Istri ke-7 - Bab 189 Jesslyn (2)

“Mengapa kamu tidak ingin mendapatkannya?” Henry Qiao bertanya dengan penuh keraguan.

“Karena aku tidak tega membiarkan dirinya menikahi orang yang tak sempurna seperti aku.” Suaranya tegas namun mencakup kesedihan yang dimilikinya.

Henry Qiao terharu dan menepuk bahunya: “Marco, kita harus berpikir hal yang baik, dulu banyak juga wanita yang mengejarmu, sekarang kamu malah memilih Josephine Bai yang bisa dikatakan “bekas” dari orang lain, dia seharusnya bersyukur ...”

Ekspresi Marco Qiao yang marah tertangkap oleh Henry Qiao, dia bergegas meralat: “maaf, seharusnya wanita seperti Josephine Bai saja.”

Meskipun telah diralat olehnya, namun dalam hatinya masih menganggap “barang bekas”, bahkan membawa seorang anak.

Dia hanya wanita yang biasa saja, adiknya yang satu ini bahkan menganggapnya seperti emas yang disayanginya.

“Jika kamu menganggap Claudius Chen sebagai teman, kamu seharusnya memberitahunya, bukannya menunggu begini saja.” Marco Qiao menggertakkan giginya: “aku tahu kamu sedang membalas dendam padanya mengenai kejadian kakak ipar, kamu tidak mencintai kakak ipar, namun juga tidak membiarkannya bersama pria lain, kamu sungguh kejam!”

Sudut bibir Henry Qiao tidak santai, namun dia tidak ingin marah pada Marco Qiao, hanya mengangkat tangannya dan melihat sekilas waktu di jam tangannya kemudian bangkit dari kursi: “sudah malam, aku pulang dulu.”

Marco Qiao tetap diam, Henry Qiao memutar badannya dan berjalan pergi.

Dia melihat mobil Henry Qiao melaju jauh, Marco Qiao mendengus, dia tidak masuk ke dalam rumah, hanya duduk tenang di taman ini.

Di atas meja masih tersisa setengah kue tart yang belum dihabiskan, beberapa batang lilin yang belum habis terbakar, dia merasa sedang berada dalam sebuah mimpi yang indah ketika melihat semua ini dan mendengar suara Jesslyn yang sedang tertawa riang, dia tidak menyangka dirinya bisa menjalani kehidupan bersama wanita yang dicintainya seperti saat ini.

Dikarenakan ibunya adalah wanita ayahnya yang di luar, bukan istri ayahnya yang sah, kemudian ibunya meninggal muda, sejak kecil dia tinggal bersama pengasuhnya, tidak mendapatkan banyak perhatian. Hingga suatu hari kakinya tidak bisa berjalan akibat kecelakaan, ayahnya baru membawanya pulang ke rumah.

Nyonya Qiao otomatis tidak bisa menerima anak haram seperti dia, Henry Qiao dari luar kelihatan biasa saja padanya, padahal dalam hati cukup baik padanya, hampir semua yang Marco Qiao inginkan bisa diberikan olehnya.

Bahkan wanita yang dicintainya, sekarang telah berada disisinya!

*********

Marco Qiao duduk sendirian di taman selama dua puluh menit, kemudian masuk ke dalam rumah.

Saat dia masuk, Josephine Bai baru saja selesai membujuk Jesslyn untuk tidur dan keluar dari kamarnya, dia melihat ke belakang Marco Qiao dan bertanya: “apakah kakak sudah pulang?”

“Iya, sudah pulang.” Marco Qiao melihat ke arah kamar tidur: “Jesslyn sudah tidur?”

“Hari ini dia sangat senang, akhirnya tertidur juga.” Josephine Bai tersenyum dan berjalan menuju kamar mandi mengambil handuk basah dan memberikan kepadanya: “lap muka dulu, kita juga istirahat.”

Marco Qiao mengambilnya dan menyeka wajah beserta tangannya, menggeser kursi rodanya hingga berada di sebelah tempat tidur kecil, menyelimuti Jesslyn dengan lembut, melihatnya yang sedang tertidur nyenyak, dia berkata pada Josephine Bai: “hari ini sungguh capek, tidurnya sangat nyenyak.”

Josephine Bai menghampirinya dan membantunya naik ke tempat tidur.

Marco Qiao kemudian memeluknya dan memintanya untuk tidur bersama.

Josephine Bai tersenyum dan mengelak tangannya: “sayang, aku harus beres-beres taman dulu baru bisa tidur.”

“Besok saja beresinnya, sekarang sudah larut malam.” Marco Qiao mematikan lampu, ruangannya gelap, Josephine Bai pasrah. Dia menikmati pelukan tersebut.

Kamar tidurnya hening, Marco Qiao membelai punggung Josephine Bai dan bertanya: “Jessie, bolehkah aku bertanya sesuatu?”

"Tanyalah,"

"Apakah kamu bahagia sekarang?"

"Tentu saja bahagia." Josephine Bai mengangkat wajahnya dan menatap rahangnya yang maskulin: "kenapa tiba-tiba bertanya begitu?"

“Tidak ... Hanya takut dirimu tidak terbiasa setelah kembali kesini.”

“Bagaimana mungkin, aku merasa disini jauh lebih baik dari pada luar negeri, aku lebih suka sini.” Josephine Bai mengecup bibirnya, tersenyum: “sebenarnya dimanapun sama saja, yang paling penting adalah kebersamaan kita bertiga yang bisa bahagia bersama setiap hari.

“Apakah kamu benar-benar berpikir seperti itu?” Ketika melihat muka Josephine Bai yang bahagia, Marco Qiao merasa dirinya tidak begitu bersalah lagi.

Selama dua tahun lebih, dia sangat menikmati kebahagiaan ini namun bersamaan dengan itu dia merasakan penderitaan juga, dia merasa kebahagiaan yang didapatkan seperti hasil dari pencurian dan tidak akan bertahan lama, Tuhan tidak akan mengampuninya.

“Ada apa denganmu? Apakah kamu sedang galau?” Josephine Bai menatapnya: “bukannya aku sudah memberitahumu, tidak peduli bagaimana kondisi kakimu, aku tetap mencintaimu, karena kamu adalah suamiku, kamu adalah ayah Jesslyn.”

Meskipun dia tidak ingat masa lalu, tidak ingat bagaimana mengenal dan mencintai Marco Qiao, namun selama dua tahun ini, Marco Qiao sungguh baik kepadanya, dia tidak akan lupa. Dua tahun yang lalu dia hilang ingatan, penampilannya hancur, tidak bisa menemukan jalan keluar, saat itu Marco Qiao membantunya, mendorongnya keluar dari keputus asaannya. Dia yang memberi semangat pada Josephine Bai, menemaninya keluar negeri berobat, membantunya berjalan menuju pemulihan ...”

Tanpa dia, Josephine Bai tidak akan berada di dunia ini lagi, tidak akan memiliki kehidupan yang baik seperti hari ini.

Jangankan dia karena cacat di kakinya, bahkan jika dia cacat pada seluruh badannya, Josephine Bai juga tidak akan meninggalkannya.

*******

Pagi ini, Josephine Bai membawa mobil Marco Qiao mengarah ke sekolah Taman Kanak-Kanak.

Di kursi belakang, Marco Qiao sedang menceritakan cerita putri salju pada Jesslyn, Jesslyn bersandar pada tubuh Marco Qiao dan bertanya dengan penasaran: “Ayah, mengapa putri salju meninggal?”

“Karena dia makan apel yang diberikan orang asing, sehingga dia meninggal akibat diracunin.”

"Kasihan sekali."

“Jadi sekarang Jesslyn tidak boleh makan makanan yang diberikan oleh orang asing, jangan berbicara dengan orang asing, tahu ya?”

"Tahu, aku ingin menjadi tuan putri kecil yang pintar."

"Iya, anak yang pintar.”

Josephine Bai melirik kedua orang itu dari kaca, tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman yang indah.

Mungkin karena terpesona pada cerita Putri Salju, dia tidak fokus pada rambu lalu lintas yang sedang berwarna merah, kemudian dia bergegas menginjak rem.

"Hayo!” Meskipun Jesslyn menggunakan kursi pengaman, namun dia tetap merasakan rem mendadak dan alisnya berkerut: "Ibu, Ayah telah mengatakan berkali-kali, saat mengemudi harus berhati-hati."

“Baiklah, kami memaafkanmu kali ini, lain kali harus lebih hati-hati ya.” Tuan Putri kecil berkata dengan murah hati.

“Baiklah, tuan putri yang mulia.”

Marco Qiao sedang mempertimbangkan sesuatu, berkata: “sayang, kamu tidak cocok membawa mobil ini, aku akan membawamu pergi membeli mobil yang cocok untukmu.

“Tidak perlu beli lagi, sangat boros.”

“Beli mobil yang cocok untukmu, supaya kamu dengan Jesslyn tetap aman, anggap saja ini sebagai hadiah ulang tahunmu.”

Josephine Bai tidak menolak lagi ketika mempertimbangkan keamanan Jesslyn, kemudian mengangguk: “baiklah, lain kali kita pergi lihat mobil.”

Mobil berhenti di depan pintu masuk Taman Kanak-Kanak, Jesslyn melompat keluar dari mobil, kemudian memutar badannya berpamitan dengan Marco Qiao: “sampai jumpa Ayah, nanti sore jangan lupa menjemputku pulang.”

“Ayah dan ibu akan datang menjemputmu.” Marco Qiao tersenyum dan melambaikan tangannya: “sampai jumpa tuan putri.”

Josephine Bai menggandeng Jesslyn memasuki kelasnya, Jesslyn menyapa gurunya sebelum sampai di depan pintu kelas, Guru Fang tersenyum mengandeng tangan kecilnya: “kemarin setelah pulang ke rumah apakah sudah makan kue tart?”

“Sudah makan, aku hari ini memakai gaun baru yang dibeli ayah dan ibu.” Jesslyn memutar badannya tiga ratus enam puluh derajat.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu