Istri ke-7 - Bab 151 Cara Untuk Memperbaiki (1)

Claudius meletakkan majalahnya, membalikkan badan dan menekannya ke sampingnya, dan ingin mencium bibirnya. Tiba-tiba Josephine gemetaran, dan merasakan ada sesuatu yang aneh di bawahnya, dia pun keluar dari tubuhnya dan langsung berjalan cepat ke toilet.

Saat dia melihat ada bercak merah di celana dalamnya, dia pun merasa sangat kaget.

Benar-benar testpack yang tidak berguna, dia malah menstruasi!

Claudius melihatnya lari begitu cepat, berpikir telah terjadi sesuatu, dia pun turun dari ranjang dan mengikutinya, dan bertanya: "Kamu tidak apa-apa kan?"

Setelah sejenak, Josephine pun membuka pintu, wajahnya pucat dan berkata: "Aku menstruasi."

Claudius kaget, mengerutkan dahinya: "Kamu yakin?"

"Iya."

"Bagaimana kamu bisa begitu pasti?"

"Aku melihatnya." Josephine tidak bisa berkata-kata, harus bagaimana lagi memastikannya!

"Kamu yakin itu bukan pertanda keguguran?"

"Kamu bilang apa?" Josephine kaget, benar juga, dia tidak memikirkan ini. Jangan-jangan ada apa-apa dengan bayi ini, dan keguguran?

Sejak dia hamil waktu itu, Claudius yang sama sekali tidak mengerti tentang kehamilan pun langsung membaca buku-buku tentang kehamilan, oleh karena itu dia pun tahu kalau berdarah saat hamil adalah pertanda keguguran.

Dia melangkah maju, dan menggendong Josephine berjalan keluar kamar.

Josephine tidak menyangka dia akan tiba-tiba menggendongnya, dia pun kaget dan langsung memeluk lehernya dengan erat lalu bertanya: "Tuan muda kamu ngapain? Cepat turunkan aku."

"Apa yang bisa kulakukan selain membawamu ke rumah sakit sekarang juga?"

"Kita berdua masih memakai baju tidur, setidaknya ganti baju tidur dulu."

"Anak kita lebih penting atau ganti baju lebih penting?"

Josephine terdiam, tentu saja anak lebih penting.

Tapi keluar dengan memakai baju tidur tentu saja kelihatan jelek, apalagi pria dewasa sepertinya.

Setelah mendudukkannya di dalam mobil, menyandarkannya di atas kursi dan menutup pintu, dia pun duduk di kursi pengemudi dan meninggalkan rumah, dan pergi ke rumah sakit terdekat.

Mobil berhenti di depan rumah sakit, Claudius menggendongnya keluar dari dari mobil dan langsung ke departemen darurat.

Dokter melihat Josephine dan bertanya: "Ada apa?"

"Pendarahan, mungkin ini gejala keguguran dini." Claudius menjawabnya.

Dokter mendengar pendarahan langsung menyuruh Josephine berbaring di atas ranjang, sambil memeriksa sambil bertanya: "Baru hamil? Aku tidak bisa mendengar detak janin."

"Sebulan lebih."

"Kenapa bisa tiba-tiba pendarahan? Kalian melakukan hubungan?" Dokter menatap Claudius dengan ekspresi menyalahkannya.

Claudius langsung menjawab: "Tidak."

Dia saja belum mulai menciumnya, lalu tiba-tiba sudah pendarahan.

"Sejak kapan pendarahannya?"

"Baru saja tadi."

"Perutmu sakit?"

"Tidak."

Setelah dokter memeriksa beberapa saat kemudian dia pun meletakkan alat dokternya ke samping dan berkata: "Aku tidak bisa mendengar detak janin, mungkin saja janin masih terlalu kecil, dan mungkin ada masalah dengan janin, kalian lakukan pemeriksaan lagi, aku keluarkan nota."

"Hah?" Josephine menarik ujung baju Claudius, dan wajahnya memucat: "Apakah ada kemungkinan yang ketiga."

"Ada, yaitu mungkin sama sekali tidak hamil." Dokter menjawab.

Josephine kaget, mengangkat kepalanya memandanga Claudius.

Dokter melihat eskpresi wajah mereka berdua lalu bertanya: "Sebenarnya hamil atau tidak?"

"Aku mengeceknya dengan testpack, lalu menstruasiku juga sudah telat setengah bulan."

"Testpack belum tentu seratus persen tepat." Sambil menulis dokter itu berkata: "Kalau begitu lebih baik periksa dulu apakah benar-benar hamil atau tidak."

Satu jam kemudian,

Saat keduanya melihat laporan hasil pemeriksaan adalah tidak hamil, mereka berdua sangat kaget.

Josephine tiba-tiba ingin mati saja, lalu dia melihat dokter: "Dokter, apa mungkin ada kesalahan? Aku..."

"Cek darah tidak akan salah, kamu memang tidak hamil." Dokter merasa bersalah, melihatnya begitu sedih dia pun menenangkannya: "Tidak apa-apa, kalian masih muda, suamimu juga kelihatannya sangat sehat, ingin hamil sangat mudah saja bukan? Coba berusaha lagi saja."

Josephine pasrah, yang dia khawatirkan adalah nenek. Sup ayam beberapa hari ini pun sia-sia. Barang-barang keperluan bayi pun sudah dibelinya, kalau nenek tahu bahwa dia sama sekali tidak hamil, dia tidak tahu bagaimana responnya, apakah akan marah dan memasukkannya ke dalam kuil?

Memikirkan kuil, dia pun gemetaran dan memegang erat baju Claudius.

Keluar dari rumah sakit, mereka pun terdiam di dalam mobil.

Josephine menunggu pernyataan dari Claudius, tapi dia malah diam terus sejak dokter bilang tidak hamil.

Akhirnya dia pun bertanya: "Tuan muda, kamu marah ya? Maaf ya, aku tidak sengaja."

Claudius menoleh dan menatapnya: "Dokter bilang tidak hamil, seharusnya kamu senang bukan?"

"Memang senang, tapi..." Josephine melihat tiba-tiba eskpresi wajah Claudius menjadi dingin, lalu segera menghentikannya, oh tuhan, apa yang telah dia katakan!

Dia pun mengubahnya: "Bukan, maksudku..."

Apa? Harus bagaimana menjelaskannya?

"Ternyata kamu memang tidak ingin melahirkan anakku!" Claudius menggenggam erat setir mobil, dulu karena ulah nenek, kali ini juga tidak sengaja, intinya tidak ada sekalipun karena kerelaannya.

"Baiklah, aku ngaku sekarang aku memang tidak menginginkan anak. Bukankah kamu juga sama? Aku pikir alasan kita sama, aku juga tahu kamu pasti berpikiran negatif, tapi aku bersumpah ini tidak ada hubungannya dengan Vincent Lee, kamu jangan ungkit dia lagi."

Setelah itu dia menatapnya: "Kamu dengar tidak?"

"Iya, dengar."

Melihatnya yang tidak meresponnya lagi, Josephine pun bertanya lagi: "Lalu kita harus bagaimana? Harus bagaimana menjelaskannya? Kalau nenek tahu aku sama sekali tidak hamil, bisa bagaimana?"

"Apa hubungannya denganku?"

"Kenapa tidak ada hubungannya denganmu." Josephine tidak bisa memungkiri apa yang dia katakan itu benar, kalau nenek tahu, dan kalau pun Claudius yang membohonginya, dia tidak akan berbuat apa-apa terhadap Claudius. Malah akan menyalahkan dan menghukum dia seorang.

"Menurutmu... Apakah nenek akan marah besar?" Dia merasa ketakutan.

Claudius menatapnya dengan tatapan jahat dan berkata: "Kalau kesalahan ringan ya dihukum, kalau berat ya diusir."

"Diusir?" Josephine kaget.

"Apakah kamu ingin bilang, hukuman ini sesuai dengan keinginanmu?"

"Eh... Tentu saja tidak." Josephine pasrah, Bisa tidak pria ini jangan selalu menusuknya dengan satu perkataan?

"Lalu kita harus bagaimana?" Dia bertanya lagi.

"Sebelum nenek tahu, cepat hamil lagi."

"Hah?"

Claudius mendekatinya dan menatapnya: "Ini satu-satunya cara untuk memperbaikinya, kamu bisa menolak, tapi kamu harus bertanggung jawab atas akibatnya."

Lalu dia pun berkata lagi: "Nona Bai, aku tahu kamu tidak menginginkan anak, oleh karena itu aku mengorbankan diriku untuk membantumu, kamu lebih baik ingat ini baik-baik."

Sungguh tuan muda yang baik hati!

Demi menolongnya, dia malah menawarkan dirinya untuk menghamilinya? Josephine hampir terharu. Tapi... kenapa dia merasa dibalik keharuannya ada sedikit rasa kedinginan?

*****

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu