Istri ke-7 - Bab 180 Dimanakah Dia?

“Tidak, Kakak Ipar, kamu jangan datang.” Chelsea berkata dengan serius, “Menurutku kakak pasti tidak ingin bertemu denganmu sekarang, lagipula nenek juga tidak akan membiarkanmu bertemu dengan kakak, jadi......sebaiknya kamu jangan datang untuk membuat mereka semakin marah. Jika ada kabar terbaru, aku akan segera memberitahumu.”

Senyuman di wajah Josephine terpaku, memang benar kata Chelsea, Claudius bisa seperti saat ini karena salah paham terhadap dirinya, jika dia bertemu dengan dirinya dia pasti akan marah, jika marah mungkin saja sakitnya akan bertambah parah.

Dan Nenek Chen sudah membawa Juju Zhu keluar, sepertinya dia sudah memutuskan untuk memaksa Claudius bercerai dengannya, disaat seperti ini, Nenek Chen pasti tidak akan mengizinkan Josephine bertemu dengan Claudius.

Chelsea tercengang sejenak lalu berkata, “Kakak ipar, aku rasa hal ini kamu tunggu kakak sehat dulu baru diselesaikan olehnya.”

“Baik.” Josephine memohon kepadanya, “Chelsea, jika ada kabar terbaru, jangan lupa untuk memberitahuku, ok? Kumohon kepadamu.”

“Aku akan memberitahumu, kakak ipar.” Janji Chelsea.

Panggilan diakhiri, Josephine terdiam di ruang makan, hatinya senang bercampur sedih.

Claudius akhirnya bangun, dia tentu saja senang, namun saat ini dia tidak bisa menemaninya tidak bisa melihatnya.

“Ada apa? Mereka tidak menginginkanmu pergi?” Susi mengetuk meja menggunakan sumpitnya, “Jika mereka tidak menginginkannya maka lanjutlah makan.”

Josephine menghirup nafasnya dalam-dalam, wajahnya sudah dipenuhi dengan senyuman ketika kembali duduk diatas kursi, “Tidak apa-apa, asalkan Claudius bisa bangun, aku sudah puas.”

“Duh, lihat senyumanmu ini.” Mendengar bahwa Claudius bangun, Susi akhirnya berani meledeknya, dan mulai mengeluh, “Lihat kamu ini, orang lain sudah tidak menginginkanmu, dan kamu masih menangis dan tersenyum untuknya sama seperti orang gila, apakah kamu malu?”

“Memang kali ini aku bodoh dan dijebak oleh orang lain, makanya Claudius salah paham terhadapku.” Didalam kondisi dimana bukti-bukti lengkap, dia tidak berharap Claudius bisa mempercayai perkataannya.

Susi merenung sejenak, dia tiba-tiba berkata, “Aku tiba-tiba terpikiran, bagaimana jika kali ini Tuan Claudius putus asa terhadapmu, dan memutuskan untuk bercerai denganmu, apa yang harus kamu lakuakan?”

Josephine juga pernah memikirkan masalah ini, namun dia tidak berani terus memikirkannya. Dirinya saat ini terdiam, apa yang harus dilakukannya? Dia sendiri juga tidak mengetahuinya!

******

Mendengar kabar bahwa Claudius bangun, semua orang senang, terlebih Nenek Chen langsung bergegas berangkat dari rumah menuju rumah sakit.

Claudius di antarkan ke ruang pasien VIP, Dokter Zhang meminta untuk mengawasinya selama satu jam, setelah tidak ada reaksi lain, barulah dia membiarkan semua orang menjenguknya.

Satu jam kemudian, Dokter akhirnya lega, dia berkata kepada mereka bahwa selain tubuh Claudius masih sedikit lemas karena baru bangun, sisanya semua tanda vitalnya normal.

“Nenek akhirnya tidak perlu khawatir lagi, Kakak akhirnya bangun.” Kata Sally sambil tersenyum. Malam ini kebetulan dia ronde malam, mendengar bahwa Claudius bangun, dia bergegas datang menhampirinya.

Nenek Chen menganggukkan kepalanya, “Iya, akhirnya bangun, akhirnya tidak perlu khawatir lagi.”

Rombongan memasuki ruang pasien Claudius, Claudius tengah terbaring dan menutup matanya, tangannya masih mengenakan infus.

Nenek Chen memanggilnya sambil tersenyum, “Claudius, apakah kamu baik-baik saja?”

Claudius mengerakkan bulu matanya dan membuka kedua matanya perlahan.

“Kakak benar-benar sudah bangun.” Kata Chelsea dengan senang.

“Tentu saja benar, apakah dokter masih bisa salah?” Kata Sally dengan senang.

Chelsea mengeluh, “Kakak, kamu membuat kami semua khawatir.”

“Claudius, lain kali jangan minum arak sebanyak itu lagi.” Kata Juju Zhu dengan suara lembut di ujung kasur.

Claudius melirik satu per satu wajah yang tersenyum disekelilingnya, diwajahnya tidak ada kesenangan karena terlepas dari kematian, melainkan bertanya, “Dimanakah dia?”

Meskipun dia jarang menonton film, namun dia juga pernah melihat adegan tokoh utama wanita menangis di dalam pelukan tokoh utama pria yang terlepas dari kematian, sekarang dia tidak menginginkan Josephine menangis di pelukannya, namun bukannya setidaknya dia datang untuk menjenguknya?

“Siapa?” Nenek Chen sengaja berpura-pura tidak tahu.

“Apakah Kakak ipar yang kamu maksud?” tanya Sally sambil tersenyum, “Mungkin dia sedang dalam perjalanan kemari, kakak jangan khawatir dulu.”

Semua orang sudah tiba, dia masih berada dijalan?

Claudius berkata, “Suruh dia tidak perlu datang.”

“Tenang saja, dia memang tidak datang.” Nenek Chen melanjutkan, “Didalam hati wanita itu sepertinya hanya ada kedudukan di keluarga Chen, dan tidak menganggap kamu lelaki aneh yang mempunyai penyakit aneh namun tidak menjaga dirimu sendiri dengan baik, mungkin saja dia menginginkan dirimu cepat mati.”

“Nenek, mengapa kamu mengatakan Nyonya Muda seperti itu?” Juju Zhu mengingatkan, “Nyonya Muda pasti sangatlah mengkhawatirkan Tuan Claudius, hanya saja untuk sementara belum bisa sampai disini.”

“Iya, tadi aku meneleponnya, Kakak Ipar awalnya akan kemari, tapi aku takut kakak marah ketika melihatnya, jadi aku menyuruhnya jangan datang.” Kata Chelsea.

Nenek Chen mencibir, “Sudahlah, kalian tidak perlu membantunya. Seharusnya Claudius lebih mengenalnya dibanding kita semua.”

Tidak ada yang berani berkata didalam kamar, setelah sunyi sejenak, Claudius berkata, “Kalian semua pulang dulu, aku ingin tenang dulu sendirian.”

“Benar, saat ini Kakak tidak boleh terlalu letih.” Sally menambahkan, “Jika sudah mengetahui bahwa Kakak sudah selamat, maka kita semua bisa tenang dan mengerjakan kesibukan kita sendiri, Joshua, kamu antar Chelsea dan Nenek pulang dulu saja.”

“Baik, kalau begitu aku pulang dulu.” Melihat Claudius yang masih pucat, Nenek Chen berkata, “Istirahatlah, Claudius, jangan menakuti nenek lagi, nenek sudah tua dan tidak kuat ditakuti terus, mengerti?”

“Tenang saja nenek, tidak akan ada lain kali lagi.” Kata Claudius.

“Kamu mengatakannya seperti itu setiap kali, namun kamu selalu lupa, kamu benar-benar harus mencari wanita yang benar-benar perhatian dan mencintaimu untuk mengaturmu.”

Mendengar perkataannya, wajah Claudius berubah.

“Kenapa? Kamu tidak ingin dengar?”

“Tidak, aku mendengarkannya.” Claudius mendesak, “Kalian cepat pergi, jika kalian masih disini lagi, aku akan kambuh lagi.”

Nenek Chen mengertak seolah tidak senang, dan berbalik badan meninggalkan ruang pasien.

Meskipun terlihat tidak senang, sebenarnya dalam hatinya, dia sangatlah senang, cucu kesayangannya akhirnya bangun dan bisa beradu mulut dengannya lagi.

******

Didalam ruang pasien kembali sunyi, Claudius merapatkan kedua matanya, tidak tahu benar-benar mengantuk atau karena......

Sejenak kemudian Juju Zhu memanggilnya dengan hati-hati, “Claudius, apakah kamu baik-baik saja?”

Claudius membuka kedua matanya, ketika melihatnya wajahnya terlihat sedikit kaget, “Mengapa kamu masih belum pulang?”

JujuZhu tersenyum dan memberikan air kehadapannya, “Jika aku pergi, maka tidak ada orang yang bisa menuangkan air untukmu, siapa yang bisa tenang?”

Claudius melirik gelas ditangannya, dia menerima gelasnya dan berkata, “Aku sudah tidak apa-apa lagi, aku bisa menuangkannya sendiri.”

“Walaupun begitu juga tetap harus ada yang menjagamu.” Juju Zhu menasehati, “Tenang saja, aku sudah memberitahu petugas medis di pos perawat, jika melihat Josephine datang, aku akan segera pergi dan tidak membuatnya salah paham.”

“Aku tidak mengkhawatirkannya akan salah paham.” Claudius mengangkat gelas dan meminum air didalamnya, dan meletakkan gelas kembali ke meja dan menatapi Juju Zhu sambil berkata, “Aku hanya merasa tidak enak jika ada orang yang berada disampingku.”

“Termasuk aku?”

“Selain Josephine.” Memang benar, selain dia, karena dengan adanya dia, Claudius bisa bercanda dengannya karena bosan, atau menciuminya, memeluknya atau mengerjainya. Yang dibutuhkan olehnya hanyalah orang yang bisa menemaninya yang bisa membuatnya merasa tenang.

“Claudius, aku akan sangat sedih jika mendengar kamu berkata seperti ini.” Kata Juju Zhu dengan nada bercanda.

“Kamu kebanyakan mikir.” Claudius tersenyum, “Maksudku sekarang aku ingin ke toilet, apakah kamu bisa membantuku?”

Muka Juju Zhu langsung memerah, sebenarnya dia ingin mengatakan bisa, namun dia tidak boleh mengatakannya.

“Benar juga.” Juju Zhu tersenyum dan berkata, “Sebenarnya aku menuruti perintah Nenek untuk menemanimu, bagaimanapun juga Chelsea kurang cocok jika berada disini, Joshua juga harus mengurusi masalah kantor untukmu, jadi akulah yang paling cocok untuk menjagamu.”

“Bukankah kamu juga harus bekerja?”

“Aku sudah izin.” Kata Juju Zhu, “Nanti ketika Josephine datang, aku akan segera pergi.”

Claudius menganggukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Juju Zhu tidak ingin membuatnya merasa tidak enak, dia juga sangat mengerti bahwa tidak ada gunanya jika terburu-buru, dia lalu mengambil sebuah makalah diatas meja dan mulai membacanya diatas sofa dengan tenang, untuk mencegah suasana terlalu canggung, dia terus membagikan hal lucu yang dia dapati didalam makalah kepada Claudius.

Awalnya Claudius masih menjawabnya, namun lama kelamaan dia terdiam, Juju Zhu menatapinya dan menyadari bahwa Claudius sedang bermain telepon, dan bermain dengan layar landscape.

Zhu berjalan mendekatinya karena kaget dan melirik teleponnya, “Claudius, apakah kamu sedang main games?”

Melihat layar games di teleponnya, rasa kagetnya semakin berlebihan, Claudius main game? Mana mungkin!

Ini sama sekali tidak sesuai dengan kedudukannya dan hobinya.

“Aku hanya asal memainkannya saja.” Claudius mencari alasan untuk menjawabnya.

“Kapan kamu mempunyai hobi seperti ini? Ini tidak seperti sifatmu.”

“Aku jarang main.” Claudius mengangkat kepala dan tersenyum lalu kembali menundukkan kepalanya.

Meskipun mukanya tersenyum, namun raut wajahnya tetap terlihat kurang mengenakkan.

Juju Zhu yang tidak mengerti apa yang terjadi bertanya, “Claudius, kamu terlihat tidak enak, ada apa denganmu?”

Claudius meredakan ekspresi diwajahnya, dan mengelengkan kepalanya, “Aku tidak apa-apa.”

Dia menundukkan kepalanya menatapi ID yang berwarna warni itu, itu adalah ID Josephine, saat ini dia sedang main games? Dan sedang main bersama dengan mantan suaminya?

Claudius marah besar hingga ingin melukai dirinya sendiri lagi, namun kali ini dia mencegat dirinya dan menatapi mereka bermain dengan tenang.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu