Istri ke-7 - Bab 89 Pencemburu (3)

Josephine terkejut, teman Claudius tidak mungkin perempuan ini kan?

"Tuan Chen ya... Ia baru saja menyelesaikan urusan, sekarang sedang di kamar mandi membasuh diri, ada urusan apa?" Tanya Fanny sambil sengaja mengarahkan ponsel ke arah dinding lalu berteriak, "Claudius, sudah selesai belum, ada yang mencarimu," lalu ia kembali meletakkan ponsel di telinganya, "Nona tolong tunggu sebentar, Claudius akan segera kembali."

"Oh... Oh ya apakah kau... Temannya?" Josephine yang telah dipenuhi kecemburuan itu tetap bertanya dengan sungkan.

"Benar, aku baru kembali dari luar negeri," jawabnya sambil tertawa, "Apakah nona kekasihnya? Aku beritahu sebuah rahasia, aku menemukan bahwa teknik Claudius bertambah hebat, membuatku bergairah..."

"Tak tahu malu!" Teriak Josephine, ia tak kuat lagi mendengarnya sehingga menutup telepon.

Fanny sebenarnya masih mau mengatakan beberapa kalimat lagi, melihat teleponnya sudah putus terpaksa ia menutup telepon.

Henry di sebelahnya tertawa melihatnya. "Apakah ini caramu untuk membuat pasangan muda ini bertengkar?"

"Akulah yang paling ahli merusak hubungan orang," kata Fanny tertawa bangga, "Tetapi kulihat istrinya dan istrimu sama-sama kampungan."

Begitu mendengarnya, wajah tampan Henry berubah tegang, Fanny menyadari ia kelewatan batas, ia pun segera diam.

Kebetulan Claudius saat itu keluar dari kamar mandi, melihat ponselnya ia berkata, "Siapa yang menelepon?"

"Istrimu sedang mengecek keadaanmu," kata Fanny sambil tersenyum, "Tak kusangka Claudius juga diawasi seharian, benar-benar menyedihkan."

Claudius tak merasakan apapun, ia mengejek Henry, "Orang yang tak diperhatikan istri baru menyedihkan bukan?"

"Kalau begitu... Tuan Chen adalah pria yang beruntung," kata Fanny tersenyum, ia mengangkat gelas bir dan bangun dari sofa, "Aku bahkan belum bersulang dengan Tuan Chen, bagaimanapun aku harus minum segelas ini baru kau boleh pergi... Ah!"

Kakinya tiba-tiba terkilir, tubuhnya miring ke arah Claudius, lipstik merahnya menempel pada kemeja putih Claudius.

"Maaf, sepatuku terlalu tinggi," katanya genit sambil bersandar di dadanya, ia dengan puas menikmati hasil karyanya.

Claudius sangat memahami Fanny adalah wanita macam apa, ia juga tahu wanita itu sengaja, hanya saja ia tak menyadari Fanny seniat itu, juga tak menyadari bekas lipstiknya. Ia hanya dengan wajah muak mendorong Fanny. "Aku tak akan minum lagi, aku masih harus menyetir pulang."

Lalu ia membuat gerakan telepon pada Henry yang bermuka masam, kemudian keluar.

Awalnya Josephine menelepon karena mengkhawatirkan Claudius, kalau sudah tahu ia baik-baik saja Josephine baru akan tidur, tak disangka yang mengangkat telepon adalah seorang wanita, dan lagi wanita itu mengatakan hal tak tahu malu begitu.

Kalau begini Josephine akan terjaga hingga pagi, karena setiap ia memejamkan mata, muncul bayangan Claudius dan wanita itu di ranjang.

Ia menggelengkan kepala, saat ia sedang bersiap memakai headset untuk mendengarkan musik, terdengar suara mobil yang samar namun cukup jelas di luar.

Josephine bangun lalu membuka tirai dan menengok ke luar jendela, itu adalah mobil Claudius, di jam segini selain dia tak ada orang lain yang datang mengendarai mobil.

Claudius memarkir mobilnya di depan pintu ruang utama, lalu dengan langkah cepat naik ke kamar.

Sebelum sampai di kamarnya, ia berdiri di depan pintu kamar Josephine, dengan berhati-hati membuka pintu hingga membentuk celah kecil, melihat Josephine belum tidur, ia pun masuk.

"Semalam ini kenapa belum tidur?" Tanya Claudius melihat Josephine yang berdiri di tengah ruangan, ia tersenyum tipis, "Tidak sedang menungguku kan?"

Josephine mengamatinya dari ujung kaki hingga kepala, terakhir ia mengarahkan pandangannya pada bekas lipstik di kerah kemejanya, Josephine memalingkan pandangan, "Tidak, aku cuma bangun untuk ke toilet."

"Benarkah?" Claudius maju 2 langkah, berdiri di hadapannya dan mengamatinya. "Kenapa aku tak melihat bekas baru bangun tidur di wajahmu? Kau bukannya sama sekali belum tidur kan?"

Meskipun ketahuan, Josephine tetap lanjut berbohong, ia memandangnya dengan ekspresi datar. "Kukira kau baru pulang besok."

"Oh ya? Atau kau sedang cemburu ya," kata Claudius lalu menyentuh ujung dagu Josephine, "Aku tiba-tiba merasa punya seseorang yang cemburu untukku adalah hal yang membahagiakan."

Claudius menunduk untuk menciumnya, Josephine menghindari ciuman itu, "Wanita yang cemburu untukmu mungkin ada 1 truk penuh ya?"

Karena jadi mencium udara, Claudius mengerutkan keningnya, ia mengejar bibir Josephine, Josephine dengan panik mendorongnya, "Aku tak mau merasakan lipstik perempuan itu, sebaiknya kau mandi hingga bersih baru menyentuhku."

Wajah Claudius berubah, ia semakin mengernyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

"Menurutmu?" Meski Josephine tahu ia bukanlah pria yang dapat dikendalikannya, dan ia tak berani bertanya dengan siapa ia pergi di luar, namun ia sangat tidak suka Claudius pura-pura bodoh dan tak berdosa, ia tak suka dibohongi.

Meskipun seperti dulu ia menyidirnya, bilang bahwa Josephine tak berhak mengurusi kehidupan pribadinya. Josephine hanya akan sedih sebentar, tidak akan meremehkannya seperti sekarang.

"Josephine katakan dengan jelas?"

"Maaf, tidak seharusnya aku mengurusi kehidupan pribadimu, tuan muda ganti baju dan tidurlah, aku juga akan tidur," kata Josephine dengan cukup tenang, lalu berbalik mengarah ke kasur.

Namun saat ia melangkah, tangannya ditarik oleh Claudius.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu