Istri ke-7 - Bab 147 Mengenai IQ (1)

Claudius melepaskan tangannya, dia akhirnya terbebas, dan bergegas berjalan kearah toilet.

Meskipun telah minum dua mangkok obat, tapi juga tidak akan serutin itu, dia hanyalah ingin mencari tempat untuk bersembunyi saja, karena dia tahu setiap kali mengungkit masa lalu, Claudius akan marah dan emosinya akan tidak terkontrol.

Dia duduk diatas kloset selama 20 menit untuk menunggu marahnya reda.

Setelah dia keluar, memang benar Claudius sudah tidak marah lagi dan sedang terbaring di kasur sambil menonton siaran Finance Malam Hari.

Dia berjalan dengan hati-hati kearahnya dan duduk di sisi kasur.

Claudius meerintahnya tanpa menoleh, “Kemari!”

Tangan Josephine yang sedang menarik selimut terhenti lalu menatapinya, “Ada apa?”

“Menurutmu?” Claudius akhirnya menoleh, dan menatapinya, “Tentu saja menyelesaikan hal yang belum selesai tadi.”

Josephine terdiam, dia mengira Claudius sudah melupakannya namun ternyata masih saja ingat!

“Tidak bisa, kebelet.” Josephine tiba-tiba memegang perutnya dan berbalik badan kembali ke toilet.

Kali ini dia bukan pura-pura melainkan benar-benar kebelet.

Sekembalinya dari toilet, Josephine melihat Claudius sudah tertidur, dia lalu baring disampingnya, setelah mengatur posisi tidurnya, dia menyadari bahwa Claudius sedang menatapinya, lalu dia mendekatkan badannya.

Untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan sengaja, Josephine menciumnya.

Claudius akhirnya puas dan menerima ciuman Josephine yang tidak begitu mahir, tangannya mengelus paha Josephine dan perlahan merambat.

Disaat Claudius berubah aktif dan dipenuhi dengan gairah, Josephine tiba-tiba memegang tangan Claudius yang sedang menuju ke perutnya, “Tidak bisa, aku mau ke toilet.”

Claudius tercengang, dia menatapinya, tatapannya jelas terlihat sedikit tidak senang.

“Maaf, ginjalku kurang sehat.” Josephine sambil tersenyum dan turun dari kasur lalu menuju toilet.

Setelah kembali lagi dari toilet, Claudius benar-benar kehilangan nafsu terhadapnya, dia tidur membelakangi Josephine.

Josephine bukan sengaja, tapi dia juga tidak mungkin minta maaf untuk hal seperti ini, begini juga baik, dia akhirnya bisa lolos dari maut ini dan tidur dengan tenang.

Keesokkan harinya, Josephine menyadari bahwa dirinya sedang membelit diatas badan Claudius selayaknya seekor ular, dia melirik dirinya sendiri. Pantas saja Claudius mengatakan dirinya lebih menggoda mengenakan kemeja daripada mengenakan pakaian tidur seksi, terbangun dari tidur pakaiannya terangkat dan menumpuk dipinggang, sedangkan kedua pahanya terlihat jelas.

Tadi malam jelas-jelas jauh dengan Claudius, namun setelah bangun dirinya sudah melingkar diatas badannya, dan dirinya yang melingkarinya, jika Claudius melihat adegan ini, akankah dia mengatakan bahwa Josephine sengaja menggodanya?

Untuk menjaga imagenya, Josephine menarik tangan dan kakinya dari badan Claudius dengan hati-hati, dan mukanya juga menjauh dari pelukannya. Disaat dia hampir berhasil, dia melirik kearah muka Claudius dan gerakannya terhenti.

Mereka saling bertatapan, dia terhenti seolah tertangkap mencuri.

Kapan dia bangun? Tadi jelas-jelas masih sedang tidur.

Claudius menatapinya, sejenak kemudian baru berkata, “Kebelet?”

“Hah?” Josephine tidak menyadarinya dan mengelengkan kepalanya, “Tidak.”

“Baiklah kalau begitu!” Claudius mengerakkan tangannya dan Josephine langsung kembali ke dalam pelukannya, dan dia bergegas membalikkan badannya, lalu menekan Josephine dibawahnya.

Hal yang tidak berhasil dilakukan kemarin, dia bersiap untuk membalasnya dua kali lipat!

Josephine menjerit karena tiba-tiba di perlakukan seperti ini.

Claudius bergegas menciuminya, dan menahan jeritannya dan terus menciuminya.......

Kedua orang ini sibuk dengan olahraga pagi, bahkan Vina yang datang menyuruh mereka sarapan saja hanya di iyakan saja oleh Claudius.

Josephine memukul pundak Claudius dengan tegang, “Cepat lepaskan aku, nenek pasti akan memarahiku.”

Lelaki ini terlalu egois, nanti ketika nenek marah, dia pasti akan terdiam dan makan sendiri seolah tidak berhubungan dengannya tanpa merasa tertekan, sedangkan dirinya akan dimarahi.

“Jika kamu masih bawel, aku juga akan memarahimu.” Claudius merambat kedalam tubuhnya, dan mengingatkannya disamping telinganya, “Tidak, aku tidak akan memarahimu, aku akan membuatmu tidak punya tenaga untuk turun dan dimarahi.”

Setelah diancam seperti itu, Josephine akhirnya tenang.

Mau bagaimanapun juga dia pasti akan kena, dia hanya bisa menerimanya saja.

Setelah mereka selesai, dan beres-beres, semua orang sudah selesai sarapan dan sedang minum teh di ruang tamu.

Joshua dan Chelsea sudah keluar, hanya ada Sally yang berada di ruang tamu menemani Nenek Chen.

Setelah melihat mereka berdua, benar saja Nenek Chen langsung menegurnya, “Ini sudah jam berapa, sungguh tidak beraturan!”

Josephine sudah bersiap untuk dimarahi, dia lalu menundukkan kepalanya, “Maaf, kemarin tidurnya sedikit malam.”

“Jam 10 tidaklah malam.” Kata Claudius.

Josephine tercengang, dan melotot Claudius, jika bukan karena dia, dirinya sudah turun dari tadi, sekarang dia masih bisa mengatakan hal seperti itu disini.

Nenek Chen berbalik menatapi Claudius, dan berkata dengan nada menegur, “Kamu juga, memangnya kamu tidak perlu kerja?”

Claudius tersenyum dan duduk di seberang Nenek Chen, “Nenek, bukankah kamu selalu menyuruhku istirahat dan jangan begitu kerja keras?”

Josephine mencibir, bukankah dia juga tidak beristirahat? Ini jelas-jelas memperbanyak kerjanya, pekerjaan yang menguras tenaga.

Sally melirik mereka berdua, sebagai orang yang juga sedang pacaran, dia bisa melihat dengan jelas aura yang disebarkan oleh Josephine, ini jelas-jelas baru saja dimiliki oleh lelaki, dia lalu tersenyum dan meminum teh, namun tidak mengatakan apa-apa.

Untuk mengganti topik pembicaraan, Josephine bertanya, “Tadi kalian sedang mengobrol apa? Aku lihat Sally sepertinya sangat senang.”

Sally tertawa dan berkata, “Tadi aku berkata dengan Nenek, aku berencana untuk kembali bekerja di rumah sakit, bagaimanapun juga kakiku yang cidera bukan tangan dan otakku, aku bisa kembali bekerja seperti biasanya.”

“Benarkah? Apakah nenek menyetujuinya?”

“Tentu saja.” Sally mengandeng tangan Nenek Chen, “Kata Nenek meskipun dia akan kehilangan orang yang menemaninya dan akan semakin bosan, namun sebagai seorang wanita memang harus mempunyai pekerjaan dan ruang lingkup kehidupan sendiri.”

“Jelas-jelas kamu sendiri yang merasa terlalu bosan dirumah, dan ingin mencari pekerjaan.” Nenek Chen dan menepuk tangan Sally.

“Nenek memang cerdik.” Sally tersenyum.

Mempunyai pekerjaan dan ruang lingkup kehidupan sendiri, Josephine sebenarnya juga mempunyai cita-cita seperti itu.

Dia tanpa sadar berkata, “Aku juga ingin bekerja.”

Seusai berkata, semua orang di ruang tamu menatapinya.

Josephine bergegas berkata, “Nenek, aku juga ingin bekerja.”

“Untuk apa kamu pergi? Kamu jaga badanmu saja dirumah.” Nenek Chen menolaknya tanpa mempertimbangkannya.

Josephine menutup mulutnya dengan kecewa, dia mengira Nenek Chen akan menyetujuinya, namun tidak disangka dia akan di tolak begitu saja.

Dia melirik Claudius dan melihatnya hanya minum teh sendiri, tanpa terlihat ingin membantunya sama sekali. Sepertinya dia juga tidak menyetujuinya, mimpi kerjanya.......hanya tetap bisa dijadikan sebuah cita-cita.

Sally melirik semua orang lalu berkata sambil tersenyum, “Nenek, bekerja juga bisa sambil menjaga badan.”

“Keluarga Chen tidak kekurangan uang, dan keluarga Bai juga tidak butuh bantuanmu, jadi tidak perlu.” Perkataan Nenek Chen sedikit menusuk hati Josephine.

Dia tentu saja mengerti maksud Nenek Chen, sekarang keluarga Bai sudah tiada, meskipun dia ingin membantu juga tidak bisa lagi.

Untung saja dia tidak mempunyai banyak perasaan terhadap keluarga Bai, jika tidak dia akan sangat sedih mendengar perkataan ini.

******

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu