Istri ke-7 - Bab 142 Donasi (1)

"Tuan muda Claudius, tunggu sebentar." Susi tiba-tiba berlari keluar dari rumah, menutupi jalan Claudius: "Aku tadi berpikir sejenak, Josephine mungkin pergi ke Panti Asuhan Harapan yang ada di depan."

Alis Claudius berkerut: "Untuk apa dia ke panti asuhan?"

"Mungkin karena merasa pesta ini terlalu membosankan." Susi berkata: "Kamu juga tahu, dia sangat menyukai anak kecil, hatinya juga lembek, terhadap anak panti asuhan lebih baik lagi."

"Dia suka anak kecil?" Claudius tidak bisa menahan tidak mengejek.

Susi mengangguk: "Iya....."

Tidak menunggu Susi berkata lebih banyak, Claudius langsung menginjak gas dan meninggalkan vila keluarga Qiao.

Susi menatapi mobil Claudius yang perlahan-lahan menghilang, kemudian menghela nafas dan berbalik bermaksud kembali ke rumah, tetapi begitu dia berbalik badan dia baru sadar Henry ada di belakangnya tidak tahu sejak kapan.

"Begitu tidak rela?" nada suara Henry mengejek.

Susi menatapi Henry dengan tatapan datar, dengan wajah yang sangat malas mempedulikannya, dan berjalan melewatinya menuju rumah.

*****

Setelah Josephine membubarkan pekerja tersebut, dia segera menggunting sedikit rambut dari bayi perempuan dan membungkus rambut tersebut dengan tisu. Tepat ketika dia baru saja mengembalikan gunting ke tempat asalnya, terdengar suara langkah kaki pekerja dari pintu.

Josephine berbalik badan, kemudian menerima gelas dari pekerja tersebut dan berterimakasih.

Tak lama kemudian, seorang pekerja lain masuk, berkata kepada Josephine: "Nyonya muda, Tuan muda Chen datang menjemput anda, menyuruh anda turun."

"Tuan muda Chen?" Josephine kaget. Mengangkat tangan dan melihat jam tangan, sudah jam 9 lebih, pesta ulang tahun keluarga Qiao seharusnya sudah hampir berakhir!

Tapi Claudius kenapa bisa tahu dia ada disini? Terlebih lagi datang kesini mencarinya.

Josephine tidak banyak berpikir, dia pun mengikuti pekerja itu turun ke bawah, dari jauh dia bisa mendengar suara pemilik panti asuhan yang berkata dengan semangat: ".....Di jaman sekarang sangat jarang ada pengusaha baik hati seperti anda, saya mewakili semua anak-anak Panti Asuhan Harapan berterima kasih atas donasi anda, benar-benar sangat terima kasih....."

Josephine mendengar perkataan pemilik panti asuhan ini, seketika kulit kepalanya terasa mati rasa. Tadi dia hanya demi bisa masuk ke dalam dan melihat anak-anak, barulah dia sembarangan bicara bahwa perusahaan besar Chen akan memberikan donasi untuk panti asuhan ini. Bukan sungguhan!

Josephine tidak berani keluar, kedua tangannya menopang dinding kepalanya keluar untuk melihat, seperti yang dia duga, dia melihat ekspresi Claudius lumayan jelek.

Pemilik panti asuhan berkata seperti ini, Claudius tidak bisa tidak memberikan donasi, terlebih lagi perusahaan sebesar perusahaan keluarga Chen kalau berdana sedikit akan dibicarakan, terlalu banyak.....

Intinya, Claudius merasa sangat tidak adil dibuat Josephine.

Josephine tidak tahu harus bagaimana menarik kembali perkataannya, saat ini tiba-tiba pandangan Claudius tertuju ke arahnya, Josephine terkejut dan bersembunyi secara refleks.

Josephine tahu tidak ada gunanya dia bersembunyi terus, dia terpaksa keluar, kemudian tersenyum kepada ketua panti asuhan dan berkata: "Ketua He, saya tadi lihat kasur anak-anak sudah lumayan lama, kita memutuskan untuk berdana 100 juta untuk mengganti kasur baru untuk anak-anak, bagaimana menurut anda?"

Ketua panti asuhan menatapi Josephine dengan wajah kaget, tanpa sadar berkata: "100 juta?"

"Benar, budget 100 juta cukup?" Josephine diam-diam melihat ke arah Claudius, dalam hatinya berpikir kalau untuk Claudius 100 juta sudah sangat sedikit, kan?

Ketua panti asuhan baru sadar setelah beberapa saat, mengangguk sambil tersenyum: "Cukup, 100 juta sudah bisa membeli banyak kasur anak-anak, benar-benar sangat terima kasih."

Meskipun untuk perusahaan besar Chen 100 juta sangat sedikit, tapi untuk panti asuhan sudah sangat banyak, setelah perasaan kaget ketua panti asuhan menghilang, dia pun kembali senang.

"Ketua He anda salah dengar, 1 Milyar, bukan 100 juta." Claudius tiba-tiba berkata.

Semua orang yang disana terkejut, termasuk Josephine, tapi dia lebih merasa bersalah dan khawatir. Kalimat yang dia katakan sembarangan, malah membuat Claudius kehilangan 1 Milyar, malam ini pulang pasti akan dihukum lagi.

Josephine melihat Claudius, mungkin hanya dia yang bisa melihat di balik senyuman elegan Claudius ada api kemarahan.

"1 Milyar?" Ketua He baru sadar setelah beberapa saat, melihat Claudius dengan tatapan bingung.

Meskipun 100 juta terlalu sedikit, tidak cocok dengan identitasnya, tapi 1 Milyar apakah tidak terlalu banyak?

"Benar, 1 Milyar, besok aku akan menyuruh asistenku membereskan hal ini." Kemudian, Claudius mengangkat tangannya dan merangkul bahu Josephine, berkata kepada Ketua He: "Sudah malam, kita pun jangan mengganggu anda lagi."

"Tidak,tidak mengganggu....." Ketua He berkata dengan semangat: "Saya antar kalian keluar."

Ketika berjalan keluar, Ketua He tetap berterima kasih dengan semangat, bahkan sampai ketika mobil mereka meninggalkan pintu besar panti asuhan.

Mobil sudah melaju beberapa saat, Claudius tetap tidak ada tanda-tanda mau meledak, Josephine tidak bisa menahan dan diam-diam berpaling melihatnya, Melihat bibir Claudius membentuk garis lurus, tatapannya mengarah ke depan, terlihat sangat serius mengemudi.

Claudius tidak memarahinya pergi sendiri, juga tidak memarahinya menyebabkan dia kehilangan uang 1 Milyar, Claudius tidak memarahinya, Josephine malah makin tegang, dia merasa ini adalah ketenangan sebelum badai.

Supaya nanti dia tidak dihukum terlalu kejam, Josephine pun mengakui salah duluan: "Tadi aku....Aku merasa bosan di rumah Tuan muda Qiao, oleh karena itu aku diam-diam keluar, aku tidak menyangka kamu akan pergi dari sana begitu cepat, tadinya aku bermaksud kembali ke rumah Tuan muda Qiao."

Masalah ini diluar perkiraan Claudius, dia pikir Josephine akan mengambil kesempatan dan melarikan diri jauh darinya, tidak disangka dia hanya pergi bermain ke panti asuhan.

Ekspresi Claudius membaik sedikit, api kemarahan di hatinya juga akhirnya mereda sedikit.

Josephine melanjutkan: "Dan masalah donasi, maaf, aku...... Aku hanya sembarangan ngomong, tidak disangka Ketua He menganggap serius perkataanku, membuatmu kehilangan begitu banyak uang, benar-benar maaf."

Hanya sampai mobil berhenti di depan pintu villa, Claudius baru berpaling ke arah Josephine, menatapinya dan berkata dengan datar: "Kamu sangat suka anak kecil? Sampai-sampai pergi tanpa bilang-bilang?"

Hati Josephine mendingin, ketenangan Claudius tadi memang adalah ketenangan sebelum badai!

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Aku sedang bertanya kamu sebenarnya seberapa suka anak-anak."

"Aku....." Josephine sedikit panik dan menghindari tatapan Claudius, kemudian dia langsung membuka pintu mobil: "Tuan muda Chen, aku masuk dulu, anda hati-hati."

Josephine seperti melarikan diri berlari ke dalam rumah, dia pikir dia sudah berhasil melarikan diri, dia pikir Claudius akan membalikkan mobil dan meninggalkan villa kecil ini. Tapi, dia bermimpi, karena ketika dia baru masuk ke rumah, Claudius juga mengikutinya dari belakang.

"Kenapa kamu melarikan diri?" Claudius langsung menahan tubuh Josephine di pegangan tangga, tidak memberinya kesempatan naik ke atas. Claudius menunduk, tatapannya penuh kemarahan: "Kamu dengan kejam membunuh anakmu sendiri, tapi kamu malah mengunjungi setiap panti asuhan dan berpura-pura berbaik hati dan berdana, apa yang ingin kamu buktikan? Membuktikan bahwa kamu sangat mencintai anak-anak? Atau demi membersihkan diri dari dosamu agar kamu bisa hidup lebih baik?"

Josephine didesak oleh Claudius sampai ke sudut, tidak bisa melarikan diri dan tidak bisa melepaskan diri, membiarkan tangan Claudius mengepungnya, membuatnya merasa panik. Josephine menggelengkan kepalanya: "Maaf, aku benar-benar tidak ada maksud membunuh anakku, aku tidak tahu mengapa Shella mau berbuat seperti itu, dia jelas-jelas sudah berjanji padaku akan menjaganya dengan baik, maaf.... Tuan muda Chen, bolehkah anda jangan mengambil anak itu untuk menginterogasiku dan mengejekku? Hatiku sama sakitnya dengan anda, aku benar-benar sudah tahu salah, aku bersalah...."

Josephine tahu perkataan Henry tadi menyakiti hati Claudius, juga tahu perbuatannya terlihat aneh di mata Claudius, tapi dia benar-benar tidak berharap Claudius memikirkan anak yang kasihan itu lagi, lebih tidak berharap Claudius selalu menyebut anak itu untuk melukainya dan melukai dirinya sendiri.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu