Istri ke-7 - Bab 177 Kambuh (3)

Claudius menoleh dan melontarkan sepatah kalimat pada Juju, "Jangan pergi."

Juju memandang Josephine sekilas dan berkata pelan, "Claudius, sudahlah."

"Yuk, kita lanjut minum," ujar Claudius menatap Josephine, lalu merangkul bahu Juju dan berjalan ke ruang tamu."

Melihat mereka berdua masuk, Josephine seketika merasa putus asa, ia perlahan merangkak bangun, mengikuti di belakang mereka.

Juju tahu Josephine malam ini tak akan pergi, ia juga tak berani melakukan yang tidak-tidak, ia pun kembali ke ruang tamu dan menyeduh teh, sambil berkata, "Claudius, kita jangan minum bir lagi, minumlah teh untuk menghilangkan mabuk, lalu tidurlah lebih awal, oke?"

Josephine melihat Claudius kembali duduk ke tempat asalnya, dan melihat Juju menyeduh teh sambil pura-pura menasehati Claudius untuk memaafkannya, ia benar-benar tak tahan lagi mendengarnya sehingga terpaksa kembali ke kamar.

Samar-samar terdengar suara obrolan dari ruang tamu, kebanyakan adalah Juju yang bicara, Claudius hanya mengiyakan. Tanpa terasa mereka membicarakan hal saat mereka kecil, hingga saat hampir jam 12, Juju baru pura-pura ke kamar dan berkata pada Josephine, "Josephine, Claudius sudah mengantuk, awasi dia, aku pulang dulu."

Josephine keluar melihat Claudius yang entah benaran tidur atau hanya pura-pura tidur di sofa itu, ia segera berkata pada Juju, "Maaf sekali, merusak rencana besarmu."

"Josephine, Claudius sudah tertidur, tak usah bersandiwara lagi," ujar Juju tersenyum kecil, "Aku pergi dulu."

Josephine hanya merasa hatinya yang baru dengan susah payah tenang itu kembali bergelonjak, sebenarnya siapa yang sedang bersandiwara, kemampuan wanita itu membuat orang kesal benar-benar sangat hebat!

Juju dengan kesal meninggalkan apartemen, Josephine dengan kesal mengunci pintu.

Hanya Claudius yang tidur di sofa dengan wajah tenang, Josephine berdiri di samping sofa memandangnya beberapa saat, lalu perlahan menyelimutinya dan tertawa mengejeknya, "Saat kalian pacaran dulu hari-hari begitu indah ya."

Ia tebak Claudius saat itu belum tidur, kalau tidak Juju tak akan bersandiwara begitu.

"Kalau aku tidak datang, saat ini kalan pasti berpelukan di atas ranjang, sebisa mungkin berhubungan, sebisa mungkin mengingat kembali waktu yang sudah lalu kan?" Ujarnya, meskipun barusan itu sangat mengejutkan, bahkan hampir saja kehilangan nyawa, namun ia tidak menyesal.

Yang membuatnya sedih, jelas-jelas ia rela menggunakan nyawanya untuk menjaga pernikahan mereka, Claudius malah berkali-kali terkena tipuan orang, berkali-kali salah paham terhadapnya.

Keesokan harinya, begitu Josephine terbangun, rumah itu telah kosong, tak terlihat sosok Claudius.

Ia mengitari rumah, karena tak menemukan Claudius, ia tak berniat membuat sarapan, ia sembarangan merapikan diri dan pergi ke perusahaan.

Sesampainya ia di sana, ia sangat memperhatikan parkiran khusus mobil Claudius, saat melihat tempat itu kosong, ia terkejut, kemudian segera menelepon Asisten Yan.

Jawaban yang diberikan Asisten Yan adalah ia tidak melihat Claudius datang, juga tak tahu ia di mana.

Orang pebisnis seperti Claudius ini, biasanya tak peduli apapun yang terjadi pasti tak akan mengabaikan pekerjaannya, tetapi hari ini...

Josephine bahkan tidak tahu kapan ia meninggalkan apartemen, apakah kemarin malam? Atau pagi ini?

Ia menghirup napas, mencoba menelepon Claudius, alhasil ponsel Claudius dimatikan.

Seharian penuh Claudius tidak ke perusahaan, dan hati Josephine semakin tidak tenang, bahkan tak ada niat bekerja. Sorenya ia pulang lebih awal, ia kira Claudius kembali ke rumah, namun ternyata tidak, tak ada sosok Claudius.

Ia mencari mengelilingi depan dan belakang rumah, tetap tidak bisa menemukannya, ia malah dicegat oleh nenek di ruang makan lantai 1.

Dengan takut ia memanggilnya, "Nenek."

Nenek memandanginya, dengan nada bicara yang sangat tidak senang berkata, "Sepertinya kau semakin lama semakin tak mengindahkan aku."

Josephine tahu yang ia maksud adalah soal kemarin malam, ia pun buru-buru menjelaskan, "Nenek, kemarin malam Claudius di apartemen, aku khawatir sehingga pergi ke sana menemaninya."

"Apakah aku pernah memperingatkan kalau kau dilarang pergi?"

"Pernah."

"Kalau begitu artinya kamu sengaja melawanku?"

"Bukan, nenek, aku tidak bermaksud melanggar, aku hanya..."

"Sebanyak apapun yang kau katakan itu hanya alasan belaka!" Kata nenek memutus perkataannya, kemudian menoleh pada Pengurus He dan berkata, "Bawa dia ke kuil."

Begitu mendengar kata kuil, Josephine seketika tersentak.

Biasanya ia takut dengan hukuman itu, karena kuil itu terlalu menyeramkan, ia takut hingga tak berani ke sana. Namun kali ini bukan cuma takut, terlebih karena Claudius menghilang, ia masih ingin mencarinya, ia tak boleh dikurung di dalam kuil.

Ia dengan panik menggeleng, dengan wajah memohon ia berkata, "Nenek, kumohon, boleh tidak mengurungku di kuil besok saja, malam ini ada yang harus kuurus."

"Malam ini kau masih mau keluar?"

"Claudius hari ini seharian tidak datang ke kantor, aku khawatir, aku ingin mencarinya."

"Masalah Claudius tak perlu kau pedulikan."

"Nenek."

"Diam!" Seru nenek memutus perkataannya.

Pengurus He di sebelahnya berkata, "Nyonya muda, Anda tak perlu mengawatirkan Tuan Muda seperti itu, ia bukan anak kecil lagi, melakukan apapun ia pasti tahu batasannya."

Pengurus He berkata demikian, karena semua sudah mengenal karakter Claudius ini, ia dewasa dan kokoh, tidak akan pernah berpikiran sempit atau melakukan sesuatu yang kelewat batas karena masalah apapun. Nenek tentu tahu 2 hari ini pasangan suami istri ini sedang bertengkar, dan yang ia mau adalah kejadian seperti ini, tentu ia tak akan membiarkan Josephine keluar mencarinya.

Akhirnya Josephine tetap dipaksa berlutut di kuil.

Di musim dingin, malam selalu tiba lebih awal, ia memandang sekelilingnya, perasaan dalam tubuhnya yang membuat bulu kuduknya berdiri itu perlahan luluh.

Karena ada masalah dalam hatinya, ia tak ada niat memikirkan hal aneh, sebaliknya kepalanya dipenuhi pertanyaan, di mana Claudius? Dengan siapa ia melalui malam ini? Apakah dengan Juju?

Kemarin malam Juju belum mencapai tujuannya, malam ini ia pasti akan bersandiwara lagi, kalau benar begitu, malam ini ia pasti berhasil menjalankan rencananya.

Memikirkan bahwa mereka berdua sangat mungkin berduaan, Josephine marah dan sakit hati.

Ia memejamkan mata, hanya berharap malam ini cepat berlalu.

Malam yang panjang akhirnya dilaluinya, Josephine menyeret kakinya yang kelelahan itu keluar kuil, kembali ke mansion utama.

Saat ini ia sangat ingin tidur dan istirahat sebentar, tetapi saat ia melihat rumah yang kosong melompong, ia bertanya pada Vina, "Di mana orang-orang? Ke mana mereka semua?"

Biasanya di saat ini, adalah jam sarapan, seharusnya di lantai 1 akan sangat ramai.

Vina memandangnya, lalu menggeleng dan membuka mulut, "Tidak tahu."

"Vina, apakah kau berencana menyembunyikan masalah sepenting ini dari nyonya muda?" Ujar Sally yang tiba-tiba keluar dengan kursi rodanya.

Mendengar yang dikatakannya, Josephine segera menatapnya dan bertanya, "Ada masalah apa?"

Sally menatapnya dan berkata, "Kakak ipar, meskipun nenek bilang tak perlu mengatakan hal ini, tapi kurasa tidak seharusnya aku menyembunyikannya darimu, bagaimanapun kau adalah istri kakak sulung."

"Sebenarnya ada apa!" Teriak Josephine dengan perasaan hancur.

Hatinya berdetak kencang, Sally malah mengatakan omong kosong begini.

"Kakak sulung kemarin malam kambuh, sekarang ia di rumah sakit," jawab Sally.

Hati Josephine bergetar, dengan lemas ia berkata, "Kenapa bisa begini?"

"Katanya kemarin malam ia minum terlalu banyak bir dengan Kak Vincent, jadi..."

"Vincent," gumam Josephine. Dengan cepat ia lari ke atas, bahkan tak berganti pakaian, ia langsung menyambar kunci mobil dan pergi.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu