Istri ke-7 - Bab 71 Masa Lalunya (2)

Setelah menutup telepon, dalam hati Josephine dia merasa aneh, nona Zhu dan dia sama-sama orang kota Surabaya? Ternyata orang sekampung.

Sangat kebetulan sekali, dia menggelengkan kepalanya.

Sepanjang jalan dia berkeliling, tidak terasa, dia sampai di depan rumah tua nenek.

Ini adalah rumah yang memiliki taman, dua lantai, masih mirip dengan waktu dia meninggalkan rumah ini, tidak ada yang berubah, kecuali tanaman bunga yang semakin melebar!

Setiap sudut di rumah ini ada kenangannya, dari yang sedih hingga yang bahagia, tapi waktu itu ingatannya tidak begitu jelas.

Kenangan sewaktu kecil, yang diingatnya tidaklah banyak, lagian waktu itu dia masih kecil, Dan saat dia berumur sepuluh tahun, dia sudah mengikuti ibunya yang menikah lagi dengan orang lain.

Ingatan yang paling jelas adalah, saat dia masih SD dan membantu keluarganya untuk mencari nafkah, dia duduk di taman belakang rumah dan membantu nenek membuat ikat kepala yang terbuat dari bunga, lalu menjualnya kepada turis-turis yang lewat disana.

Sejak nenek meninggal, dan rumah ini dijual, Josephine tidak pernah kembali lagi. Saat ini dia kembali lagi di rumah ini, selain hatinya yang dingin, yang tersisa adalah rasa rindunya kepada neneknya.

Tidak tahu kenapa, disini semuanya direnovasi menjadi hotel dan cafe, mungkin selanjutnya jika dia datang lagi, dia tidak akan bisa melihat rumah ini lagi.

Untuk menyisakan ingatannya tentang rumah ini, dia mengambil hpnya dari tas, sambil memotret sambil berjalan masuk ke dalam.

Saat dia memotret kamar dia waktu kecil, di kameranya muncul bayangan diri yang dikenalinya, dia kaget, pandangan matanya menuju ke atas, dan menatapnya.

Dia tidak salah lihat? Itu Claudius?

Saat itu juga Claudius berbalik badan, empat mata saling bertatapan, mereka saling memiliki rasa penasaran. Akhirnya Josephine bertanya: "Tuan muda, kenapa kamu ada disini?"

"Kenapa aku tidak boleh ada disini?" Claudius bertanya balik.

"Bukan... maksudku, bukannya kamu pergi ke perumahan baru itu? Kenapa...?

"Kerjaanku sudah selesai." Dia berkata, sebenarnya kerjaan disana tidak perlu dia yang lihat, dia datang dinas kesini, awalnya juga bukan karena pekerjaan.

"Oh." Josephine menganggukkan kepalanya, lalu bertanya: "Kenapa kamu bisa kesini? Di dalam sini... harusnya tidak ada yang bagus juga."

Claudius terdiam, lalu menanyakan kepadanya: "Kalau kamu? kenapa kamu bisa kesini?"

"Aku? Aku jalan-jalan saja, tiba-tiba sampai disini." Josephine tertawa kecil, menaruh hpnya kembali ke dalam tas.

"Kalau kamu tertarik di kota tua ini, kamu bisa menyuruh asisten Yan untuk menyuruh staf wanita menemanimu." Claudius berkata.

"Tidak perlu." Josephine menggoyangkan tangannya: "Aku sangat tahu tempat ini, tidak perlu ditemani."

Claudius mengerutkan alisnya, menatapnya penasaran: "Kamu tahu tempat ini?"

"Ah..." Josephine tidak bisa berkata-kata, gawat, kebocoran.

ibu Shella Bai juga bukan orang sini, tidak ada alasan dia bisa tahu tempat ini, karena ingin cepat-cepat dia jadi lupa sekarang dia adalah Shella Bai dan bukan Josephine Bai lagi.

Otaknya berputar dan dia berkata sambil tertawa: "Aku sangat suka dengan budaya disini, hampir setiap tahun aku datang kesini, jalanan dan gang disini aku sudah tahu.""

Alasan ini kedengarannya masuk akal, Claudius juga tidak curiga.

"Termasuk dengan rumah ini?" Claudius menunjuk-nunjuk ke bawah.

Josephine mengangguk: "Tentu saja."

"Ceritakanlah apa yang kamu ketahui?"

Josephine berjalan menuju ke taman, dari tasnya dia mengambil sebuah tissue dan melap bersih sebuah bangku yang terbuat dari batu itu, dia menyuruh Claudius duduk, dan dia sendiri juga duduk di bangku lain, dia membuka lebar kedua tangannya, dan menikmati: "Aku juga tahu duduk disini dan menikmati matahari sangatlah nyaman, setiap kali aku pasti akan duduk disini."

"Oyah?" Claudius menaikkan kepalanya, dan mengikuti gayanya, membayangkan seakan-akan ada cahaya matahari di wajahnya, sungguh nyaman sekali.

"Terus kamu tahu dengan orang yang tinggal disini?" Tanpa disadari dia menanyakan ini.

Josephine sedikit terkejut, kenapa dia menanyakan ini? Apakah dia asal tanya saja?

Setelah hening beberapa saat, dia menjawab: "Tidak tahu, saya dengar rumah ini dipaksa beli, dan nenek yang ada di rumah ini meninggal, dan cucunya juga sudah pindah ke pusat kota."

"Dipaksa beli?" Claudius mengerutkan alisnya.

"Iya." Josephine tersenyum pahit: "Di kehidupan masyarakat bukannya begitu, ketika bertemu dengan orang kaya dan yang berkuasa, orang-orang biasa tentu bukan lawan mereka."

Mengungkit masalah ini, suasana menjadi dingin.

Isi hati Josephine sedikit sedih, Claudius menjadi diam, keduanya ada masalah hati masing-masing.

Dari keadaan hati yang sedih itu Josephine akhirnya tersadar, dia bertanya: "Kalau kamu? Kamu juga ada perasaaan terhadap rumah ini?"

Claudius membuka matanya dan melihatnya, tapi tidak menjawabnya.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu