Istri ke-7 - Bab 259 Ending 2 (3)

Disaat seperti ini, tentu saja dokter tidak akan membiarkannya begini saja, dengan cepat dia diangkat pergi.

Setelah menunggu satu jam kemudian, dokter akhirnya keluar.

Marco segera menghampirinya dan bertanya, “Dokter, ada apa dengannya? Apakah dia pingsan karena disebabkan oleh kurangnya gula darah?”

Dokter menganggukkan kepalanya, “Memang kekurangan gula darah, dan dia juga tidak sarapan.”

“Tidak sarapan?” Marco berbisik sendiri, ternyata dia bilang sudah makan sarapan itu sedang membohongi dirinya.

“Yang paling utama adalah dia adalah seorang wanita hamil, untung saja mengantarkannya tepat waktu, jika tidak........” Dokter tidak melanjutkannya lagi, malah mengelengkan kepalanya, “Anak muda zaman sekarang benar-benar.....”

“Apa katamu?” Marco mengira bahwa dia salah dengar, Belinda hamil?

Dokter melihat ekspresi Marco yang tiba-tiba berubah, dia mengira Marco tidak puas dengan perkataannya tadi, lalu menjelaskan, “Oh, maksudku wanita hamil yang menderita gula darah rendah sangat berbahaya, lain kali harus memperhatikan kebiasaan mengonsumsi.”

“Maksudmu Nona Belinda hamil?”

“Sudah hamil 3 bulan, kamu tidak mengetahuinya?” Dokter menatapinya, “Kenapa? Kamu bukan pasangannya?”

Marco merasa seolah ada sesuatu yang meledak di otaknya, beberapa saat kemudian dia baru menjawab, “Aku.......bukan.”

Ketika dia menjawab pertanyaan ini, dokter sudah kembali kedalam ruang pasien.

Marco duduk sendirian di koridor lumayan lama, barulah dia mendorong pintu dan masuk kedalam ruang pasien.

Didalam ruang pasien, Belinda sudah bangun, saat ini tengah terbaring dikasur dan menatapi dokter dengan tatapan kaget, selain kaget, di mukanya hanya ada panik.

Melihat ekspresinya, dokter juga sedikit bingung, “Nona Belinda, jangan-jangan.......kamu juga tidak mengetahui bahwa kamu hamil?”

“Aku........bagaimana mungkin aku bisa hamil? Dokter, kamu pasti salah.” Kata Belinda.

“Mengapa tidak mungkin?” Dokter menatapinya, “Apakah kamu melakukan hubungan seks 3 bulan yang lalu?”

“Aku.....” Belinda terdiam.

“Kamu ragu-ragu, berarti ada, jika kamu ada hubungan seks, maka semuanya akan menjadi mungkin.”

“Tapi bulan lalu aku masih datang bulan.” Kata Belinda.

“Bulan lalu datang bulan?” kali ini giliran dokter yang kaget.

Belinda lalu menganggukkan kepalanya, “Iya, meskipun datang bulanku tidak teratur, tapi bulan lalu benar-benar datang.”

“Tapi hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kamu hamil, dan adalah hamil dalam kondisi normal, bayinya juga tumbuh dengan baik.” Dokter berkata, “Jika tidak percaya kamu dengar ini saja, detak jantung yang begitu kencang.”

Dokter menaruh peralatan di perut Belinda, lalu mengerakkannya dan terdengar suara detak jantung bayi, “Apakah kamu dengar itu? Ini adalah detak jantung bayi, kamu hamil.”

Mendengar suara detak jantung itu, Belinda kaget, dia baru berkata, “Tapi bulan lalu aku benar-benar datang bulan.”

“Apakah banyak? Berapa hari?”

“Tidak banyak, sekitar dua hari........” Belinda lalu menambahkan, “Dulu aku datangnya juga tidak banyak.”

“Kamu itu bukan datang bulan, tapi petanda hampir gugur.” Dokter melanjutkan, “Lebih jelasnya yaitu anak kamu ini kuat, dia bertemu dengan ibu yang tidak bertanggung jawab seperti kamu masih bisa hidup sampai sekarang.”

“Petanda hampir gugur?”

“Iya, 3 bulan pertama hamil adalah masa bahaya, mudah untuk melihat darah, yaitu petanda hampir gugur, biasanya jika wanita hamil bertemu dengan kondisi seperti ini, mereka akan datang kerumah sakit untuk berawat selama 3 hari hingga satu minggu, kamu malah baik, melihat darah kamu malah menganggapnya datang bulan, sungguh sebuah keajaiban juga anak ini bisa hidup hingga sekarang.”

Belinda melongo mendengar perkataannya, dan akhirnya menyadari sebuah masalah, dia hamil......

Dia ternyata hamil.........

Kedua tangannya dikepalkan, dia memukul kepalanya sendiri.

Hidup ini........benar-benar penuh dengan kejutan, namun kejutan ini benar-benar terlalu mengejutkan.

Waktu itu ketika melihat darah, itu adalah saat dia sedang berusaha membantu Perusahaan Keluarga Chen, waktu itu mungkin karena terlalu sibuk, maka dari itu dia bisa berdarah, setelah itu semuanya baik-baik saja, anak ini memang hidup dengan ajaib.

“Kenapa? Kamu tidak menginginkan anak ini?” tanya Dokter.

“Aku.....aku tidak berencana melahirkannya.” Jawab Belinda.

“Mengapa tidak mau?” dokter tidak mengerti, “Anak ini begitu susah payah bisa hidup hingga sekarang, dan sudah 3 bulan, apakah kamu tega melakukannya? Lagipula, meskipun kamu tidak memikirkannnya untuk anak, kamu juga harus memikirkannya untuk dirimu sendiri, usiamu sudah lumayan besar, jika kamu gugur sekarang, maka akan mudah untuk merusak badanmu sendiri.”

“Terima kasih atas peringatan dokter, tapi aku benar-benar tidak menginginkan anak ini.” Belinda menegaskan, “Tolong gugurkan anak ini, terima kasih.”

“Apakah kamu yakin?” Dokter sangat menyayangkan, “Kamu mau atau tidak?”

“Mau!” orang yang berkata ini adalah Marco yang berdiri didepan pintu dari tadi.

Kedua orang yang berada didalam ruang pasien menatapinya, ketika melihat Marco yang masuk dengan mendorong kursi roda, dia juga menegaskan, “Terima kasih dokter, kami menginginkan anak ini.”

Dokter menatapinya, lalu melirik Belinda yang berada dikasur, “Kalau tidak kalian diskusi dulu saja.” Seusai berkata, dia meninggalkan ruang pasien.

Setelah dokter pergi, didalam ruang pasien sunyi, kedua orang itu saling bertatapan.

Sesaat kemudian, Marco berkata, “Belinda, anak ini........lahirkan dia, aku akan bertanggung jawab terhadapnya.”

“Tuan Marco, kamu salah paham.” Belinda mengelaknya, “Anak ini bukan milikmu. Kamu tidak perlu bertanggung jawab terhadapnya.”

“Anak ini sudah 3 bulan, jika bukan milikku, anak ini milik siapa?” Marco menatapinya.

“Anak ini..........” Belinda berpikir sejenak, lalu berkata, “Milik Tuan Claudius, aku berhubungan dengannya sehari sebelum berhubungan denganmu, anak ini pasti miliknya.”

“Jika kamu mengatakan kamu berhubungan dengannya setelahku, maka aku mungkin curiga anak ini miliknya, namun kamu bilang ini sebelum malam itu.......?” Marco mengelengkan kepalanya, “Maaf, aku sama sekali tidak curiga.”

“Apa maksudmu?”

“Tahukah kamu mengapa aku terus terpikiran hal ini? Karena aku tahu itu adalah malam pertamamu.”

“Malam pertamaku?” Belinda berpura-pura merasa lucu, “Tuan Marco, apakah kamu bisa berhenti melawak? Seluruh kota C tahu bahwa aku dan Claudius berhubungan, aku adalah kekasih Claudius, kamu kira kami hanyalah kekasih yang makan-makan, jalan-jalan dan tidak melakukan apa-apa?”

“Oh iya, ada sebuah hal yang selama ini aku tidak enak untuk mengingatkanmu.” Marco berkata, “Setelah kamu mengotori selimutku, kamu pergi begitu saja, dan meninggalkannya untuk dibersihkan oleh orang cacat alias aku, ini memang sedikit kurang manusiawi.”

“Apa?” Pipi Belinda sedikit merah, namun dia tetap memilih untuk pura-pura bodoh.

“Jika kamu bersikeras mengatakan bahwa anak ini milik Claudius, maka aku akan memberitahu kabar ini kepada Claudius dan Josephine sekarang.”

“Jangan.........” Belinda mendengar bahwa Marco akan memberitahu mereka, dia langsung panik.

Jika karena dia, Claudius bertengkar lagi dengan Josephine, maka dosanya benar-benar besar.

Melihat reaksinya, Marco tersenyum dalam hati.

Belinda menatapinya dan mengakuinya, “Baiklah, aku mengakui bahwa anak ini milikmu, tapi Tuan Marco, ini salahku, aku tidak menyalahkanmu, aku juga tidak peduli dengan operasi penguguran kali ini, kamu tidak perlu bertanggung jawab kepadaku hanya karena anak ini.”

“Ini juga salahku, aku memang harus bertanggung jawab.” Marco berkata, “Lebih pentingnya adalah......aku menginginkan anak ini.”

“Tapi aku tidak menginginkannya.”

“Mengapa? Sama seperti kata dokter tadi, anak ini hidup dengan susah payah hingga sekarang, lagi pula usiamu juga sudah tinggi, kamu tidak cocok untuk mengugurkan anak ini.”

“Tidak apa-apa, banyak juga wanita usia tinggi yang mengugurkan anaknya, mereka juga tidak apa-apa.”

“Bagaimana jika tiba-tiba ada apa-apa?”

“Tidak akan.”

Marco menatapinya, dan berkata dengan tidak berdaya, “Belinda, tolong jangan lakukan itu, tolong berikanlah sebuah kesempatan kepadaku untuk bertanggung jawab.”

“Tuan Marco, aku jujur saja kepadamu.” Belinda panik, dia berkata, “Meskipun standar pemilihan pasanganku bukanlah penampilan luar, namun aku belum pernah berpikiran untuk menikahi seorang lelaki yang cacat kedua kakinya, apalagi harus menjaganya dengan sisa kehidupanku, maaf, perkataanku terlalu menusuk, tapi.......aku tidak bisa menerima pernikahan seperti ini.”

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu