Istri ke-7 - Bab 98 Kabur Dari Rumah (1)

Tidurnya Josephine kali ini sangatlah nyenyak, ketika bangun, hari sudah beranjak sore.

Dia membuka matanya perlahan, dan melihat Chelsea sedang berdiri didepan tempat tidurnya.

“Kakak ipar, akhirnya kamu bangun.” Chelsea bertanya, “Apakah kamu mau minum air?”

“Tidak perlu, terima kasih.” Josephine mengelengkan kepalanya, dia tersenyum kearah Chelsea, “Tadi aku melakukan sebuah mimpi buruk, aku bermimpi laporan pemeriksaan telah keluar dan dokter mengatakan bahwa anakku bermasalah.”

Dia lalu tertawa, “Mana mungkin bermasalah, benar-benar!” bersamaan dengan perkataannya, air matanya mengalir.

Dia sudah tidak bisa membedakan mana mimpi dan mana kenyataan, meskipun dalam mimpi, dia tidak mengizinkan anaknya bermasalah. Tangannya mengelus perutnya, untung saja, masih baik-baik saja!

“Kakak ipar, kamu jangan seperti begini.” Chelsea menarik tangannya yang sedang mengelus perutnya, dan menatapinya, “Hasil ultrasonograph menyatakan bahwa terdapat banyak struktur tambahan pada leher bayi, pada dasarnya dapat dipastikan bahwa anak ini bermasalah.”

“Tidak....” Josephine mengelengkan kepalanya, “Tidak mungkin, aku tidak percaya!”

“Ini benar.” Chelsea menganggukkan kepalanya.

“Aku tidak mempercayainya....” semakin banyak air mata mengalir dari mata Josephine.

“Kakak ipar, kamu jangan sedih dulu, kamu masih muda, kamu masih punya banyak kesempatan nanti.”

“Apa yang kamu bicarakan? Nanti? Anakku ini saja masih belum lahir!” Josephine meneriaki Chelsea dengan marah.

Chelsea tidak tahu bagaimana cara menasehatinya karena melihat Josephine begitu marahnya.

“Nona Besar Bai, bukankah kita sudah sepakat untuk menaati janji?” Claudius berjalan dari ujung tempat tidur dan berhenti didepan Josephine, dia lalu melemparkan hasil pemeriksaan kepada Josephine, diikuti dengan sebuah surat persetujuan operasi, “Aku sudah menandatangani surat persetujuan, kapan saja bisa dimulai.”

Josephine bangkit dari tempat tidur dengan susah payah, Chelsea bergegas mengambil bantal untuk disandarkan dipunggungnya.

Josephine menghapus air matanya dan melihat laporan pemeriksaan, diatas sana tertulis dengan jelas mengenai masalah-masalah pada anaknya, lalu dia mengambil surat persetujuan operasi dan melihat adanya tanda tangan Claudius diatas sana.

Ketika melihat tanda tangan Claudius diatas surat persetujuan itu, tangan Josephine yang memegang dokumen dikepalkan hingga tangannya gemetaran.

Melihat tangannya yang gemetaran, Claudius sengaja menjauh dari tatapan Josephine dan mengabaikan penderitaan Josephine, dia berkata dengan tenang, “Surat persetujuan ini diberikan oleh nenek kepadaku, dengan kata lain, satu-satunya orang yang mendukungmu sudah tiada, ada apa? Kamu masih tidak ikhlas?”

Josephine menghirup nafasnya dalam-dalam lalu menatapi Claudius sambil berkata, “Claudius, apakah kamu tidak sakit hati sedikitpun?”

Josephine merasa rasa sakit hati itu sudah hampir membuat dirinya sesak nafas, mengapa Claudius masih bisa tenang seperti itu, seakan-akan anak ini adalah hasil perzinahannya dengan orang lain, dan tidak berhubungan dengannya.

Claudius menatapi tatapan Josephine dan berkata, “Bukankah ini sesuai dugaan?”

Dia terhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Aku tidak perlu menebak saja sudah mengetahui bahwa anak ini bermasalah, maka dari itu aku terus mengingatkanmu untuk tidak berpikir aneh-aneh terhadap anak ini, namun kamu tidak mendengarkannya, jadi sekarang kamu sudah tahu bagaimana akibatnya, awalnya kamu merasa sangatlah kejam untuk membunuh seorang anak yang belum dilahirkan, dan kamu terus menunggu hingga sekarang, apakah sekarang tidaklah kejam? Menurutku ini lebih kejam dari sebelumnya.”

Bagaimana mungkin dia bisa tidak sedih sedikitpun? Tidak ada rasa sakit, ini adalah anak kandungnya sendiri, tapi apa gunanya sakit hati? Dia tidak mungkin menangis seperti Josephine.

Yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah menyimpan rasa sedihnya dan berlagak seperti tidak peduli untuk memaksa Josephine mengugurkan anak itu, untuk menghindari anak itu tersiksa seperti dirinya seumur hidup.

Josephine kembali menghapus air matanya lagi, lalu dia kembali memeriksa laporan itu lagi dengan teliti, lalu dia menarik tangan Chelsea sambil berkata, “Chelsea, bisakah kamu membooking untukku? Aku ingin melakukan color doppler ultrasound sekali lagi.”

Chelsea melirik Claudius lalu berkata kepada Josephine, “Kakak ipar, kalau kamu ingin memeriksanya lagi, kakak bisa membooking tempat untukmu, tapi apakah perlu?”

“Perlu.” Josephine mengangkat kepalanya dan menatapi Claudius, “Tuan Muda, tolonglah bantu aku kali ini, jika tidak aku tidak akan ikhlas.”

“Jika membantumu sekali lagi bisa membuatmu menerimanya, aku akan membantumu, aku bisa mengatur kamu pergi memeriksanya sekarang, dan mendapatkan hasil dalam waktu paling singkat.” Seusai berkata, Claudius menelepon.

Claudius langsung membereskan semua masalahnya, dan Josephine juga melakukan pemeriksaan lagi.

Setelah itu adalah penantian yang panjang, penantian hasil.

Ketika dia mendapatkan hasilnya dengan data yang nyaris sama persis, akhirnya Josephine putus asa.

Hanya saja kali ini dia terlihat tenang, bahkan air matanya saja tidak mengalir.

Melihat Josephine yang seperti kehilangan jiwanya, Claudius tidak tega untuk memaksanya menandatangani surat persetujuan operasi, dia duduk didepan Claudius dan berkata, “Perusahaan Chen yang sebesar ini tidak bagus jika tidak mempunyai penerus, tapi kita membutuhkan seorang penerus yang sehat.”

Josephine mengangkat kepalanya, dan menatapi Claudius, “Tadi dokter juga bilang, anak ini bukan 100% bermasalah, maksud dia adalah mungkin saja anak ini tidak bermasalah kan?”

Claudius menatapinya, “Itu hanyalah nasihat dari dokter saja.”

“Tidak, dokter bilang aku masih bisa melakukan amniocentesis, itulah yang benar-benar menentukan apakah anak ini bermasalah atau tidak.” Josephine tiba-tiba memegang tangannya dan memohon, “Berikanlah aku satu kali kesempatan lagi, aku tidak ingin mengugurkannya begitu saja.”

Claudius merenung sejenak lalu menjawab, “Baik.”

Dalam benaknya, dia juga berharap anak ini tidak apa-apa. Dia juga ingin memberikan dirinya satu kali kesempatan lagi.

Claudius mencari dokter, ketika dokter mendengar bahwa Josephine ingin melakukan amniocentesis, dokter terdiam sejenak lalu berkata, “Tuan Muda, maafkan kejujuranku, aku rasa tidak perlu untuk melakukan ini. Masalah bayi ini sangatlah banyak, detak jantung dan lainnya juga tidak seaktif bayi pada normalnya, ini jelas-jelas sangatlah bermasalah.”

Claudius terdiam, lalu dia berkata, “Bantu dia lakukan pemeriksaan.”

“Jika ini maksud dari Tuan Muda, aku akan melaksanakannya.” Kata dokter.

Setelah keluar dari kantor dokter, dan kembali ke ruang pasien, dia tidak menemukan siapa-siapa didalam kamar pasien.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu