Istri ke-7 - Bab 124 Anak sudah meninggal (3)

Joshua melihat ekspresi Claudius berubah seketika, dia langsung bertanya: "Apa yang terjadi? Abang sepupu?"

Claudius sadar dari lamunannya, menghirup nafas panjang kemudian menggelengkan kepala: "Tidak ada apa-apa, pergilah."

Reaksi Claudius tidak berlebihan, dia juga tidak langsung pulang ke rumah, malah dengan perlahan-lahan merapikan dokumen di atas meja rapat dan berjalan kembali ke kantornya.

"Tuan muda Chen, anda tidak apa-apa, kan?" Merasakan kesedihan Claudius, Asisten Yan bertanya dengan khawatir: "Apakah.....terjadi sesuatu dengan si bayi?"

Tadi ketika telepon Claudius bunyi, Asisten Yan tanpa sengaja melihat layar telepon, jadi dia tahu kalau orang dari rumah keluarga Chen yang menghubungi Claudius, dan hal yang bisa membuat Claudius begitu sedih selain si bayi hanya ada Nyonya muda.

Claudius hanya mengangguk sedikit, kemudian melewati Asisten Yan dan berjalan menuju lift.

Asisten Yan membeku, dia tidak berani bertanya lagi, dia pun mengejar Claudius dan berkata: "Tuan muda Chen, lebih baik saya yang mengantar anda pulang."

"Tidak usah, keadaanku tidak sampai tidak bisa mengemudi." Claudius menolak tanpa melihat Asisten Yan.

Claudius menghentikan mobil di depan bangunan utama, pengurus He langsung menyambutnya dengan wajah sedih: "Tuan muda Chen, saya turut berduka cita."

"Bagaimana kondisi nenek?" Claudius sambil bertanya sambil berjalan masuk.

"Nenek tua Chen terlalu sedih, sedang berbaring di dalam kamar, Nyonya muda malah seperti sudah gila, menggendong si bayi tidak bersedia melepaskannya, siapapun tidak berhasil membujuknya." kata pengurus He.

Claudius berjalan ke atas dengan langkah cepat, masuk ke kamar bayi, dia melihat Shella menggendong si bayi duduk di lantai dan menangis meraung-raung.

Melihat Claudius masuk, Shella pun memanggilnya sambil terisak: "Tuan muda....." Kemudian air matanya semakin deras, menatapi Claudius dengan pandangan sedih.

Claudius menghentikan langkahnya, kemudian berjalan ke depannya dan jongkok, mengulurkan tangannya ke arah Shella: "Shella, dia sudah meninggal, berikan padaku, ayo."

Shella tanpa sadar mempererat pelukannya, menggelengkan kepala: "Tidak.....Siapapun jangan berpikir mau merebut anakku, siapapun."

"Jangan bodoh, anak ini sudah meninggalkan kita, kita seharusnya cepat menguburnya."

"Aku tidak mau.....Anak ini tidak mungkin mati, dia pasti belum mati....." Shella menarik tangan Claudius sambil menangis: "Tuan muda, ayo kita bawa dia berobat ke rumah sakit paling besar? Dia pasti akan hidup kembali seperti kemarin malam."

"Sudah tidak berguna." Claudius merasakan hidungnya panas, berkata sambil tersenyum pahit: "Shella, kamu seharusnya tahu, asalkan masih ada sedikit harapan aku sama sepertimu tidak akan menyerah, tapi Dokter Huang bilang anak ini sudah meninggal, maka dia sudah meninggal."

"Tidak, Tuan muda, coba kamu gendong dia, dia masih hangat, dia sama sekali belum meninggal." Shella menyerahkan si bayi ke depan Claudius, Claudius menerima si bayi dari pelukan Shella, melihat wajahnya yang ungu, dan juga tangan kecilnya yang tidak bergerak, akhirnya dia tidak bisa menahan air matanya.

Dia mengamati si bayi dengan teliti, seperti mau mengukir wajah bayi di ingatannya, selamanya tidak melupakannya.

Ini adalah anak pertamanya, mungkin bisa jadi anak terakhirnya, dia tidak rela anak ini pergi, tapi dia tidak punya kemampuan untuk menyelamatkannya. Pertama kalinya, dia merasa dirinya begitu tak berdaya.

Shella panik melihat keseriusan Claudius, dia segera mengulurkan tangan dan merebut anak itu, menyalahkan diri sendiri: "Sayang....ini semua salah ibu, ibu yang melukaimu, kalau bukan ibu yang bersikeras mau melahirkanmu, kamu tidak akan sesengsara ini.... Sayang, maafkan ibu....."

"Shella, jangan menangis lagi." Claudius menarik Shella ke pelukannya, menepuk bahunya dan menghiburnya: "Berikan si bayi padaku."

"Kamu mau membawanya kemana?" Shella bertanya.

"Mengantarnya ke tempat yang seharusnya dia tuju, meninggalkan rumah keluarga Chen, mungkin inilah keinginan anak ini."

Shella mendongak, berkata sambil menangis: "Aku ingin pergi denganmu, aku ingin mengantarnya secara pribadi."

"Jangan, kamu lebih baik istirahat di rumah." Claudius takut Shella tidak bisa menerimanya, tidak tega membawa Shella pergi bersamanya.

Shella tidak tahu kapan Sally akan pulang, anak ini harus diantar sebelum Sally pulang, jadi dia tidak lanjut berakting, dan membiarkan Claudius menggendong si bayi keluar rumah.

*****

Karena mereka terlalu cepat ke bioskop, Sally dan Joshua duduk di kursi istirahat sambil minum milk tea dan makan popcorn, Sally tiba-tiba mendongak melihat Joshua: "Kenapa kelopak mataku dari masuk kesini melompat terus, jangan-jangan akan terjadi sesuatu?"

"Disini bisa terjadi apa?" Joshua tertawa.

"Kebakaran? Gempa? Atau mobilmu dicuri?"

"Ngomong sembarangan, bisa-bisanya kamu lulus dari fakultas kedokteran." Joshua berdiri dari kursi, mengangkat tangannya dan melihat waktu di jam tangannya: "Ayo, filmnya sudah mau mulai."

"Hei, aku ngomong beneran, kalau tidak kita....."

"Aku juga beneran, film sudah mau mulai." Joshua menarik Sally berdiri dari kursi, kemudian berjalan ke arah pemeriksaan tiket.

Film berdurasi 2 jam, ketika selesai sudah jam 10 lebih.

Mereka berdua turun sampai ke parkiran basement, Joshua menekan tombol buka pintu, mendengar suara mobil dia pun tertawa: "Lihat, tidak ada gempa dan kebakaran, mobil juga tidak dicuri."

Sally tertawa berseri dan naik ke kursi penumpang, memakai sabuk pengaman: "Aku harap benar-benar tidak terjadi apa-apa."

"Pasti tidak ada, percayalah padaku." Joshua tertawa berseri dan memundurkan mobilnya, kemudian mengemudi menuju pintu keluar.

Di perjalanan pulang, Sally tiba-tiba berpaling melihat Joshua, berkata: "Joshua, aku tanya kamu, kamu merasa tidak bahwa kakak ipar berbeda dengan dulu?"

"Mmm, memang sedikit berbeda, mungkin karena sudah jadi ibu."

"Kamu juga merasa berbeda? Mananya berbeda?" Sally bertanya lagi.

"Sedikit lebih gemuk, tapi dengar-dengar perempuan yang baru melahirkan memang bisa gemukan." Joshua tiba-tiba tersenyim dan berpaling ke arah Sally: "Di masa depan kamu juga bisa gemuk, hati-hati tidak bisa kurus kembali."

Sally tidak ada suasana hati bercanda dengan Joshua, dia pun lanjut bertanya: "Selain gemukan, apakah masih ada yang berbeda? Misalnya......bagian karakteristik."

"Sayangku, aku seharian hanya melihatnya saat sarapan dan makan malam, juga sebulan setelah dia melahirkan dan ketika aku tidak lembur. Bahkan tidak pernah berbicara selain bersapaan, kamu rasa aku bisa menemukan apa?" Joshua memutar bola matanya, kemudian, dia lagi-lagi berkata: "Tapi ada sesuatu, dia yang dulu lebih terserah, masih bisa bercanda denganku, dia yang sekarang lebih......dingin."

Joshua berpaling ke arah Sally, kemudian tertawa bodoh: "Mungkin karena sudah jadi ibu, karakternya juga jadi lebih dewasa."

Sally melihat Joshua dan tersenyum: "Kamu benar merasa seperti itu?"

"Iya." Joshua berkata dengan bingung: "Kamu kenapa tiba-tiba menanyakan tentang dia?"

"Tidak apa-apa, hanya bertanya sembarangan." Sally tertawa, kemudian memalingkan kepalanya ke arah jendela.

Mobil mereka baru saja masuk ke rumah, mereka berdua pun merasa suasana yang berbeda, Joshua menghentikan mobil dan tanpa sadar bertanya: "Apa yang terjadi?"

"Tidak tahu, kita turun dulu." Sally dengan tidak sabar turun dari mobil.

Meskipun keluarga Chen tidak berencana mengadakan upacara pemakaman besar-besaran, tapi mereka tetap menggantung kain hitam putih di pintu depan.

Sally masuk ke dalam rumah, dia langsung menarik Vina yang berjalan keluar dan bertanya: "Apa yang terjadi?"

Di dalam hati Sally muncul firasat buruk, sebenarnya dia sudah bisa menebak sebagian, tapi dia tetap tidak tahan ingin bertanya.

Vina melihat Sally dan berkata: "Nona Lin, si bayi sudah meninggal."

Otak Sally langsung kosong, dengan refleks bertanya: "Siang ini masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba meninggal?"

"Tidak tahu." Vina menggelengkan kepala.

Joshua menarik Sally: "Ayo, kita lihat ke atas."

Mereka berdua naik ke kamar bayi bersama, kamar bayi yang besar sudah dibersihkan dan dikosongkan, Sally pun berbalik dan berjalan ke kamar Shella.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu