Istri ke-7 - Bab 157 Dunia Milik Berdua (3)

Ia menahan tawanya, kemudian bertanya dengan nada menggoda, "Kau mau bagaimana terhadapku?"

"Dalam hati kau tahu," Ujar Claudius memberikan senyuman yang ambigu, wajah mungil Josephine seketika memerah, kemudian ia menepuk lengan Claudius dan berkata, "Sepanjang hari hanya memikirkan tentang itu, apakah kau masih punya sedikit saja gaya seorang bos besar?"

"Yang kumaksud adalah mau mengurangi bonus gajimu," ujar Claudius sambil mengamatinya, "Sebenarnya siapa yang memikirkan hal semacam itu seharian?"

Wajah Josephine pun semakin memerah.

Meskipun sekarang bukan musim terindah untuk melihat bunga lavender, namun Josephine masih merasa bersemangat.

Saat kecil, ia bermimpi suatu hari nanti, ia akan pergi ke sebuah taman indah yang romantis bersama orang yang dicintainya dan membuka lebar kedua lengannya, memejamkan mata dan menghirup napas.

Setelah menanti sekian lama, hari ini akhirnya datang, ia memejamkan mata, napas yang dihirupnya dipenuhi dengan aroma lavender.

"Ingin sekali tinggal di sini setiap hari," katanya tanpa sadar.

"Ini agak sulit," ujar Claudius menghampirinya dan merangkul bahunya, merasakan ketenangan ini bersamanya.

"Ini adalah tempat wisata nasional tingkat 1, tidak dijual," kata Claudius sambil tertawa kecil, "Bahkan jika dijual aku juga tidak mampu membelinya untukmu."

"Kau tidak mampu?" Tanya Josephine menoleh padanya, "Bukankah kekayaanmu mengalahkan kekayaan negara?"

"Siapa bilang kekayaanku mengalahkan kekayaan negara?"

"Desas-desus di luar mengatakan seperti itu," kata Josephine berpura-pura memasang wajah kaget, "Apakah aku salah dengar? Mimpiku sebagai istri orang terkaya hancur sudah?"

"Belum hancur," kata Claudius mencubit ujung bibir Josephine, "Pria di sebelahmu ini sama seperti ladang lavender ini, harganya tak terhitung."

"Cih."

"Kau meremehkan aku?"

"Tidak terasa tuh hargamu yang tak terhingga itu, yang terasa malah adalah kau seperti sepotong permen yang lengket, dihempaskan bagaimanapun tidak akan terlepas."

"Coba ulangi lagi?"

"Kubilang kau seperti permen yang lengket, seumur hidup aku akan menempel padamu," katanya. Setelah bersama dengannya selama ini, Josephine sudah bisa tahu isi hati Claudius dengan melihat wajahnya, biasanya setelah membuatnya hancur, Josephine akan menghiburnya.

Sesuai dugaan, wajah Claudius seketika berubah suram, bagaikan awan mendung di malam hari.

Claudius seketika menariknya ke pelukannya, jarinya menggelitik pinggang Josephine, lalu memperingatkannya dengan geram, "Kulihat kau sekarang semakin bernyali, bahkan berani mempermainkanku."

Josephine tertawa terbahak-bahak karena gelitikannya, sambil tertawa ia berlari ke depan menghindari kejarannya.

Karena bukan musim terbaik, pengunjung di sana sangat sedikit, Claudius pun melenyapkan keseriusannya, tanpa segan mengejar Josephine, ia menangkap topi besar di kepala Josephine.

"Jangan rusak topiku," ujar Josephine sambil memukul punggungnya untuk melawan.

Kaki Josephine tersandung, tubuhnya oleng ke belakang, dengan terkejut ia berteriak.

Karena pergelangan tangannya ditarik oleh Josephine, Claudius tidak tahu apakah itu disengaja, tetapi ia mengikuti jatuhnya tubuh Josephine begitu saja, ia menekan tubuh Josephine.

"Ah!" Seru Josephine merasakan dirinya jatuh ke tempat yang selembut kapas dan harum semerbak, bahkan di pinggir pipinya semua adalah bunga lavender. Dan di atas tubuhnya, adalah pria yang dicintainya.

Angin berhembus, ia memejamkan mata, merasa dirinya ingin mati di tengah perasaan yang romantis ini.

Pantas saja orang-orang menyebut Provence sebagai tempat yang romantis sampai mati!

Claudius sedikit mengangkat tubuhnya,lalu tersenyum kecil sambil mengamatinya, "Jauh-jauh datang kemari, katakan apakah aku harus menciummu di sini?"

Josephine menggeleng. "Sebaiknya cepat tarik aku untuk berdiri, kita merusak bunga milik orang, hati-hati penjaganya akan mengusir kita."

Claudius ikut menggeleng sepertinya, "Sekarang adalah musim panen bunga lavender, mereka tak akan mempedulikannya."

"Meski begitu tetap saja tidak baik," ujar Josephine, sebelum kata-kata selanjutnya keluar, Claudius sudah mengarahkan sebuah ciuman ke bibirnya.

Ia tahu apapun yang ia katakan, Claudius tetap akan menciumnya, Josephine tertawa dalam hati.

Setelah mencium beberapa lama, Claudius akhirnya puas, jarinya menunjuk ujung bibir Josephine lalu ia berkata, "Ingat, ini adalah ciuman romantis yang kuberikan untukmu."

"Aku pasti akan mengingatnya," kata Josephine sambil mengangguk.

Begitu Claudius sedang akan bangkit bediri dan menarik Josephine dari lautan bunga itu, Josephine tiba-tiba merangkul lehernya dan berkata, "Tunggu sebentar, kalau hanya mengingatnya di dalam otak itu tidak cukup, aku mau memfotonya, berikan ponselmu padaku."

Claudius mengambil ponsel di kantungnya dan menyalakannya, sebelah tangannya merangkul Josephine dengan erat, tangan satunya yang memegang ponsel dijulurkan jauh-jauh, mereka pun berhasil mengabadikan pemandangan indah ini.

"Tunggu, sekali lagi," kata Josephine mengembungkan mulut kecilnya dan mencium pipi Claudius, memberinya ciuman yang imut.

Selesai memfoto, Claudius melihat hasilnya, melihat mulut kecil merah jambu Josephine yang menggembung itu, ia pun tertawa terbahak-bahak. "Sudah menjadi seorang nyonya begini, masih suka sok imut."

"Memangnya seorang nyonya seharusnya bagaimana?"

"Contohnya seperti ini," kata Claudius menunduk dan menciumnya, lidahnya menjulur masuk ke sela-sela gigi Josephine, lalu memberinya french kiss yang panas. Kemudian ia mengulurkan lengannya, ciuman panas ini pun juga berhasil diabadikan dalam foto.

"Lihat, dengan begini bukankah jauh lebih baik?" Kata Claudius sambil memberikannya pada Josephine, Josephine mengambil dan melihatnya, ia memukul wajah tampan Claudius dan berkata, "Orang mesum! Foto saja tidak lupa mengambil kelengahan orang lain."

Claudius menarik Josephine dari lautan bunga itu sambil tertawa. "Yuk pergi."

"Kenapa pergi seawal ini? Aku belum puas lihat-lihat," ujar Josephine sambil mengamati sekitarnya.

"Lihatlah bunganya banyak yang layu, tunggu musim panas tahun depan saat musim lavender aku akan membawamu ke sini lagi."

"Benarkah? Kau yang bilang begitu ya."

Claudius menyentil dahi Josephine dan berkata, "Bisa tidak jangan selalu memakai nada ragu untuk bertanya padaku benar atau tidak?"

Ia menyadari Josephine sepertinya sangat suka bertanya seperti itu padanya, apakah dalam hatinya Claudius memang orang yang sedemikian tak bisa dipercaya? Sepertinya image dirinya di hati Josephine masih perlu ditingkatkan lagi.

"Itu kan hanya karena aku senang," kata Josephine menyadarinya, lalu tersenyum malu.

Mereka mengelilingi ladang lavender itu sepanjang sore, hingga hari mulai gelap, Josephine baru rela meninggalkan ladang bunga itu.

Setelah meninggalkan ladang lavender, Claudius membawa Josephine ke toko yang khusus menjual barang yang berkaitan dengan lavender di sekitar sana.

Melihat berbagai koleksi yang cantik di dalam toko, semua barang yang berkaitan dengan lavender itu, membuat Josephine terkesima, ia menjejalkan barang bawaannya ke pelukan Claudius kemudian mulai melihat-lihat.

"Minyak lavender di sini harum sekali," kata Josephine mengambil 1 botol dan mengulurkannya ke depan Claudius, "Coba hirup."

"Minyak lavender di sini sangat asli, belilah untuk dibawa pulang."

"Apa aku boleh beli 1 setiap macamnya?" Tanya Josephine sambil mengamati berbagai model minyak di atas rak itu.

Claudius tersenyum dan berkata, "Kalau kau tidak khawatir didenda oleh bea cukai, tentu tak masalah," ujarnya lalu berbisik di samping telinga Josephine, "Tetapi yang penting kau ikut denganku."

Josephine memandangnya dengan kehabisan kata-kata, terpaksa ia meletakkan barang-barang lucu itu.

Meskipun ia sudah dengan teliti memilih barang untuk dikembalikan ke atas rak, namun begitu keluar toko, Josephine masih tetap menjinjing tas yang begitu penuh. Dipikir-pikir, barang yang dibelinya di kota kemarin lusa, ditambah barang hari ini, tidak heran Claudius mengejeknya pergi ke Prancis sebagai importir.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu