Istri ke-7 - Bab 129 Kambuh di Alam Terbuka (2)

Sally memasukkan ponselnya, lalu tertawa dingin dan kembali ke pos kereta gantung, karena ini adalah kereta-kereta terakhir, orangnya sangat sedikit, setelah menunggu beberapa saat, ia melihat Josephine turun dari kereta terakhir.

Ia menggigit bibir, lalu datang ke arah Josephine dan berkata, "Kakak ipar, gawat, kak Claudius belum turun juga, entah apa yang terjadi."

"Bagaimana bisa?" Tanya Josephine terkejut, "Bukankah ia turun bersama Vincent dan Joshua?"

"Aku juga tidak tahu, mereka berdua sekarang naik lagi mencarinya."

Josephine mengambil ponselnya menelepon Claudius, namun teleponnya tak bisa tersambung, seharusnya karena tidak ada sinyal.

Sally berkata dengan panik, "Bagaimana ini, kakak dari awal sudah flu, sebentar lagi akan turun hujan, kalau ia basah lalu demam, dan tidak menemukan jalan turun gunung bisa gawat, penyakitnya pasti akan kambuh."

Josephine memasukkan ponselnya, lalu berbalik dan lari naik gunung.

"Kakak ipar, tunggu aku, aku ikut!" Teriak Sally kepadanya, melihat Josephine sudah berjalan cukup jauh baru ia berhenti, senyum jahat itu kembali muncul di wajahnya.

Masih tersisa Shella yang belum dibereskan, Sally menghembuskan napas pendek, lalu mulai mencari Shella ke segala arah, sambil mencari, ia menelepon Joshua.

Setelah teleponnya tersambung, terdengar suara Joshua dari sisi lain telepon, "Ada apa? Sayangku."

"Di mana kamu? Kenapa aku tidak melihatmu?" Tanyanya sambil terus mengawasi sekitarnya.

Joshua dengan kaget berseru pelan, "Aku bahkan sudah hampir sampai ke desa wisata!"

"Apa maksudmu? Kenapa kau lari sendiri tanpa menungguku?"

"Aku kira setelah turun dari kereta gantung kau balik duluan ke desa wisata, tunggulah sebentar, sekarang aku akan kembali menjemputmu," kata Joshua.

Baru saja Sally mau bilang baiklah, dari sudut matanya ia melihat Shella yang muncul entah dari mana, sedang berjalan ke arah parkiran. Sally mengubah nada bicaranya dan berkata, "Tidak perlu, aku akan kembali dengan para kakak ipar."

"Baiklah kalau begitu, kalian cepatlah turun, sebentar lagi akan turun hujan, jalannya akan sulit dilalui."

"Iya, aku mengerti, dah," katanya sambil memberi Joshua suara ciuman, lalu menutup telepon dan berjalan ke arah parkiran.

Shella duduk di kursi pengemudi baru saja mau menyalakan api, ia melihat Sally sedang berlari ke arahnya, ia pun mengulurkan kepalanya keluar, tersenyum padanya dan berkata, "Sally, ternyata kau belum pergi ya? Aku kira hanya sisa aku seorang."

Sally berkata dengan nada cemas, "Gawat, kakak ipar, kak Claudius hilang..."

"Bagaimana bisa?" Kata Shella, wajahnya seketika panik, ia pun turun dari mobil.

"Tidak tahu, semua orang sudah turun, cuma dia yang belum," kata Sally dengan 'panik' menghentak-hentakkan kakinya. "Bagaimana ini? Sekarang akan turun hujan, kakak tidak bawa payung, kalau ia flu setelah terkena hujan, penyakitnya pasti akan kambuh. Entah apa yang terjadi padanya, tidak mungkin ia terperangkap di atas kan?"

"Bagaimana bisa begini?" Kata Shella yang ikut panik hingga matanya berair, "Joshua dan lainnya di mana? Kenapa mereka tidak turun bersama Claudius?"

"Mereka sudah turun dari tadi, sekarang mereka naik gunung lagi mencarinya."

"Tidak bisa, Claudius pasti dalam bahaya, aku akan mencarinya..." Ujar Shella mengusap air matanya, kemudian dengan tergesa-gesa kembali ke pintu masuk.

Melihat Shella perlahan tidak terlihat, Sally tersenyum puas, akhirnya semua ini beres!

Ia berpikir dalam hati, malam ini kalian menginaplah di sini, besok akan ada kehidupan baru yang menunggu kalian.

Ia pun berbalik, lalu masuk ke mobil menggantikan Shella, kemudian ia menutup pintu.

Shella bersembunyi di pintu masuk, ia melihat Sally naik ke mobil, dan kop mobilnya perlahan mengarah ke arah turun gunung. Ia pun juga sama, senyuman keberhasilan muncul di wajahnya.

Saat Sally bersiap menyetir pergi, karena ia merasa Shella tak akan berkesempatan menaiki mobil ini lagi, sehingga sampai mobilnya mengitari parkiran dan masuk ke jalan turun gunung, ia baru menyadari ada yang tidak beres dengan mobil ini.

Mobilnya tidak bisa direm, wajahnya seketika menjadi panik, seiring dengan bertambah cepatnya laju mobil itu, teriakannya yang ketakutan semakin nyaring.

Saat ini ia baru menyadari ia tertipu, tertipu oleh Shella!

"Orang brengsek sialan, kau kira aku akan terkena tipuanmu? Kau kira aku si Shella ini akan sama menderitanya dengan orang bodoh sepertimu?" Teriak Shella sinis ke arah mobil itu, lalu tertawa dingin.

Sally terlalu menganggap tinggi perasaannya pada Claudius, juga terlalu menganggap tinggi nyalinya, walaupun Claudius hilang, namun sekarang sudah gelap, dan lagi petir menggelegar, pandangannya tidak jelas, mana mungkin ia punya nyali untuk naik gunung dan mencarinya?

Meskipun ia tidak tahu tujuan Sally menipunya untuk naik gunung, namun sangat jelas, semua ini adalah rencana busuknya, dan untungnya... Wanita itu lebih dulu muncul di hadapannya.

Bisa dibilang, dalam perangan hari ini Shella yang menang!

Ia menelepon Fransiska dengan tidak sabaran , Fransiska di sisi sana sama cemasnya dengannya, "Bagaimana keadaannya?"

"Sangat lancar," ujar Shella lalu tertawa.

"Baguslah, sekarang ia bagaimana?"

"Aku tidak tahu, mungkin sudah mati," jawabnya tertawa puas, "Bu, kau benar-benar memilih tempat yang bagus, jalanan di sini sangat cocok untuk membawanya ke akhirat."

"Hush..." Kata Fransiska cepat-cepat menghentikannya, "Pelankan suaramu, jangan sampai kau didengar orang, kau uruslah dirimu baik-baik dulu, nanti kita ngobrol lagi."

Shella tak bisa membendung kebahagiaannya, ia tetap berkata dengan bersemangat, "Bu, mulai hari ini, tidak ada lagi yang akan melukaiku, akhirnya aku aman."

"Iya, ibu tahu, akhirnya kita melalui semua ini," kata Fransiska sama senangnya, "Kita sudah ketakutan selama ini, sekarang akhirnya kita bisa tidur nyenyak"

Saat itu hujan mulai turun, Shella memegang kepalanya dan berkata, "Bu, sampai sini dulu, aku harus cepat-cepat kembali ke desa wisata, kalau kemalaman nanti tidak akan ada mobil lagi."

"Baik, cepat kembalilah, kau hati-hati ya."

"Aku mengerti, aku akan hati-hati."

Shella pun menutup telepon, lalu menghirup napas panjang, dan berjalan keluar.

Hujan turun semakin deras, ia dengan cepat berjalan ke arah taksi yang sedang menunggu penumpang, ia membuka pintu mobil dan duduk, lalu berkata pada supirnya, "Tolong ke desa wisata."

Paman supir itu dengan pasrah mengangkat bahu. "Nona, aku beritahu sebuah berita yang menyesakkan, di belokan satu kilometer di depan sedang terjadi kecelakaan, kita sementara tidak bisa turun."

Hati Shella senang, ia menoleh kepadanya, namun dari luar ia nampak kaget. "Bagaimana kau bisa tahu?"

"Seseorang yang turun dari sini yang bilang, ia juga terjebak di sana."

"Hah? Apakah kecelakaannya parah? Apakah ada korban?"

"Tidak tahu, dengar-dengar parah sekali, mobilnya bahkan menabrak hingga terbalik dan terbakar."

"Oh... Sebegitu parahnya, kalau begitu supirnya pasti meninggal," kata Shella pelan, dengan wajah bersimpati.

"Hah... Pasti karena melihat hujan turun, ia takut jalannya licin sehingga cepat-cepat turun gunung," kata supirnya sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Kalau tahu seperti itu, aku tidak akan datang ke sini, sekarang aku tidak tahu harus menunggu sampai kapan baru bisa jalan."

"Tidak apa-apa, harusnya tidak lama akan datang mobil derek untuk membereskannya," kata Shella menghibur supir itu.

Supir itu mengamatinya, dengan wajah heran berkata, "Nona, apakah kau tidak tergesa-gesa? Kau seperti tidak buru-buru sama sekali."

"Aku... Hehe," kata Shella tertawa, "Aku dari dulu memang optimis, lagipula apa gunanya terburu-buru?"

Hujannya semakin deras, Shella memandang hujan di luar, lalu berkata, "Paman supir, tolong biarkan aku berteduh di mobilmu, nanti saat turun gunung aku akan membayarmu 2 kali lipat."

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu