Istri ke-7 - Bab 135 Lompat dari sini (2)

Air matanya akhirnya mengalir, dan terisak-isak dengan suara rendah: ”Jelas-jelas kamu tahu Josephine adalah putri kandungmu, menanyakannya, jika aku melahirkan anak lelaki, Keluarga Bai tidak akan berbuat seperti ini terhadapku, benarkan? Salahku tidak berguna, tidak dapat melahirkan anak laki-laki, benarkan.....?

Rose mengigit bibirnya, tidak dapat melanjutkan perkataannya.

William Bai melihatnya, setelah beberapa saat dia merasa menyesal dan mengucapkan: ”Maaf.”

“Apa gunanya meminta maaf? Kamu sudah mencelakakan aku dan Josephine hingga seperti ini. Jika dulu bukan karena kalian yang terus menolaknya, aku tidak akan membawanya operasi plastik, dan tidak akan memberikan kesempatan bagi kalian untuk membuatnya menikah ke Keluarga Chen.” tiba-tiba Rose menggelengkan kepala: ”Tidak, seharusnya menyalahkan aku, aku yang terlalu gegabah, aku yang mencelakakan Josephine hingga menjadi sekarang ini.”

Mata William Bai juga memanas, dia berkata dengan wajah penuh penyesalan :”Yang kamu katakan benar, aku yang salah.”

Hanya saja, apa gunanya dia mengetahui kesalahannya? Kesalahan ini sudah tidak dapat ditebus lagi.

“Semoga pernikahannya kelak dapat berjalan dengan lancar, semoga dia dapat hidup berbahagia dengan Vincent Lee.” William Bai bergumam: ”Vincent Lee masih sangat mencintainya kan? Akan terus melindunginya kan?”

Rose melihatnya: ”Bukankah kamu masih mencurigainya? Untuk apa kamu peduli dengan kehidupannya kelak.”

“Jika kamu mengatakan langsung kepadaku Josephine adalah putri kandungku, aku tidak akan mencurigainya lagi.” William Bai melihatnya, mengatakan perkataan yang selama ini tidak berani dia katakan.

Jika saat ini dia masih tidak berani mengakui putrinya ini, maka saat dia menjadi hantu dia juga tidak dapat memaafkan dirinya sendiri.

“Bolehkah izinkan aku bertemu dengannya?” tiba-tiba William berbicara dengan nada memohon.

Rose melihatnya, setelah diam beberapa saat dia menggelengkan kepala: ”Setelah bertemu memangnya bisa apa? Apa yang bisa kamu lakukan? Apakah kamu berani membawanya pulang? Apakah kamu berani mengakuinya? Apakah kamu akan membiarkannya dinikahkan dari kediaman Keluarga Bai?

William Bai terdiam.

Rose tertawa dengan sinis: ”Jika kamu tidak sanggup melakukan semua ini, apakah kamu masih memiliki muka untuk bertemu dengannya?”

“Rose.” William Bai mengangkat kepala melihatnya: ”Jangan seperti ini baik tidak? Anggap aku sebagai ayah yang menemui putrinya untuk yang terakhir kalinya.”

“Kenapa untuk yang terakhir kalinya? Ada apa denganmu sebenarnya?” mendengarkannya mengatakan hal ini Rose tiba-tiba menjadi khawatir.

William Bai menggelengkan kepala: ”Tidak apa-apa, aku hanya merasa kesehatanku semakin lama semakin memburuk, aku takut suatu hari aku tiba-tiba mati. Dan lagi, sekarang terjadi masalah besar di perusahaan biarpiun aku tidak mati sekarang, juga akan masuk penjara.

Rose hanya mendengar terjadi sesuatu pada Perusahaan Bai, tapi dia tidak menyangka akan separah ini, dia yang selalu berhati lembut, mendengarkan perkataan Willam Bai ini langsung mengalah, dia berbalik dan keluar dari kamar pasien.

Josephine Bai tidak ingin bertemu dengan William Bai, saat dia keluar dari Keluarga Bai dia telah mengatakan kepada Willliam Bai dia ingin memutuskan hubungan dengannya, dan juga dia sudah membulatkan tekad ingin mengakhiri hubungan dengannya.

Tapi dia tidak dapat menolak bujukan dan permohonan ibunya, akhirnya dia datang kedepan ranjang pasien William Bai.

Melihat dia yang berada di atas ranjang dengan dia yang dulu adalah dua orang yang berbeda, ayahnya yang sudah sangat lemah, Josephine yang selalu berbaik hati tidak bisa tidak merasa kasihan, biarpun merasa kasihan, wajahnya masih terlihat dingin.

“Direktur Bai, ada apa mencariku?”Dia bertanya dengan tenang.

William Bai melihat wajahnya yang dingin, sedikit merasa sedih, tapi semua ini diakibatkan oleh dirinya sendiri, dia tahu dengan jelas. Setelah melihatnya dengan lama, perlahan William berkata: ”Josephine, maaf.”

Josephine Bai menggelengkan kepala: ”Direktur Bai, aku tidak menerima permintaan maafmu, numpang tanya ada masalah apa?”

“Josephine.” Rose yang berada disamping mengingatkannya dengan suara pelan: ”Tidak boleh berbicara seperti itu dengan ayahmu.”

Josephine Bai dengan marah berbalik melihat Rose, melihatnya sambil berbicara dengan tidak senang: ”Ibu, apakah kamu tidak salah, apakah kamu sudah lupa bagaimana sikap keluarganya terhadap kita? Tak kusangka kamu masih ingin aku mengakuinya sebagai ayah? Apakah kamu masih memiliki harga diri dan batasan?”

Josephine sangat marah, perkataan yang dia ucapkan bahkan tidak memperhatikan perasaan ibunya.

Dulu karena ibunya berulang kali membujuknya untuk memaafkan ayahnya, sehingga saat Keluarga Bai berpura-pura ingin menjemputnya ke Keluarga Bai untuk berkumpul dengan bodoh dia pergi kesana, dan langsung dipaksa menikah dengan Claudius Chen.

Dalam satu tahun ini, dia hampir mati berkali-kali, semuanya berkat keluarga ini, ibunya yang pengecut ini masih menginginkan dirinya memaafkan William?

Akhirnya sekarang dia mengerti, sifatnya yang lemah dan tidak berguna ini, semuanya diturunkan oleh ibunya yang tidak berguna ini.

Rose menundukkan kepala karena dimarahi oleh Josephine.

William Bai menarik nafas dengan tidak berdaya: ”Josephine, dulu aku memang banyak melakukan kesalahan kepadamu, aku juga tahu kamu pasti tidak akan memaafkanku. Sebagai seorang ayah aku tidak pernah melakukan kewajibanku, bahkan telah banyak mencelakakanmu, ayah sekarang meminta maaf kepadamu, baik tidak?”

“Tidak perlu.”

“Josephine, ayah sudah tidak dapat bertahan lama, mungkin ini terakhir kalinya kita ayah dan anak bertemu.”

Mendengarkan perkataannya ini, Josephine Bai akhirnya melihatnya, tapi nada suaranya masih menghina: ”Ada apa? Kanker stadium akhir? Tidak bisa hidup lagi?”

“Hmm, lebih kurang begitu.”

“Sungguh.....orang jahat mendapat karma buruk.” dia tertawa dengan sinis.

“Josephine!” Rose tidak tahan akhirnya memarahinya.

William Bai malah telihat tidak peduli, malah menertawakan dirinya sendiri: ”Benar, orang jahat akan menerima karma buruk, langit itu adil.”

Josephine Bai menganggukkan kepala: ”Baik, aku tahu, setelah kamu kembali ke akhirat aku pasti akan mengantarmu untuk yang terakhir kalinya. Direktur Bai, apakah masih ada hal lain?”

William Bai perlahan menggerak-gerakkan tubuhnya, dari bawah bantalnya mengelurakan sebuah kartu ATM, dan berkata:” Sekarang terjadi masalah besar pada perusahaan, semua harta atas namaku telah dibekukan, uang yang dapat aku gunakan tidak banyak, aku membagikan uang ini menjadi dua bagian, aku memberikan kamu dan Shella masing-masing 6miliar.”

Dia menyerahkan kartu ATM itu: ”Kata sandinya adalah hari ulang tahunmu, simpanlah uang ini, untuk berjaga-jaga. Jika kelak terjadi sesuatu dapat menggunakannya.”

Josephine Bai menunduk melihat kartu ATM di tangan William, hatinya merasa sedikit terharu, dia adalah orang yang sangat mudah merasa terharu, orang yang tidak berpendirian. Dia bukan terharu karena diberikan 6miliar, tapi oleh perkataan William tadi.

Meskipun Josephine sangat membencinya, bagaimanapun dia adalah ayahnya, melihatnya dalam keadaan lemah seperti ini mengatakan kata perpisahaan seperti ini, kebenciannya perlahanan menghilang.

Josephine menggelengkan kepalanya, diam-diam mengingatkan dirinya jangan tergoyahkan karena merasa kasihan kepadanya.

“Lebih baik kamu berikan semua uang ini kepada anak perempuan kesayanganmu, aku tidak memerlukannya.”

“Josephine....”

“Sudah, jika tidak ada hal lain aku pergi dulu.” Josephine membalikkan badan dan berjalan keluar dari kamar pasien.

Rose melihat Josephine yang berjalan keluar, lalu melihat William Bai yang terbaring diranjang, akhirnya dengan tidak berdaya mengatakan: ”Hati Josephine sangat lembut, jika bukan dilukai terlalu dalam olehmu, dia tidak mungkin bersikap seperti itu kepadamu.”

“Aku tahu, aku yang bersalah kepadanya.” William Bai memberikan kartu itu kepada Rose: ”Kamu bantu aku simpan kartu ATM ini, suatu hari pasti akan berguna.”

Rose melihat kartu ATM di tangannya, menggelengkan kepala: ”Tidak perlu, situasi yang sangat sulit juga pernah kami lalui, jika kelak mengalami kesulitan kami juga akan bisa melaluinya.”

“Direktur Bai, kamu pulihkan kesehatanmu dengan tenang, kamu tidak perlu khawatir, kelak aku dan Josephine tidak akan mengganggumu lagi.” Rose tersenyum kepadanya: ”Direktur Bai jaga diri.”

“Bahkan kamu juga memanggilku seperti itu.” William Bai tersenyum kecut.

Rose tidak berkata apa-apa lagi, dia berbalik dan pergi meninggalkan kamar pasien William Bai.

*****

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu