Istri ke-7 - Bab 272 Ending 15 (2)

Nyonya Qiao melirik mereka dengan tatapan sinis, kemudian pergi dengan ekspresi marah.

Setelah Nyonya Qiao pergi, Claudis menepuk bahu Josephine dan menghiburnya: "Tidak apa-apa, tidak usah pedulikan dia."

Josephine mengangguk, berkata: "Kamu pergilah mengobrol dengan tamu, aku pergi lihat-lihat Belinda."

Claudius melihat dia masuk ke dalam ruang istirahat pengantin baru berbalik badan berjalan ke arah hall.

Belinda sedang memperbaiki riasan wajahya, melihat Josephine dan Jesslyn masuk, dia pun menggandeng Jesslyn dan berkata sambil tersenyum: "Jesslyn, sudah lihat Chloe?"

Jesslyn menggelengkan kepalanya: "Belum, ibu membawaku pergi makan makanan kecil, ada sangat banyak makanan kecil yang cantik dan enak, lihat, aku sudah sangat kenyang." Jesslyn berkata sambil mengelus perut kecilnya.

"Baguslah kalau Jesslyn suka." Belinda berkata sambil tersenyum berseri-seri, kemudian dia mendongak melihat Josephine: "Oh iya, kamu tadi bertemu dengan Nyonya Qiao di pintu? Aku sepertinya mendengar suara kalian."

Josephine mengangguk, menatapi Belinda dan bertanya: "Nyonya Qiao bisa-bisanya bersedia menghadiri pernikahan Marco, hal ini membuatku lumayan kaget."

"Sangat kaget? Dia yang mengurus acara pernikahan ini."

"Tidak mungkin?"

"Aku pikir mungkin Henry yang menyuruhnya melakukannya." Belinda berkata: "Tapi aku dengar kata-kata Marco, sikap Nyonya Qiao terhadapnya sepertinya sudah membaik, setidaknya sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga Qiao."

"Bagaimana sikapnya terhadap kamu?"

"Lumayan baik." Belinda berkata sambil tertawa: "Aku rasa dia orangnya baik, setidaknya tidak angkuh dan tidak sopan seperti nyonya keluarga kaya lainnya."

"Baguslah kalau begitu, dulu ketika aku mendengar Susi membicarakan Nyonya Qiao, dia juga berkata kalau Nyonya Qiao lumayan baik." Josephine berpikir: "Terlebih lagi kalian seharusnya tidak akan tinggal serumah dengannya, kan?"

"Seharusnya tidak, bagaimanapun ada masa lalu yang tidak baik, Marco juga tidak bebas berhubungan dengannya." kata Belinda.

Dari dulu Nyonya Qiao tidak begitu berani mengganggu Marco, sekarang Marco mengurus seluruh perusahaan Qiao, Nyonya Qiao lebih tidak berani mengganggunya lagi. Karena Henry masih harus dipenjara selama 2 tahun lebih, ketika dia bebas, keadaan perusahaan akan menjadi seperti apa dia juga tidak tahu.

*****

Acara pernikahan sudah dimulai, Belinda menggandeng tangan ayahnya dan berjalan perlahan di atas karpet merah, berjalan menuju meja pernikahan.

Gaun pengantin putih yang bagus melewati karpet merah yang dipenuhi dengan mawar berwarna merah muda, ditambah dengan alunan musik pernikahan yang unik, seluruh ruangan dipenuhi dengan suasana romantis.

Josephine yang di samping menepuk tangan dengan kaget dan juga kagum, berkata dengan suara kecil: "Sangat romantis, sangat bahagia....Pengantin perempuan sangat cantik, kemudian.....Pengantin pria juga sangat tampan....."

Claudius berpaling melihat Josephine: "Pengantin pria tampan?"

"Tampan, benar-benar sangat tampan." Josephine tidak merasakan kecemburuan Claudius, kedua tangannya merangkul lengan Claudius dan berkata dengan wajah berharap: "Claudius, aku juga ingin memakai baju pengantin, aku juga ingin pernikahan romantis seperti ini."

"Kamu ingin menikahi siapa?"

"Tentu saja menikahi kamu." pandangan Josephine tetap tertuju ke dua orang yang sedang melakukan upacara pernikahan.

Namun Claudius tertawa, dia pun merangkul Josephine: "Baik, lain hari kita juga buat pernikahan romantis seperti ini."

"Benarkah?" wajah Josephine berseri.

"Lagipula ini bukan hal yang susah." Claudius berkata sambil tertawa.

Dulu karena Juju, dia sendiri menghancurkan pernikahannya, sekarang dipikir-pikir, dia lumayan merasa bersalah terhadap Josephine.

Josephine berpikir sejenak, kemudian berkata: "Sudahlah, tidak usah lagi, kita pasangan suami istri tua mengadakan pesta seperti ini akan diketawai orang."

"Siapa yang berani menertawai kita?" Claudius menunduk dan mencium telinga Josephine: "Aku matikan dia."

Josephine pun tertawa lepas.

Sudah sampai saat dimana pengantin melempar buket bunga, Josephine melepaskan tangan Claudius dan berjalan ke arah panggung, Claudius langsung menariknya kembali: "Untuk apa kamu pergi? Beri kesempatan untuk orang yang belum menikah."

"Aku juga belum menikah, kamu bukannya baru saja berjanji mau melamarku?" Josephine tersenyum bodoh ke arah Claudius, berbalik badan dan berlari ke arah kumpulan orang-orang.

"Ayah, untuk apa Ibu berlari ke kumpulan orang-orang?" Jesslyn bertanya kebingungan.

Claudius pun menggendong Jesslyn agar dia bisa melihat dengan jelas: "Mmm...Ibu berkata dia juga ingin menikah seromantis ini dengan ayah, oleh karena itu dia mau pergi merebut buket bunga ibu angkat."

"Kalau begitu apakah ayah dan ibu akan mengundangku menghadiri pernikahan kalian?"

"Tentu saja."

"Terima kasih, ayah!" Jesslyn tertawa kegirangan.

Dibawah kemeriahan suara para tamu, Belinda pun melempar buket bunganya, buket bunga membentuk setengah lingkaran yang sempurna, dan langsung jatuh ke pelukan Josephine yang berdiri di paling belakang.

Josephine tidak menyangka keberuntungannya begitu bagus, dia yang mendapatkan bunga merasa sangat kaget dan bahagia, dia yang berada di tengah kumpulan orang pun sambil menari sambil berteriak tajam: "Aku sudah dapat, bunganya ditangkap olehku.....!"

Selesai berseru dia pun berjinjit dan berlari menuju Claudius yang tidak jauh dari tempatnya, melambaikan bunganya dan berkata: "Claudius, sudah lihat? Aku sudah mau menikahi kamu.....!"

Claudius pun tertawa ke arahnya.

Di atas panggung, Belinda tidak bisa menahan tawanya dan berkata: "Josephine seberapa inginnya menikah?"

Marco merangkul bahu Belinda, wajahnya juga penuh dengan senyuman: "Claudius masih berhutang sebuah pernikahan kepadanya."

"Sepertinya sudah waktunya membayar hutang."

"Iya." Marco mengangguk, memeluk erat Belinda: "Ayo kita pergi, tidak usah pedulikan mereka."

Mereka berdua pun pergi ke ruang ganti di temani oleh pekerja.

*****

Setelah acara pernikahan berakhir, Josephine membawa buket bunga yang dia terima tadi kembali ke mobil dengan perasaan bahagia.

Claudius melihat senyuman di wajah Josephine, kemudian melihat buket bunga yang sudah sedikit berantakan di tangannya, berkata sambil tertawa: "Kamu berencana membawanya pulang dan memeliharanya?"

"Tidak boleh? Ini adalah pertama kalinya aku berhasil merebut buket bunga pernikahan orang lain." Josephine mencium aroma bunga, kemudian berkata: "Hmm... Wangi sekali, ini adalah aroma kebahagiaan."

Ketika Sam mengemudi keluar dari area parkir hotel, karena kesalahan sekuriti mereka hampir menabrak palang sekuriti, wajah Josephine yang sedang mencium aroma bunga pun masuk ke dalam buket bunga.

"Kamu tidak apa-apa?" Claudius secara refleks memeluk Josephine, secara bersamaan melihat Jesslyn yang duduk di kursi anak.

Jesslyn masih tetap memainkan kotak souvenir pernikahan, terlihat sama sekali tidak kaget, malah Josephine yang ketakutan sampai wajahnya memucat.

"Maaf, maaf... tadi terjadi sedikit masalah." Sam merasa bersalah, dia pun meminta maaf berkali-kali.

"Aku tidak apa-apa." Josephine menggelengkan kepala.

Mobil kembali melaju, namun dia tidak terlihat seperti tidak apa-apa, bahkan dia merasa dorongan muntah dari lambungnya, dia pun menutupi mulutnya dan mual.

Claudius melihat Josephine mual, sambil menepuk punggungnya sambil melihat buket bunga yang terjatuh di lantai dan berkata sambil tertawa: "Bukannya kamu bilang aroma kebahagiaan? Kenapa malah mual?"

Josephine merasa tidak nyaman dan menepuk dadanya sendiri, nafasnya sedikit terengah-engah dan berkata: "Aku bukan mabuk jalan, di acara pernikahan juga tidak makan banyak, tapi lambungku terasa sangat tidak nyaman."

Sam diam-diam melihat Josephine dari cermin depan, berkata dengan khawatir: "Tuan muda Chen, perlu antar Nyonya muda ke rumah sakit?"

"Ibu, kamu kenapa?" Jesslyn bertanya dengan khawatir.

"Tidak usah ke rumah sakit." Claudius berkata kepada Sam, kemudian berbalik ke arah Jesslyn dan menepuk kepalanya berkata: "Kemungkinan besar Ibumu sudah mau melahirkan adik lelaki untukmu."

"Benarkah?" Jesslyn kegirangan dan melempar kotak souvenir di tangannya.

Mendengar perkataan Claudius, Josephine pun mendongak perlahan, mengamati Claudius dengan tatapan kaget: "Bagaimana mungkin.....?"

"Apa yang tidak mungkin? Aku sudah bilang bulan ini kamu pasti bisa hamil." Claudius membunguk sambil tertawa dan menggigit ringan telinga Josephine: "Coba kamu hitung-hitung apakah menstruasimu sudah telat?"

Josephine menghitung dengan jarinya, memang sudah telat 1 minggu, tapi baru telat satu minggu sangat normal, dan lagipula baru mulai hamil biasanya tidak akan ada reaksi apapun.

"Aku tidak percaya." Josephine berkata dengan perlahan.

"Baik, kamu sementara boleh tidak percaya, tunggu setengah bulan lagi periksa ke rumah sakit, saat itu semua akan jelas."

"Ayah, kalau begitu adik lelakiku kapan baru lahir?" Jesslyn bertanya dengan wajah berharap.

"Tidak secepat itu, hmm...harus tunggu dia tumbuh besar perlahan-lahan di dalam perut ibu, tumbuh sampai dia boleh keluar bertemu kita, saat itu dia akan lahir."

"Baik, kalau begitu ibu harus makan banyak, ibu makan banyak maka adik akan tumbuh lebih cepat." Jesslyn melihat ekspresi Josephine tidak begitu bagus, dia pun bertanya khawatir: "Ibu, kamu kenapa? Ibu tidak senang?"

Claudius melihat Josephine, tersenyum dan berkata: "Bukan, Ibu terlalu senang, sampai-sampai tidak bisa berbicara."

Kedua ayah dan anak itu bertatapan dan tertawa.

Josephine kembali dari kekagetannya, dia melihat Claudius dan berkata: "Apa maksud perkataanmu tadi? Kenapa kamu sangat pasti bulan ini aku pasti bisa hamil? Jangan-jangan dulu semua usahamu itu....adalah akting?"

Claudius mendeham ringan, berpaling mengobrol dengan Jesslyn.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu