempat yang dekat untuk mandi.

Setelah pulang ke apartemen, Claudius langsung menarik Josephine masuk ke kamar mandi, mengisi bak mandi dengan air panas, kemudian mulai melepaskan pakaian Josephine yang basah.

Josephine menyadari apa yang ingin dilakukan Claudius, dia pun segera menarik pakaiannya dan berkata: "Aku lepaskan sendiri saja."

Mungkin karena dia tidak bertenaga, tangannya meraih resleting di punggungnya, namun bagaimanapun tidak berhasil membuka resleting, Claudius melihat Josephine tidak bisa menarik resleting, dia pun bergerak membantunya, dan sekaligus membantunya melepaskan kaitan pakaian dalam.

Pakaiannya jatuh dari tubuhnya, Josephine merasa malu dan panik masuk ke dalam bak mandi untuk menghindari Claudius, dia memeluk tubuhnya sendiri, menguburkan kepalanya di antara lututnya menunggu Claudius keluar dari kamar mandi, setelah menunggu sekian lama dan tidak mendengar ada gerakan, dia pun mendongak, melihat Claudius juga sudah melepas pakaiannya dan hanya memakai celana dalam.

Tidak menanti Josephine berteriak terkejut, Claudius sudah melangkah masuk ke bak mandi dan duduk di depan Josephine.

Melihat mulut Josephine yang ternganga, Claudius sama sekali tidak merasa ada yang aneh, ekspresinya tenang, berkata: "Disini hanya ada satu bak mandi, aku lebih takut sakit daripada kamu, untuk apa kamu kaget?"

"Kamu tadi tidak bilang, aku boleh mengalah untukmu." Josephine menggumam dan memeluk erat tubuhnya.

"Aku disini menunggy juga tidak melihat kamu bermaksud mengalah." Tubuh Claudius mendekati Josephine, mengurangi jarak diantara mereka: "Ini bukannya berarti kamu sama sekali tidak perhatian kepadaku?"

Josephine tidak bersuara, dia tadi berada dalam keadaan setengah sadar, sama sekali tidak memikirkan masalah ini.

Claudius melihat tubuh Josephine di bawah air, ototnya sedikit menegang, supaya bagian bawahnya tidak semakin membesar, dia mengambil shower ball dari lemari dan melemparnya ke Josephine: "Sini bantu aku gosok punggung."

Kemudian, Claudius membelakangi Josephine.

Bak mandi ini berukuran besar, mereka berdua berendam bersama masih terasa luas.

Meskipun Josephine ingin cepat memakai baju dan melarikan diri, tapi Claudius sudah membuka mulut meminta dia menggosok punggungnya, terlebih lagi sudah membalikkan badan, dia tidak mungkin menolak.

Josephine pun bergeser mendekati Claudius, kemudian mulai menggosok punggungnya.

Josephine tidak terlalu konsentrasi menggosok punggung, juga sudah lupa merasa malu, di dalam pikirannya hanya ada adegan di tepi sungai tadi, dua jasad yang ditutupi dengan kain putih.

Josephine menarik nafas dalam, menatapi Claudius yang membelakanginya: "Tuan muda, kamu tidak akan menyakiti Justin, kan? Justin begitu menyukaimu, begitu memujamu, bahkan tiap hari mengantarkan sarapan untukmu."

Claudius membuka matanya dengan perlahan, berpaling melihat Josephine, Josephine segera memasukkan tubuhnya ke dalam air.

"Ganti rencana menarik simpati?"

Josephine tidak bersuara, Claudius tiba-tiba mengulurkan tangan menariknya masuk ke pelukannya, satu tangannya menekan pinggang Josephine, satunya lagi mengangkat dagunya: "Aku sudah pernah memperingatimu, jangan menyebut nama 'Justin' di depanku."

Tubuh mereka berdua menempel begitu dekat, Josephine merasakan perubahan tubuh Claudius, mengingat hal yang terjadi di tangga dua hari lalu, dia sama sekali tidak ragu Claudius akan menginginkannya disini.

Untuk menghindari hal seperti ini terjadi, Josephine segera berkata: "Tubuhku terasa tidak enak, bolehkah kamu melepaskanku?"

"Tidak enak dimananya?" Claudius melihatnya, tangannya menyentuh luka di keningnya yang sudah kering: "Disini? Atau disini?" jarinya meluncur turun, berhenti di bekas gigitan di bahu Josephine.

Josephine menatapi wajah mengejek Claudius, tidak tahu harus berkata apa: "Melihat tubuhku yang penuh dengan luka yang kamu berikan, apakah kamu merasa sangat puas?"

"Sedikitpun tidak banyak." Claudius menggelengkan kepalanya, tatapannya kembali melihat tubuh Josephine: "di hari-hari berikutnya, aku akan membuat tidak ada bagian yang tidak terluka di tubuhmu."

Tubuh Josephine meringkuk karena kaget, kemudian dia memberontak dan melepaskan diri dari pelukan Claudius.

Claudius pun tidak menyusahkan dia, membiarkan dia mengambil handuk besar membungkus dirinya dan melarikan diri keluar dari kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, Josephine diam-diam menghela nafas lega, berpaling melihat ke arah kamar mandi, dia sendiri juga tidak menyangka Claudius akan melepaskannya, kalau biasanya, Claudius pasti sudah menindih tubuhnya dan menindasnya.

Mungkin hari ini dia capek, karena itu tidak ingin melakukannya.

Setelah keluar dari kamar mandi, Josephine baru sadar dia tidak punya baju untuk dipakai, di dalam lemari pakaiannya hanya ada pakaian Claudius, tidak ada satupun pakaian perempuan.

Tidak mungkin terus berbalut handuk seperti ini, kan? Josephine mencari sekian lama di dalam lemari pakaian, akhirnya ketemu sebuah kemeja putih dan memakainya, untungnya kemeja Claudius lumayan panjang, bisa menutupi bagian pahanya.

Selesai berpakaian, dia pun berjalan ke depan jendela besar, melihat ke luar dari jendela, di luar hujan masih sedang turun, permukaan sungai penuh dengan kegelapan, di dalam hatinya Josephine diam-diam berdoa, berharap Justin baik-baik saja.

Ketika Claudius keluar dari kamar mandi, dia melihat Josephine memakai bajunya dan berdiri di depan jendela, kedua tangan Josephine terus menarik bagian bawah baju. Tapi tidak peduli bagaimana dia menarik, kedua kaki panjang dan langsing itu tetap terlihat jelas.

Josephine merasa tidak nyaman dilihat oleh Claudius, dia pun berkata: "Aku tidak punya baju, jadi.....pinjami dulu aku semalam, besok setelah bajuku kering aku akan mengembalikannya."

Tatapan Claudius bergeser dari tubuh Josephine, sambil mengeringkan rambut sambil berjalan ke ruang tamu, tidak mempedulikan Josephine.

Josephine terdiam beberapa saat di dalam kamar, mendengar Claudius menelepon delivery, dia pun berlari keluar dan merebut ponsel dari tangan Claudius, kemudian berkata kepada petugas delivery: "Tolong sekalian kirimkan beberapa potong jahe, terima kasih."

Petugas delivery menyetujui dengan cepat, Josephine pun memberitahu alamat rumah dan mengembalikan ponsel ke Claudius.

Claudius menerima ponsel dan bertanya: "Jahe untuk apa?"

"Membuat kuah jahe, untuk mencegah flu." Josephine melihat Claudius melempar ponselnya ke sofa, di dalam hati diam-diam berpikir bagaimana cara meminjam ponselnya untuk menelepon.

Melihat Josephine terus menarik bagian bawah kemejanya, Claudius akhirnya tidak tahan dan mengingatkan Josephine: "Kalau ditarik lagi kemejaku akan berubah bentuk."

Kemudian, dia melanjutkan: "Dan lagi, malam ini aku tidak tertarik kepadamu, jangan terus berusaha mengundangku."

Josephine tidak bisa berkata-kata, Claudius berkata seperti itu seperti dia sengaja mengundangnya.

Tapi Claudius sudah berkata seperti itu, maka dia pun merasa lega, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mencuci baju mereka berdua.

Delivery sampai dengan cepat, Josephine memotong jahe menjadi selembaran tipis dan memasukkannya ke pot, kemudian berjalan keluar dan makan malam berhadapan dengan Claudius.

Claudius terlihat sangat sibuk, bahkan ketika sedang makan dia juga melihat dokumen, ketika makan mereka sama sekali tidak berbicara.

Selesai makan malam, Claudius langsung berbalik dan bekerja di depan komputer, Josephine mengambil semangkuk kuah jahe dan menaruhnya di sudut meja Claudius, berkata: "Ingat diminum selagi panas, efeknya berkurang kalau sudah dingin."

"Kamu sudah minum?" Claudius bertanya tanpa mengangkat kepalanya.

"Aku sekarang pergi minum."

Claudius tidak bersuara lagi, setelah sekian lama dia baru sadar Josephine belum pergi, dia pun mendongak dan melihatnya dengan ekspresi jelek: "Ada apa langsung bilang."

"Tidak ada apa-apa." Josephine melihat ekspresi Claudius, seketika langsung membuang keinginannya untuk meminjam ponsel Claudius.

"Kalau begitu....aku tidur duluan." Josephine menunjuk ke arah kamar, kemudian berbalik badan keluar dari kantor Claudius.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu