Istri ke-7 - Bab 172 Telepon dari luar negeri

Malam ini Claudius Chen menghadiri pertemuan yang sangat penting dan masih belum pulang, Josephine Bai merasa terganggu dikarenakan perkataan Nenek Tua Chen yang bermakna dalam itu, dia berdiam di dalam kamar tidak memiliki suasana hati untuk membaca ataupun nonton TV. Dia tertidur di sofa sambil memeluk HPnya.

Sesampainya di rumah Claudius Chen melihatnya meringkuk di atas sofa, dia mengerutkan dahinya karena terbiasa, Claudius berjalan menghampirinya dan menggendongnya dari atas sofa.

Josephine Bai terbangun, menyipitkan kedua matanya: "Kamu sudah pulang?"

"Cuaca sangat dingin kenapa tidak tidur di atas ranjang?" Claudius Chen bertanya sambil mengecup dahinya.

"Aku ketiduran." Josephine Bai berusaha bangun dari ranjang: "Aku pergi tuangkan obat untukmu."

"Tidak perlu lagi." Claudius Chen menahannya berbaring kembali di atas ranjang: "Nanti aku akan menuangnya sendiri. "

"Kalau begitu kamu harus ingat meminum obat."

"Baik, aku pergi mandi dulu." Claudius Chen berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

Dari kamar mandi terdengar suara air mengalir, tapi Josephine Bai terlalu mengantuk, jadi dia kembali tertidur lagi dengan cepat.

Saat Claudius Chen keluar dari kamar mandi, dia melihat HP Josephine yang berada di atas meja di dekat tempat tidur menyala, lalu Claudius melihat layar HPnya. Claudius menyadari layar itu menunjukkan nomor telepon dari luar negeri.

Saat menyadari hal ini wajahnya menjadi tegang, sepengetahuannya, selain ibu dan adik Josephine yang berada di luar negeri tidak ada kerabat atau teman lain yang berada diluar negeri. Dan layar itu menunjukkan nomor telepon itu bukan nomor perancis, tapi nomor inggris!

Inggris, adalah tempat Vincent Lee berada.

Claudius membuang handuk yang sedang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, lalu mengambil HP yang berada di meja di dekat tempat tidur, setelah melihat Josephine Bai yang sedang tertidur pulas, dia ragu apakah dia akan mengangkatnya atau tidak.

Saat dia masih merasa bimbang, suara dering Hp tiba-tiba berhenti, lalu dilanjutkan dengan masuknya sebuah pesan, pesan itu hanya bertuliskan kalimat yang singkat: "Josephine, apakah kamu sudah tidur? apakah kamu ada merindukanku?"

Saat melihat pesan ini, Claudius Chen yakin pesan ini dikirim oleh Vincent Lee. Hanya saja isi pesan ini, kenapa rasanya seperti sepasang kekasih yang sedang saling mengirimkan pesan setiap hari?

Claudius kembali melihat Josephine Bai yang sedang tertidur pulas. Tangannya yang sedang menggenggam HP mengeratkan genggamannya sedikit demi sedikit, amarahnya juga sedang terbakar sedikit demi sedikit.

Detik ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus menarik Josephine Bai dari dalam selimutnya dan bertanya dengan jelas. Biasanya dia pasti akan berbuat seperti itu, tapi hari ini dia tidak berbuat seperti itu, tidak tahu dikarenakan dia mempercayainya ataukah dikarenakan dia sengaja menghindar, kesimpulannya dia tidak melakukannya.

Josephine Bai yang tidak tahu apa-apa tetap tidur dengan pulas.

Saat Josephine Bai bangun di pagi hari, dia duduk di atas ranjang memukuli kepalanya dengan pelan sambil mengingat kejadian semalam.

Perkataan Nenek Tua Chen semalam tidak berhenti terngiang di telinganya, tapi dia malah tidak dapat membedakan itu adalah mimpi atau kenyataan.

Dia memalingkan wajah melihat Claudius Chen yang sedang tertidur pulas di sampingnya, pikirannya semakin jernih. Tenyata semua itu bukan mimpi, tapi kenyataan. Semalam Claudius Chen tidak makan di rumah, di meja makan hanya ada dia dan Nenek Tua Chen, dan Nenek Tua Chen memang telah mengatakan yang membingungkan itu kepadanya.

Claudius Chen meletakkan tangannya di tubuh Josephine, lalu menariknya kedalam pelukannya, suaranya di pagi hari terdengar serak tapi memikat: "Hari ini tidak perlu pergi bekerja, untuk apa kamu bangun sepagi ini?"

Josephine di tarik Claudius kedalam pelukannya, Josephine mengangkat kepala dan melihat dagunya: "Jam berapa kamu tidur semalam?"

"Setelah mandi aku langsung tidur."

Josephine Bai menganggukkan kepalanya, tidak berkata apa-apa lagi.

Melihatnya tidak mengatakan apa-apa Claudius membuka mata dan melihat tatapan mata Josephine mengarah ke jendela, tapi sedang melamun, Claudius mengangkat tangan dan mencubiti ujung hidungnya: "Sedang memikirkan apa?"

"Semalam aku bermimpi mimpi yang sangat aneh."

"Mimpi apa?"

"Aku bermimpi nenek mengatakan kepadaku....." Josephine menarik kembali pandangannya dari jendela, lalu melihat wajah Claudius: "Dia mengatakan kamu akan segera bercerai denganku, apakah kamu merasa mimpi ini mungkin terjadi?"

Josephine tidak memberitahu Claudius kalau ini bukan mimpi, karena Josephine takut Claudius akan bertengkar dengan Nenek dikarenakan dirinya.

Claudius Chen membalikan badan sambil tertawa dan menimpa Josephine di bawah tubuhnya, lalu menggigit telinganya dengan pelan: "Apakah kamu pikir aku orang yang sangat aktif?"

Josephine Bai tidak dapat berkata apa-apa, jawaban ini...... seperti tidak ada gunanya bertanya.

Josephine mengenggam wajah tampannya, melihatnya dan berbicara dengan serius: "Aku sedang serius, apakah kamu akan bercerai denganku dikarenakan jodoh ditakdirkan untukmu?"

"Aku bahkan tidak menginginkan cinta pertamaku lagi, apakah aku akan menginginkan jodoh yang di takdirkan untukku?" Claudius Chen menggelitik pinggangnya: "Memiliki kamu si rubah betina sudah cukup bagiku, jangan berpikiran sembarangan dan mempengaruhi hubungan kita."

Meskipun Claudius Chen mengatakannya dengan sangat yakin, tapi Josephine Bai masih sangat tidak tenang.

Alarm HPnya di atas meja berdering, dia langsung mengambil HPnya dan mematikannya, lalu bersandar di bahu Claudius Chen, seperti biasa memeriksa HPnya apakah ada telepon dan pesan yang masuk.

Claudius membelai rambutnya dengan lembut, sambil melihat dia yang bermain HP dengan serius, setelah beberapa saat Claudius bertanya: "Kamu memberi tahu nomor HPmu kepada siapa saja?"

Nada suaranya terdengar santai, Josephine juga menjawab dengan santai: "Tidak banyak, hanya rekan kerja di kantor dan beberapa teman baik seperti Susi, Angie Yao, dan Alex Zhao."

"Apakah kamu pernah memberikan nomormu kepada pria lain?"

Josphine menatapnya tidak dapat berkata apa-apa: "Ada kamu yang mengawasi, semua rekan kerja pria di kantor bahkan tidak berani melihatku, menurutmu apakah mereka berani meminta nomor teleponku?"

"Jika seperti itu kelihatannya kamu sangat sedih?"

"Tidak juga, lagipula aku juga tidak suka berhubungan dengan rekan kerja pria."

Setelah mengatakannya, dikarenakan Josephine tidak mendengarkan balasan dari Claudius Chen, dia mengangkat kepalanya: "Jawabanku sangat bagus, kenapa kamu tidak memujiku sedikit?"

"Ini adalah kewajibanmu, apa yang perlu di puji?" Claudius Chen mengangkat tangan menutup HP Josephine lalu melihatnya dengan serius: "Aku ingin bertanya kepadamu, apakah belakangan ini kamu ada berkomunikasi dengan Vincent Lee?"

Mengingat pesan semalam, Claudius Chen langsung merasa sekujur tubuhnya tidak nyaman, dan tidak memiliki kesabaran untuk mencari tahu sedikit demi sedikit.

Josephine Bai meliriknya dengan marah: "Aku bukan orang yang tidak setia seperti kamu, menganggap cinta pertamamu lebih penting dari nyawamu."

"Aku sedang berbicara serius denganmu." Claudius Chen mengangkat wajah Josephine dan memaksa Josephine menatapnya.

"Aku juga sedang berbicara serius." Josephine Bai melihatnya sebentar, sedikit tidak dapat berkata-kata: "Kenapa pagi-pagi tidak waras? Tidak apa-apa kan? "

Claudius Chen melihatnya, dan menyadari dia tidak sedang berbohong, dia bahkan tidak terlihat merasa bersalah sedikitpun.

Hanya saja pesan semalam....apakah itu pertama kalinya Vincent Lee mengirimkan pesan kepada Josephine?

******

Meskipun tidak tahu cara menyenangkan orang, dan juga tidak suka melakukannya, tapi bagaimana pun Nenek Tua Chen adalah Nyonya rumah di rumah ini, dan dia adalah juga senior, Josephine Bai hanya dapat menurunkan harga dirinya dan pergi menyenangkannya.

Karena mengetahui Sally Lin selalu disukai Nenek Tua Chen, Josephine Bai bahkan meminta petunjuk darinya.

Sebaliknya Sally Lin sangat murah hati, dan memberitahu semua pengalamannya kepada Josephine, setelah memberitahukan semuanya dia juga memberitahu Josephine belakangan ini nenek sangat menginginkan batu obsididan pengusir roh jahat.

Saat Claudius Chen menyerahkan batu obsidian itu kepada Josephine Bai, dia bertanya dengan kaget: "Batu sebesar ini ingin kamu gunakan untuk apa?"

"Nenek yang menginginkannya." setelah menerima batu ini dia membolak-balik batu itu untuk melihatnya, lalu dia mengangkat kepalanya dan melihat Claudius Chen sambil bertanya: "Apakah benda ini mahal?"

"Sedikit mahal." kata Claudius Chen.

"Kalau begitu aku telah membuatmu menghabiskan banyak uang lagi? " kata Josephine Bai sedikit merasa bersalah.

"Dikarenakan dibeli untuk nenek, maka tidak termasuk menghabiskan banyak uang."

"Benar juga, yang penting nenek senang." Josephine Bai mengangkat batu hitam pekat ini: "Kalau begitu aku akan bawa batu ini untuk diperlihatkan kepada nenek, lihat apakah dia menyukainya atau tidak."

"Hmm, beritahu kepada dia jika dia tidak menyukai bentuk bulan sabit ini, masih ada bentuk yang lain." Claudius Chen mengangkat tangan dan mengelus kepalanya, tentu saja dia tahu demi dirinya Josephine Bai berusaha keras menyenangkan hati Nenek Tua Chen, dan juga dia melakukan semua itu tanpa pernah mengeluh dan menyesal.

Claudius Chen sangat puas dan sangat senang dengan usahanya ini.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu