Istri ke-7 - Bab 261 Ending 4 (2)

"Iya benar, suami nyonya sangat menyukai nyonya, nyonya harusnya senang, sangat sedikit pria yang bisa tetap menyukai istrinya apalagi setelah melahirkan." Pegawai yang satu lagi juga ikut memuji.

Josephine tentu merasa senang, tapi dipuji Claudius di depan orang banyak dia pun merasa malu, lagipula walaupun dia tidak jelek tapi dia juga tidak termasuk cantik, tidak bisa dibandingkan dengan asisten Yan dan Susi. Tiga orang pegawai toko ini saja juga terlihat lebih cantik darinya!

Bagaimanapun juga, dia tidak terlihat menarik di antara banyak orang, jadi dia tidak bisa menahan pujian Claudius dan Jesslyn..."

"Dia itu senang, kalian tidak usah takut dia akan benar-benar pergi." Claudius melihat Josephine dan tersenyum, ini membuat Josephine semakin merasa malu.

Dibawah arahan pegawai toko yang bermulut manis itu, Claudius memilih tiga baju untuk Josephine, dia juga memilihkan jas hangat untuknya.

Setelah menggesek kartu, Claudius pun langsung mengeluarkan jas itu dan memakaikannya di tubuhnya: "Lain kali jangan lupa pakai ini, jangan seperti hari ini pakaianmu tipis sekali oke?"

Josephine tiba-tiba merasakan sebuah kehangatan saat memakai jas besar di tubuhnya, dia pun merapikan jas itu dan menatap Claudius: "Yang kupakai hari ini juga tidak sedikit, tiga baju ini semuanya hangat."

"Tapi aku lihat sedikitpun tidak hangat." Claudius melihat bajunya yang tipis di dalam.

Dia tahu kalau Claudius mengkhawatirkannya, Josephine pun menurutinya: "Baik, lain kali aku pasti akan pakai jas bermerek kehangatan yang dibeli suamiku ini."

-----

Saat perjalanan pulang, Claudius menerima telepon seseorang, dan seperti biasanya, dia menjawab singkat dan menutup telepon itu.

Di depan orang lain dia selalu sedikit bicara dan bersikap dingin, tapi di depan Josephine dan Jesslyn... Menurut josephine itu sudah sama sekali tidak membuat orang merasa takut.

Josephine pun menoleh dan menatapnya: "Apa yang dibicarakan di telepon? Siapa yang dihukum? Sally?"

Setelah kasus Sally Lin diperiksa sekian lama, seharusnya sudah tiba saatnya untuk dihukum bukan?

Claudius mengangguk: "Hukuman mati dengan dua tahun penangguhan hukuman."

"Hah? Berat sekali?" Josephine berkata pelan.

"Berat? Aku pikir akan langsung dihukum mati." Mata Claudius semakin tajam, sebelumnya Sally sempat hampir meracuninya, tapi mengingat dia berkali-kali ingin mencelakai Josephine, bahkan sudah ditangkap pun dia masih ingin mencelakai Jesslyn, Claudius merasa geram dan ingin dia segera ditembak mati.

Wanita ini kalau sudah kejam, memang bisa membuat orang lain merasa geram!

Walaupun Josephine baik, dan mudah melupakan luka lama, tapi dia mengerti perasaan Claudius, mengerti rasa bencinya kepada Sally.

Orang lain yang bertemu dengan orang seperti Sally juga pasti ingin membunuhnya!

"Tidak apa-apa, semua sudah berlalu." Dia memegang tangan Claudius dan berkata dengan lembut.

Claudius mengangguk, memeluknya, lalu mencium rambutnya: "Untunglah kamu dan Jesslyn tidak apa-apa."

"Untung kamu juga tidak apa-apa." Kata Josephine.

Mereka pun saling bertatapan dan tersenyum bahagia.

-----

Sejak Susi hamil, Henry pun semakin cepat pulang kerja.

Walaupun Susi tidak mempedulikannya, tapi setiap malam dia selalu pulang tepat waktu, walaupun saat di rumah dia hanya bisa menonton TV.

Selain hari ini, hari ini karena ada rapat penting, dia terpaksa tidak bisa pulang cepat, saat pulang sudah jam sembilan malam.

Saat dia masuk ke rumah, seperti biasanya dia menanyakan ke bibi Hong tentang keadaan Susi, bibi Hong pun menjawab jujur: "Nyonya baik-baik saja, hanya saja dia tidak selera makan, makan malam pun tidak makan."

Nyonya Qiao yang berada di ruang tamu pun melihat Henry Qiao dan berkata: "Tiga bulan pertama memang begitu, kamu tidak perlu khawatir, nanti juga akan membaik."

"Tapi kalau terus-terusan tidak makan malam bagaimana?"

"Tapi dia memang tidak bisa makan, kamu bisa apa?" Nyonya Qiao menatapnya: "Kalau kamu ada waktu kamu bawa dia jalan-jalan, perasaan membaik selera pun akan membaik." Setelah itu nyonya Qiao pun melanjutkan: "Tapi aku pikir Susi belum tentu ingin keluar denganmu, lebih baik kamu jangan membuatnya marah."

Walaupun semangatnya dipatahkan oleh nyonya Qiao, tapi Henry Qiao tetap naik ke atas.

Dia datang ke depan pintu kamar Susi, mengetuk pintu lalu berjalan masuk.

Susi yang duduk di sofa mendengar suara pintu terbuka pun menoleh kesana, melihat Henry Qiao yang tidak berkata apapun, dia pun menoleh kembali ke TV.

Henry Qiao berjalan kesana dan duduk di atas sofa disampingnya, pada saat yang sama dia meletakkan kotak makanan ringan di atas meja: "Aku dengar dari bibi Hong kamu tidak selera makan? Aku beli kue plum untukmu, cobalah."

Pandangan Susi pun beralih dari TV ke kantong kue itu, tulisan "Floral Cake" di atas kantong itu telah mencuri perhatiannya. Setengah jam yang lalu, dia baru menerima chat dari Fanny, pesan itu singkat saja: "Kue plum Floral Cake sangat enak, aku dan anakku sangat suka, bantu aku sampaikan terima kasih kepada tuan muda Qiao ya."

Saat menerima chat ini dia pun langsung muntah, dua sendok makan malam yang baru ditelannya itu pun semua dimuntahkannya.

"Kenapa? Tidak ingin makan?" Henry melihat dia tidak menyentuh makanan itu: "Atau kamu ingin makan makanan lain? Aku temani kamu."

Susi pun menenangkn perasaannya dan menggeleng: "Tidak usah, aku tidak bisa makan."

"Makanan toko ini sangat digemari banyak orang, kamu mungkin akan suka." Henry mengambil sebuah kue plum dan menyodorkannya ke samping mulutnya: "Coba dulu."

Susi memandang kue yang ada di tangannya itu, dia pun membuka mulutnya dan menggigitnya.

Setelah mengunyah beberapa kali dia pun tersenyum: "Ternyata memang enak."

"Kalau enak makanlah yang banyak." Henry Qiao pun akhirnya merasa lega, dan tersenyum.

Susi mengambil lagi kue plum itu, setelah pelan-pelan mengunyahnya, dia pun berkata: "Kue plum bukan? Aku akan mengingatnya."

"Kalau kamu suka, tiap hari akan kubelikan untukmu." Henry Qiao berusaha memanjakannya.

Setelah bertahun-tahun menikah, ini pertama kalinya dia mencoba memanjakan Susi, tapi saat ini Susi hanya menganggap dia dipaksa hamil olehnya, dan kue plum ini, dia sama sekali tidak menyadari perubahan Henry Qiao.

Walaupun dia menyadarinya, menurutnya kebaikan Henry Qiao kepadanya itu semua karena anak yang ada di dalam perutnya, bukan untuknya.

-----

Hari ini adalah hari operasi Marco Qiao, Belinda Yan pagi-pagi sudah datang melihatnya dan mengantarkan sarapan untuknya.

Kemarin Marco Qiao sudah menginap di rumah sakit untuk melakukan persiapan operasi, seharian di rumah sakit tentu dia merasa bosan, tapi karena penuh dengan harapan, dia pun tidak merasa hari itu sulit terlewati.

Apalagi saat melihat Belinda Yan berjalan masuk ke dalam, hatinya pun langsung merasa hangat.

Melihatnya tersenyum, Belinda pun berkata: "Sepertinya hari ini perasaan hatimu baik."

"Tentu saja, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu."

"Kamu terlalu berharap tinggi, kalau misalnya gagal bagaimana... Kamu pasti akan sangat kecewa." Belinda Yan tiba-tiba merasa bersalah dan langsung melanjutkan lagi: "Maaf, aku tidak bermaksud menyumpahimu, aku..."

"Bisa terlihat, sepertinya kamu lumayan mengharapkan operasiku sukses." Marco Qiao tersenyum: "Apakah aku bisa mengartikannya sebagai... sebenarnya kamu tidak keberatan untuk menikah denganku?"

"Aku... itu... boleh juga." Asisten Yan melihat ke kiri dan ke kanan, lalu tersenyum canggung: "Lagipula sudah begini... aku hanya bisa menikah... benar bukan."

Beberapa hari ini dia telah berpikir, kalau memang dia sudah memutuskan untuk melahirkan anak ini, tentu saja tidak boleh membiarkan anak ini tidak punya ayah. Oleh karena itu walaupun nanti operasi Marco gagal, dia tetap akan menikah dengannya, lagipula sifat Marco Qiao lumayan baik, tipe yang dia sukai.

"Ayo, cepat makan sarapannya." Dia pun mengganti topik bicara.

Marco mengangguk, mengambil sarapan itu dan menatapnya: "Kamu sudah makan?"

"Sudah makan." Belinda Yan mengangguk: "Setelah kejadian pingsan waktu itu, aku tidak berani tidak sarapan lagi."

"Baguslah kalau kamu mengerti." Marco Qiao pun memakan bubur dan menatapnya kembali: "Ini bubur yang kamu masak sendiri."

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu