Istri ke-7 - Bab 70 Berlibur Bersama (2)

Claudius tidak membantunya kali ini, tangannya dilipatnya di depan dadanya dan dia bersandar di atas wastafel, di wajahnya muncul senyuman yang tidak bermaksud baik.

Josephine melihatnya pasrah, pria ini... apa dia tidak dingin dari tadi telanjang dada begitu?

Susah payah melepaskan kancing tali pinggang itu, Josephine menutup matanya dan dengan cepat dia melepaskan celananya, dia sama sekali tidak berani melihat bagian bawahnya, lalu dia berbalik badan dan menunjuk ke bak mandi: "Masuklah."

Claudius menghentikan senyumannya, melangkah dan berjalan menuju bak mandi, lalu, sekujur tubuhnya dia rendamkan ke dalam air yang hangat itu, seketika rasa capeknya hilang, dia menutup matanya, menikmati rasa nyaman ini.

"Kamu tidak mau masuk juga?" Tiba-tiba dia bertanya.

Tidak mendapat jawaban, dia membuka matanya dan melihat ke sekitar, tidak ada Josephine disana.

Karena Josephine takut Claudius tidak bisa menahan dirinya dan memaksanya masuk juga ke dalam bak mandi, makanya dia langsung lari keluar secara diam-diam.

Tapi setelah lari dari kamar mandi? Apakah dia bisa lari dari kamar ini?

Malam ini sepertinya dia tidak bisa lari dari cengkeramannya lagi, dia harus bagaimana?

Josephine berjalan mondar-mandir memikirkan cara, tapi dia tidak bisa memikirkan alasan apapun, malah terdengar suara air yang sudah dimatikan dari dalam kamar mandi.

Dari atas pintu kamar mandi dia tahu Claudius sudah bersiap-siap untuk berjalan keluar, dia langsung berjalan cepat menuju ke samping ranjang, menendang selimut itu dan masuk ke dalamnya, lalu pura-pura tidur.

Selain pura-pura tidur, tidak ada cara lain lagi yang terpikirkan olehnya.

Telinganya siap siaga, dia mendengar Claudius membuka pintu kamar mandi dan keluar, berhenti sebentar di depan kamar mandi dan berjalan menuju ranjang.

Dia takut sekali, lalu mencium wangi sabun mendekatinya, Claudius memeluknya dari belakang, bibirnya mulai mencium dan membasahi lehernya.

Gerakannya yang cepat seperti ini, membuat api harapan terakhir Josephine padam, sepertinya malam ini dia tidak bisa lagi menghindarinya, dia hanya berharap gerakannya bisa lebih pelan!

Badan Josephine yang juga wangi setelah mandi, bercampur dengan aroma badannya yang khas, sangat mudah memicu rasa gegabahnya.

Sebenarnya dia hanya kecapekan, ingin memeluk seseorang dan tidur, tapi setelah melihatnya dia malah tidak bisa melepaskannya.

Claudius membalikkan badan Josephine, bibirnya menciuminya hingga ke dadanya, telapak tangannya sudah tidak sabar ingin melepaskan baju tidurnya.

Handuk yang ada di pinggangnya pun sudah terlepas, bersentuhan dengan tubuhnya yang sudah telanjang itu, tubuh Josephine pun mulai muncul nafsu terhadapnya.

Tapi akalnya masih memenangi nafsunya, dia sengaja membengkokkan badannya dan mengeluarkan suara kesakitan.

Claudius melihatnya kesakitan dan melihatnya: "Kenapa?"

"Sakit perut." Dia berkata kesakitan.

Claudius menatapinya, menembus mata Josephine dan langsung tahu kalau itu bohong, Josephine tidak bisa menghindarinya.

"Benaran?" Dia tersenyum sinis.

"Benar, kamu bisa lebih pelan?" Dengan nada memohon dia bertanya.

Sekarang dia tidak bisa menolak Claudius, dia hanya bisa memohonnya agar lebih pelan, jangan sampai menekan bayinya.

"Pelan?" Claudius tidak percaya: "Maksudmu biasanya aku kasar?"

"Kadang-kadang... sangat kasar." Josephine tidak sungkan-sungkan menjawabnya.

Claudius tidak memungkiri hal ini, tapi kalau bukan karena dia membuatnya marah, bagaimana mungkin dia kasar terhadapnya?

Dia menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya, lalu menuju ke telinganya dan berbisik kepadanya: "Asalkan kamu turut kepadaku, aku akan pelan."

Josephine merasa tubuhnya semakin geli dan tanpa disadarinya kedua tangannya telah memeluk tubuhnya dan berbisik kepadanya: "Iya aku akan turut..."

Walaupun dia tahu Josephine hanya pura-pura sakit perut, tapi Claudius tetap saja mengurangi tenaganya, dari awal sampai akhir dia bersikap lembut.

Sampai akhirnya dia keluar dari tubuhnya, Josephine baru tersadar, melepaskan diri dari pelukannya, dia menutup matanya, merasakan perutnya, sepertinya sama sekali tidak ada rasa sakit, saat ini dia menghela nafasnya.

Dia berbalik badan, menatapi Claudius yang sudah kelelahan dan hampir tertidur.

Dulu, setiap kali selesai dia pasti langsung berdiri dan kembali ke kamarnya sendiri, hari ini sepertinya dia tidak seperti itu, sepertinya dia tidak bermaksud untuk pergi.

Dia terduduk, menarik selimutnya dan menutupi Claudius, melihatnya, dia tidak bisa menahan untuk membayangkan kembali kelembutannya tadi.

Josephine mencoba menghapus pikirannya itu, dalam hatinya berpikir, Josephine kamu bodoh sekali, setelah lukamu sembuh malah lupa akan sakitmu dulu, sedikit kebaikan yang begini saja membuatmu membayangkan akan kehidupan yang bahagia.

Siapa pria yang ada dihadapanmu ini? Dia seorang makhluk aneh yang dingin dan tidak berperasaan, memberimu satu buah manis tapi setelahnya akan memukulmu dua kali.

******

Keesokan harinya, Josephine melihat Claudius masih tidur.

Dulu saat tidur bersama, setelah Josephine bangun dia pasti sudah tidak ada lagi di kamar, hari ini juga bukan akhir pekan, dia malah masih tidur.

Sepertinya dia benar-benar capek, makanya langsung menginginkannya dan tertidur, dan sekali ketiduran hingga sekarang.

Agar tidak membangunkannya, Josephine berhati-hati menggeserkan lengannya yang memeluk pinggangnya itu, baru saja ingin keluar dari selimut, dia langsung dipeluknya kembali.

Josephine menghela nafasnya, badannya yang hangat kembali menyentuhnya.

Saat ini tubuh keduanya masih menempel bersama, dan tangan Claudius juga dengan santainya bergeser ke dadanya.

Untuk mencegahnya melakukannya yang kedua kali, dia dengan berhati-hati berkata: "Tuan, sudah jam delapan, kamu tidak kerja?"

Tidak disangka cara ini langsung berhasil, Claudius mengambil hp yang ada di meja tidurnya itu dan melihat sebentar, lalu menaruhnya kembali ke meja, melepaskan tangan yang ada di tubuh Josephine dan terduduk.

Claudius yang baru saja terbangun itu masih terlihat mengantuk, dia melihat kesamping dan berpikir kenapa dia bisa tertidur di kamarnya.

Josephine melihatnya, dia malu, lalu dia menarik selimut itu dan menutupnya erat.

Claudius turun dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi.

Setelah pintu kamar mandi tertutup, Josephine baru turun dari ranjang dan memakai kembali baju tidurnya.

Dia membalikkan badannya dan mendengar bunyi hp dua kali, itu hp Claudius, di layar hp itu muncul notfikasi dari sebuah app game.

Claudius ternyata masih belum menghapus game ini? Dan masih online, apakah dia sedang mengumpulkan poin dengan bermain secara AFK?

Dengan rasa penasaran, Josephine membuka layar hp, setelah menekan ke server dia melihat Claudius ternyata benar sedang bermain secara AFK.

Dia mengira dia tidak akan pernah log ini lagi? Tidak disangka...

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu