Istri ke-7 - Bab 70 Berlibur Bersama (3)

Josephine tertawa kecil, baru saja dia ingin menaruh kembali hp itu, jarinya tidak sengaja menyentuh ke galeri hp, galeri terbuka, sebuah foto gadis muda muncul di hadapan mata Josephine.

Telapak tangan yang memegang hp itu tiba-tiba menjadi kaku, ekspresinya terkejut.

Galeri hp Claudius totalnya hanya ada satu folder, dan jumlah foto di folder itu juga hanya satu, boleh dibilang di dalam hp Claudius, selain foto gadis ini, tidak ada lagi foto lainnya.

Begitu beruntungnya dia bisa melihat isi hp Claudius, tidak perlu berpikir banyak dia pun sudah tahu kalau gadis itu adalah cinta pertamanya, Nona Zhu.

Walaupun dia tahu melihat hp orang lain itu hal yang tidak sopan, tapi dia masih saja membukanya, karena... Nenek tua Chen pernah bilang kepadanya Nyonya Jing dengan cinta pertamanya sangat mirip.

Saat mendengar nenek tua berkata begitu, dia ingin sekali melihat wajah Nona Zhu, dan melihat sebenarnya seberapa mirip mereka berdua. Tapi karena Nona Zhu tidak menyisakan apapun, dia tidak tahu harus mencari kemana.

Akhirnya hari ini dia pun berkesempatan!

Di dalam foto ini, gadis itu sangat muda, sepertinya masih berumur dua puluhan, wajahnya tidak begitu cantik, bahkan tidak bisa menandingi asisten Yan. Tapi tubuhnya yang tinggi dan seimbang, matanya yang indah dan lucu itu, sangat menarik.

Gadis ini... Sepertinya benar mirip dengan Nyonya Jing, apalagi kedua matanya, nenek tua tidak membohonginya, mata Nona Zhu ini benar-benar mirip dengan Nyonya Jing!

Josephine memegang erat hp itu dengan jarinya, hatinya mulai tidak tenang, lalu sebab dibalik Claudius yang menghancurkan foto-foto gadis itu, apakah benar karena Nona Zhu ini?

Dan apakah semua yang dilihat dan didengarnya tentang kuil itu, apakah itu benar atau hanya mimpi?

Oh iya, dia mengingat pernah sekali saat Claudius marah besar, dan pernah menyuruhnya untuk jangan pergi, ada sebagian alasan karena di dirinya ada bayangan Nona Zhu ini.

Dia melotot, tapi dia tidak melihat di dirinya ada kemiripan apa dengan Nona ZHu, kenapa bisa ada bayangannya?

Mendengar suara gerak-gerik dari pintu kamar mandi, Josephine gugup, dengan cepat dia menaruh kembali hp yang sudah ditekan layarnya hingga menjadi gelap.

Claudius keluar dari kamar mandi, melihatnya yang masih duduk di samping ranjang, alisnya naik dan bertanya dengan nada menyindirnya: "Kenapa? Masih ingin lagi?"

Josephine mengikuti garis pandang mata Claudius menunduk dan melihat dirinya sendiri, dia baru menyadari kalau baju tidurnya masih terbuka lebar dan dadanya kelihatan!

Dari tadi dia hanya melihat hp Claudius, dia malah lupa memakai bajunya dengan rapi, mukanya memerah, dengan cepat dia langsung menarik bajunya dan berlari menuju ruang ganti.

Setelah dia keluar, Claudius sudah meninggalkan kamarnya.

*****

Di ruang makan di lantai satu, nenek tua melihat baju santai yang dipakai Claudius, dengan penasaran dia bertanya: "Loh? Hari ini tidak kerja?"

Tidak kerja di hari kerja? Ini tidak seperti gaya cucunya yang gila kerja itu.

"Aku mau dinas ke Surabaya." Claudius menundukkan kepalanya dan mulai memakan sarapan yang ada di piringnya.

Mendengar Surabaya, dalam hati Josephine muncul perasaan yang berbeda.

Surabaya, tempat dia hidup di waktu kecil, dia sudah beberapa tahun tidak pernah kembali kesana.

"Bukannya sudah kubilang, hal dinas seperti ini biarkan Joshua saja yang pergi, tidak perlu kamu yang pergi sendiri kesana." Nenek tua berkata, sebagai tuan rumah wanita, setiap saat dia selalu ingin melindungi penerus keluarga Chen ini.

"Benar, kak, hal kecil begini cukup aku yang pergi saja." Joshua berkata.

Dia bingung, biasanya Claudius tidak suka dengan dinas, bahkan untuk orderan yang nilainya milyaran pun dia hanya suruh bawahannya yang pergi untuk bernegosiasi, kenapa hal kecil seperti proyek di kota Surabaya ini malah pergi sendiri.

"Tidak perlu." Claudius berkata: "Sekarang semua orang sudah mengenaliku, aku juga tidak perlu menyembunyikan diri lagi."

"Walaupun tidak perlu bersembunyi lagi, tapi juga tidak boleh seharian di luar, berbahaya."

"Nenek, kamu kebanyakan nonton drama." Claudius tersenyum dan menuangkan susu kepada nenek tua: "Pelan-pelan makannya, aku pergi duluan ya."

"Tunggu dulu." Nenek tua mencegahnya, baru saja dia ingin Claudius membatalkan perjalanannya, Bibi He saat ini malah berkata: "Nyonya, biarkan tuan muda pergi, kota Surabaya banyak pemandangan indah, anggap saja dia pergi berlibur."

Bibi He berhenti, lalu melanjutkan lagi: "Kalau nenek khawatir, boleh panggil nyonya muda ikut pergi menemaninya, kalau berduaan kan bisa saling menjaga."

Nenek tua mengerti maksud dari Bibi He, tapi kota surabaya ini mau dibilang jauh juga tidak, mau dibilang dekat juga tidak, butuh waktu terbang 1 jam 30 menit baru bisa sampai kesana, Josephine juga sekarang sedang hamil.

Tapi kota Surabaya benar-benar tempat yang bagus, cocok untuk berpacaran, waktu itu bukannya Claudius ketemu dengan Nona Zhu juga disana? Tempat yang begitu indah, kalau mereka berdua pergi bersama dan menanam benih-benih cinta disana juga bagus.

Memikirkan ini, nenek tua memutuskan untuk membiarkan mereka pergi bersama.

Walaupun Josephine suka dengan Surabaya, dan ingin sekali kembali kesana, tapi memikirkan kalau pergi bersama Claudius dia malah menjadi tidak tertarik lagi.

Sebelum nenek berkata dia malah duluan berkata: "Tidak mau, biarkan asisten Yan dan asisten Huang yang menemani tuan muda pergi saja, aku... aku mabuk pesawat."

Mendengarnya semua juga tahu ini bohong, tidak hanya Claudius saja yang berpikir demikian, nenek juga tahu kalau itu bohong.

Tapi Claudius pun tidak tertarik untuk berpergian dengannya, jarang sekali mereka bisa bersependapat, tapi kali ini dia sependapat dengan Josephine: "Benar, mabuk pesawat itu sangat tidak enak, kalau begitu lebih baik di rumah saja."

"Baru sejam lebih saja, belum menunggu kamu mabuk pun sudah sampai di kota surabaya." Nenek tua sengaja memasang muka tidak senang dan berkata ke Josephine: "Claudius sendirian keluar, kalau penyakitnya kambuh lagi bagaimana? Kamu tidak khawatir?"

"Aku..." Josephine kehilangan kata-kata, lalu menunduk: "Maafkan aku, aku tidak memikirkan hal ini."

Nenek tua sudah berkata demikian, apakah dia punya alasan untuk menolaknya? Terpaksa dia hanya bisa ikut.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu