Istri ke-7 - Bab 111 Haruskah Dipenjara (2)

Mobil itu berhenti, Fransiska membuka pintu dan keluar. Ia menarik tangan Josephine sambil mengomel cemas, "Putriku sayang, sudah berapa kali kubilang padamu, lebih baik tinggal di rumah saja, tak perlu ke panti asuhan dan semacamnya. Lihatlah dirimu..."

Ia mengusap air matanya, lalu melanjutkan perkataannya, "Syukurlah kau dan bayimu tidak masalah. Kalau sampai terjadi sesuatu, bagaimana aku harus menjelaskan pada Claudius dan Nenek?"

Josephine hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun, karena ia tahu Fransiska hanya memainkan sandiwaranya.

Benar, Fransiska ternyata juga tak membutuhkan kerja sama Josephine, ia langsung menghadap Claudius dan berkata penuh rasa bersalah, "Maaf, Tuan Chen, akulah yang tidak menjaga Shella dengan baik. Ah, anak ini memang terlalu baik, memaksa pergi ke panti asuhan itu. Tapi Tuan Chen tak perlu cemas, selanjutnya aku akan menjaga Shella dengan baik, aku tak akan membiarkannya berkeluyuran sendirian."

Josephine bisa merasakan jemari Fransiska yang mencengkeram lengannya. Meskipun wajahnya menampakan senyuman, tapi hatinya jelas terbakar amarah.

Fransiska datang sendiri untuk menjemput Jospehine, apalagi yang bisa dikatakan oleh Claudius, ia hanya menjawab datar, "Kuharap kali ini ibu bisa menepati janji ibu."

"Aku pasti menepatinya, pasti..." Fransiska mengangguk-angguk, ia takut Claudius akan memaksa Josephine pulang ke rumah keluarga Chen seperti saat di bandara dulu.

"Baik kalau begitu," Claudius menatap Jospehine sekilas, lalu membungkuk dan masuk ke mobil.

Mobil dinyalakan, Belinda membuka jendela, namun Claudius sama sekali tidak melihat ke luar. Meski begitu, Fransiska tetap melambaikan tangannya sambil tersenyum, "Selamat tinggal, Tuan Chen."

Melihat mobil perlahan meninggalkan gerbang kantor polisi, Jospehine merasa ada sesuatu yang hilang di hatinya, ia perlahan merasa hampa.

Ia tak sempat banyak berpikir, pikirannya diputus oleh suara teriakan di sampingnya.

"Gadis sialan! Cepat masuk ke mobil!" Fransiska langsung berubah begitu Claudius pergi. Genggamannya di lengan Jospehine pun berubah menjadi cengkeraman di pergelangan tangan.

Jospehine terpaksa mengalihkan pandangannya dari Claudius. Ia melihat Fransiska sekilas, melepaskan cengkeramannya, lalu masuk ke mobil.

Setelah mobil meninggalkan kantor polisi, Fransiska baru memutar tubuhnya dan menghadap Josephine dengan murka, "Bukankah aku sudah memperingatkanmu, jangan menemui Claudius untuk sementara waktu ini? Kau tidak boleh menunjukkan kondisimu pada mereka."

Meskipun Shella telah meniru gaya dandanan Josephine hingga mirip sekali dengannya, namun bagaimanapun mereka bukanlah orang yang sama, akan mencurigakan kalau mereka berdua bertukar identitas secara tiba-tiba.

Jadi Fransiska sudah merencanakan dengan baik. Tunggu hingga Jospehine melahirkan 4 bulan lagi, perubahan penampilan dalam diri seseorang dalam 4 bulan bukanlah hal yang aneh. Lagipula, ingatan Claudius terhadap ciri Josephine pada saat itu tak akan begitu jelas lagi.

Saat itulah Shella akan kembali ke rumah keluarga Chen dengan menggendong anak. Meskipun aktingnya tidak terlalu mirip, tapi ia bisa menutupinya dengan perubahan tubuh dan emosi setelah melahirkan.

"Hari ini adalah kecelakaan, aku tidak sengaja," kata Josephine.

"Kalau kau tidak memaksa untuk pindah dan tinggal di luar, apakah akan terjadi musibah ini?" ujar Fransiska marah, "Mulai besok, kau harus tinggal di rumah keluarga Bai, tidak boleh ke mana-mana."

"Tidak..."

"Apa kau masih punya hak untuk berkata tidak?" potong Fransiska, "Apakah kau ingin pekerjaanku sia-sia lagi? Aku peringatkan kau, kalau kau melewatkan kesempatan ini, tunggu saja penyesalanmu!"

Fransiska menyibakkan rambutnya dengan tangan, katanya setelah berpikir sejenak, "Tidak, demi mencegahmu bertemu dengan Claudius, aku akan mengirimmu ke luar negeri."

Begitu mendengar ia akan dikirim ke luar negeri, Josephine pun panik, "Tidak perlu, aku benar-benar tidak akan bertemu dengan Claudius setelah ini. Kejadian hari ini hanya kecelekaan, ia kebetulan berpapasan denganku di sana, kalau tidak, aku..."

Josephine terdiam. Kalau tidak?Kalau tidak ia tak tahu sekarang sudah menjadi wanita macam apa.

Beruntung sekali Claudius kebetulan lewat di sana, benar-benar beruntung.

Hanya saja...Bagaimana bisa ada kejadian selangka ini? Ia muncul begitu pengemis itu hendak melecehkannya, apa mungkin...?

Josephine buru-buru menggeleng, tidak mungkin, bagaimana mungkin Claudius ke komplek Golden untuk melihatnya? Tanpa berita pula. Ini tak cocok dengan kepribadiannya. Jadi Jospehine tak boleh berpikir begini, ia tak boleh menciptakan ilusi untuk dirinya sendiri.

"Aku bersumpah, selanjutnya tak akan bertemu dengannya lagi," katanya dengan menahan napas.

Fransiska merasa Josephine tidak sedang mempermainkannya, ia pun memperingatkannya sekali lagi, "Kau sendiri yang mengatakannya, sebaiknya kau mengingatnya dengan jelas."

Saat Josephine tiba di rumah keluarga Bai, Shella yang sedang membawa piring buah sambil menonton televisi pun menegakkan tubuhnya. Ia mengamati Josephine dari ujung kepala sampai kaki lalu bertanya, "Mengapa kau kembali?"

Jospehine hanya meliriknya lalu segera naik ke atas.

"Berhenti," Fransiska tiba-tiba memanggilnya. Josephine pasrah, ia hanya bisa menoleh dan bertanya, "Ada apa? Aku sudah lelah, ingin segera istirahat."

Setelah mendengarkan omelannya sepanjang perjalanan, telinga Josephine sudah muak mendengarnya.

Fransiska melemparkan tasnya ke sofa, lalu memelototi Josephine, "Demi mencegahmu bertemu dengan Claudius lagi, mulai besok kau harus tinggal di sini. Usahakan jangan keluar, kalau memang harus, suruh Andi mengantarmu, dengar tidak?"

"Ya," jawab Josephine.

Ia tidak merasa aneh dengan keputusan Fransiska ini. Ia tidak akan tenang kalau tidak mengawasinya.

Melihat sosok Josephine yang perlahan lenyap naik ke lantai 2, Shella baru bertanya dengan suara pelan, "Bu, mengapa ia tidak kenapa-kenapa?"

"Ia seharusnya kenapa?"

"Bukankah...pengemis itu seharusnya..." Shella buru-buru menutup mulutnya.

Fransiska mengarahkan pandangan matanya yang dingin ke arah Shella, "Ikut aku."

Shella terkejut dengan tatapan dingin ibunya ini. Ia mengikuti ibunya masuk ke kamar utama di lantai 1 dengan perasaan takut.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu