Istri ke-7 - Bab 88 Tak Akan Berubah (1)

"Aku saja," kata Claudius sambil merebut botol susu dari tangannya, lalu menuangkan susu masing-masing 1 gelas pada mereka berdua.

Melihat Claudius menuangkan susu untuknya, hati Josephine tersentuh, Claudius merebut botol susu itu darinya, karena Claudius tahu di pergelangan tangannya ada luka kan?

Bukan hanya Josephine yang terkejut, seisi meja juga kaget, Claudius biasanya malas menuang susu untuk diri sendiri, mana pernah menuangkan susu untuk orang lain? Sepertinya setelah mempunyai istri ia berubah sangat banyak.

Nenek berdehem pelan, mengisyaratkan semua orang melanjutkan sarapan.

Meskipun akhir-akhir ini nenek membuat mereka selalu terlibat bersama, namun saat melihat hubungan mereka mulai membaik, ia tiba-tiba merasa khawatir. Putri keluarga Bai ini awalnya adalah pasangan yang salah dipilih untuk Claudius, kalau benar-benar timbul perasaan, mungkinkah akan mempengaruhinya dalam mencari kekasih di masa depan?

Karena nenek tahu, begitu Claudius mencintai seseorang, ia benar-benar serius!

Claudius asal makan sedikit makanan, lalu meletakkan alat makan dan bangkit dari tempat duduknya, nenek melarangnya pergi bekerja seperti saat penyakit Claudius kambuh biasanya.

Claudius berpikir sejenak, dan ternyata ia setuju.

Dulu ia selalu tak sabar ingin meninggalkan rumah ini. Kalau bisa tidak pulang ia akan sebisa mungkin berusaha untuk tidak pulang, karena di rumah ini selain ada obat yang tak habis-habis, juga ada nenek dan Guru Wang yang selalu cerewet, dan ada lagi perintah-perintah dasar yang gak bisa ia selesaikan itu.

Claudius sekarang tidak begitu enggan lagi, bahkan ia sendiri tak tahu apa alasannya.

Melihatnya yang menyetujui dan menurut itu,  membuat nenek bingung, dulu kalau memintanya istirahat di rumah seharian, cara apapun tak akan berhasil, bahkan ia akan membuat nenek marah hingga tak tahu harus bagaimana.

Pengurus He tersenyum ceria. "Nyonya muda, saya rasa nyonya muda adalah bintang keberuntungan Tuan Chen di rumah. Bahkan tuan muda selalu menurut pada anda."

Nenek dengan terpaksa mendesah dan berkata, "Sayangnya Guru Wang salah mencari orang. Ia bukan kekasih Claudius yang sebenarnya."

"Em,benar juga ya," kata Pengurus He dengan wajah menyayangkan.

*****

Claudius yang dikurung di rumah lagi-lagi merasakan kebosanan yang amat sangat, ia mau pergi ke ruang baca untuk menyelesaikan urusan penting, namun ia menyadari ruang bacanya juga telah dikunci oleh nenek.

Ia berputar-putar di kamar, lalu ia keluar dan pergi ke kamar seberang.

Josephine seperti biasa sedang menyelesaikan lukisannya, ia sangat serius hingga tak menyadari Claudius masuk.

Claudius bersandar di sebelah pintu memandangnya. Dengan agak tak senang ia berkata, "Tidakkah kau merasa harus menemaniku melakukan sesuatu?"

Josephine terkejut karenanya, ia melihatnya dan berkata, "Kukira kau sedang sibuk di ruang baca, sehingga aku tak berani mengganggumu."

"Ruang baca dikunci oleh nenek."

"Oh, tak heran kau punya waktu untuk berkeliaran di sini," katanya, "Tunggu aku menyelesaikan bagian terakhir ini, aku akan menemanimu."

Melihat lukisan di hadapan Josephine, Claudius sangat ingin marah, setiap hari Josephine sibuk melukis, bahkan pergelangan tangannya terluka ia masih tetap melukis, dan lagi yang dilukisnya adalah pria lain.

Ia sebenarnya terpaksa mengakui. Lukisan Josephine memang sangat indah, warna dan komposisinya semua sangat bagus. Namun bukan itu yang Claudius perhatikan, ia hanya memikirkan kapan Josephine bisa tak melukis pria ini.

"Kamu ingin aku menemanimu melakukan apa?" Tanya Josephine asal.

"Apa yang kau bisa?"

"Aku? Banyak sekali hal yang aku bisa."

"Tenis, bisa?"

"Tentu, aku sangat kuat!" Seru Josephine, seketika ia menyadari mulutnya berteriak terlalu keras. Tetapi sesuai dugaan, mata Claudius langsung dipenuhi senyuman, ia berkata, "Kalau begitu mari kita main tenis."

"Uh… Tidak, jangan deh," kata Josephine. Tenis? Ini benar-benar olahraga berat.

"Kenapa tidak?"

"Karena…" Josephine berpikir, lalu ia mengangkat tangannya yang terluka. "Karena tanganku masih terluka, tidak bisa main tenis."

Claudius baru teringat luka di pergelangan tangan Josephine, sepertinya tenis tidak memungkinkan.

"Atau maukah main bowling?"

"Bowling juga tak bisa," jawab Josephine setelah ragu untuk beberapa saat.

Claudius terpaksa menyerah, tangannya terluka, sebaiknya jangan menyusahkannya, terpaksa ia kembali ke kamarnya.

Josephine merasa bersalah melihatnya kecewa, tetapi mau bagaimana lagi, bagaimanapun ia sekarang sedang mengandung, tak bisa menemaninya olahraga.

Josephine mengoleskan goresan warna terakhir, lalu meletakkan kuasnya.

Setelah setengah bulan, akhirnya selesai juga, ia mundur selangkah dan memandang dua orang yang berbahagia dalam lukisan itu, ia puas dengan karyanya kali ini.

Ia membereskan semua peralatan, mencuci tangannya, dan berbaring di ranjang menelepon Alice, mendengar ia sudah menyelesaikan lukisan itu, Alice sangat gembira dan tak sabar ingin melihatnya. "Benarkah? Aku ingin melihatnya."

"Lain hari akan kukirim padamu, kuharap kau dan Alex suka."

"Suka, kami suka apapun yang kau lukis," kata Alice senang, "Semua persiapan untuk acara tunangan sudah selesai, tinggal menunggu lukisanmu ini."

"Benarkah? kalau begitu tunggu ketika catnya kering aku akan segera mengirimkannya."

"Baiklah, terima kasih."

"Kau sudah cukup berterima kasih," kata Josephine sambil tertawa, "Baiklah, tak ada yang mau kubicarakan lagi, begitu saja."

"Kenapa? Setelah menikah hanya sibuk menemani suami dan tak mau menemani teman?"

"Mana mungkin, aku hanya takut kau sibuk."

"Hihihi, sesibuk apapun aku tetap punya waktu mengobrol dengan teman," kata Alice tertawa, "Bercanda, tutuplah teleponnya."

Setelah menutup telepon, Josephine meletakkan ponselnya, pandangannya mengarah ke pintu. Ia buru-buru menutup telepon begini, masa tanpa sadar ia memang mau menemani suami?

Ia tersenyum malu, lalu keluar dan berdiri di pintu kamar Claudius, ia mengetuk pintu dan masuk.

Ia seorang diri merasa bosan begini, memang Josephine sudah seharusnya menemaninya, kalau tidak ia tak akan mau lagi diam di rumah untuk istirahat.

Setelah ia masuk, ia menyadari Claudius sedang tidak di sana, ia berjalan ke balkon dan berdiri di sana, ia langsung mendapati Claudius sedang berbaring di kursi malas samping kolam renang di lantai 1 .

Hari ini matahari bersinar hangat, juga tak ada angjn, memang sangat cocok untuk beristirahat di luar ruangan.

Ia berbalik dan turun.

Di taman sebesar ini hanya ada Claudius seorang, suasananya sangatlah tenang hingga hanya terdengar suara cuitan burung, mansion kediaman keluarga Claudius ini berjarak lebih dari 10 kilometer dari pinggiran kota, udara dan pemandangannya sangat bagus, sangat enak ditinggali.

Biasanya Josephine juga jalan-jalan di taman, tetapi sangat jarang ia melihat pemandangan taman bunga itu dengan Claudius di dalamnya.

Saat ia akan mendekati Claudius, tanpa sadar ia memperlambat langkahnya, dengan berhati-hati berjalan kepadanya, lalu ia berjongkok di belakangnya, mengintip layar ponselnya.

Ponsel Claudius dalam posisi mendatar, Claudius mengenakan headset, tanpa menebak pun Josephine tahu ia sedang menonton film. Tetapi ia ternyata salah tebak, ia tidak sedang menonton, tapi sedang bermain game online.

Saat itu ia sedang seru-serunya main bunuh-bunuhan, ia bermain melawan Ice Man dengan sengit, tidak menang dan tidak kalah.

Josephine sedikit kaget, bukannya ia tak pernah main seperti ini? Mengapa kemampuannya meningkat secepat itu? Bisa-bisanya saling membunuh dengan ketua kelompoknya.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu