Istri ke-7 - Bab 212 Kenyataan yang Mematikan (2)

Saat Marco tiba di rumah sakit, Josephine masih belum keluar dari UGD, matanya yang merah pun melihat ke arah Claudius, lalu bertanya: "Bagaimana luka Josephine?"

"Lukanya sangat parah." Claudius menjawab pelan.

"Kenapa dia tiba-tiba disandera orang? Kenapa bisa jatuh dari atas?" Marco berteriak kepadanya: "Ini pasti ulah istrimu lagi bukan? Benar tidak..."

"Tuan muda Qiao, kamu tenang dulu." Asisten Yan berjalan kesana, menyeimbangkan kursi rodanya: "Nona Bai masih dalam pertolongan, kita jangan ribut disini."

Marco tidak peduli, pandangannya tetap jatuh kepada Claudius: "Kamu masih berani menyalahkanku tidak bisa melindungi Josephine, Josephine bersamaku selama dua tahun tidak terjadi apa-apa, tapi setelah bertemu denganmu, berbagai kecelakaan dan bahaya pun datang. Kamu bilang mencintainya, tapi wanita yang ada dibelakangmu itu pun tidak bisa kamu urus, apakah kamu benar-benar ingin Josephine mati?"

Claudius menundukkan kepalanya, hatinya sakit sekali.

Marco benar, Josephine hampir mati kembali karena dia!

"Tuan muda Qiao, tuan muda Chen juga sangat sedih, kamu jangan marah-marah lagi." Asisten Yan pun menenangkan: "Lagian, polisi masih memeriksa kasus ini, apakah ini perbuatan nona Zhu masih tidak diketahui."

"Selain yang bermarga Zhu itu siapa lagi?" Marco marah.

"Maaf, ini salahku." Ini pertama kalinya Claudius benar-benar meminta maaf kepada orang lain.

Dan hanya kali ini saja, dia merasa dia salah besar, dan sangat menyesal. Kalau Josephine tidak bisa bertahan, dia pasti akan sangat membenci dan menyalahkan dirinya sendiri.

Marco tahu tidak ada gunanya memarahinya, dia pun diam.

Kalau dia bisa bergerak dengan leluasa, dia pasti akan memukulnya, tapi dia tidak bisa, seperti saat dia tahu Josephine telah disandera, tapi dia tidak bisa menolongnya.

Dia sangat membenci perasaan ini!

Setelah suasana hening beberapa saat, hp Marco berbunyi, dia menarik nafas dan mengeluarkan hpnya, lalu mengangkat telepon itu.

Dari hp itu terdengar suara paman Liu: "Tuan muda, keluarga Chen bilang Jesslyn sudah tertidur, mereka ingin dia tidur di rumah mereka dulu, besok pagi akan mengantarnya pulang."

Marco pun melihat Claudius: "Kenapa tidak menggendongnya dan tidur di kursi pengaman di mobil?"

"Aku juga sudah bilang, tapi orang keluarga Chen bilang tidak aman, pokoknya berbagai macam alasan." Kata paman Liu.

Mendengar Marco mengungkit Jesslyn, Claudius akhirnya mengangkat kepalanya dan memandang Marco, saat ini Marco sudah menutup teleponnya, dia pun menoleh menatapnya dan berkata: "Kenapa kalian masih tidak melepaskan Jesslyn? Sebenarnya apa mau kalian?"

Claudius terdiam, setelah beberapa saat dia berkata: "Aku telepon dan tanyain dulu."

Setelah itu dia berdiri dari kursi, mengeluarkan hpnya dan berjalan ke arah koridor, telepon pun diangkat, dia langsung bertanya: "Mana Jesslyn?"

Kakak He tidak menyangka dia langsung menanyakan ini, dia kaget dan menjawab: "Oh, tuan muda tenang saja, Jesslyn sudah tidur."

"Ada apa dengannya?" Nada bicara Claudius semakin dingin.

"Dia... benar-benar sudah tertidur." Kakak He panik.

"Lalu kenapa kalian tidak membiarkannya dijemput orang keluarga Qiao?" Perasaan Claudius tidak enak, lalu bertanya lagi: "Tolong jawab dengan jujur, ada apa dengan Jesslyn? Apakah kalian menjaganya dengan baik?"

"Dia..." Kakak He terpaksa jujur: "Tuan muda, sebenarnya kita menjaganya dengan baik, tapi karena kurang hati-hati, Jesslyn dan nyonya pun jatuh ke dalam kolam, tapi kamu tenang saja, tadi dokter Zhang sudah memeriksanya, Jesslyn tidak apa-apa, sebentar lagi dia pasti akan bangun."

Claudius pun mengerutkan alisnya: "Kamu bilang apa? Jesslyn dan Juju jatuh bersama ke dalam kolam?"

"Iya, untunglah Nuri menolong mereka."

Claudius mengepalkan tangannya, dia merasa sangat geram: "Bukankah sudah kubilang tolong jaga dia dengan baik, jangan dekat-dekat dengan Juju?"

"Aku... Aku suruh Nuri menjaga mereka, tapi siapa sangka Nuri pergi mengambil buah, mereka pun jatuh kedalam air, untunglah mereka berdua tidak apa-apa..."

Claudius sudah kehilangan kesabaran mendengarnya, dia langsung menutup telepon dan kembali ke depan pintu UGD. Marco menatapnya, menunggu jawabannya.

Claudius mencoba menenangkan diri, lalu berkata: "Jesslyn memang sudah kelelahan, kamu tenang saja, besok pagi aku akan mengantarkannya sendiri kepadamu."

Setelah itu, Claudius langsung berjalan ke arah lift.

Tidak lama kemudian, Claudius pulang ke rumah, saat itu nenek dan Juju baru saja ingin kembali dan tidur di kamar. Melihat Claudius masuk, wajah Juju memucat, tapi dia tetap berpura-pura memandangnya dengan sikap biasa.

"Claudius, kamu sudah pulang, kamu baik-baik saja kan?" Nenek merasa lega melihatnya pulang, dia tentu khawatir Claudius pergi membantu polisi menangkat penjahat dan tidak ada kabar semalaman.

Melihat luka di tangannya, nenek pun bertanya: "Claudius, tanganmu kenapa? Terluka?"

Claudius tidak menjawabnya, dia memandang Juju lalu bertanya: "Mana Jesslyn?"

Juju merasa sesak karena ditatapnya terus, dia pun menunjuk ke kamar kakak He dan berkata: "Jesslyn tadi sudah bangun, tapi tidur lagi."

Claudius melangkahkan kakinya menuju kamar kakak He, saat melihat Jesslyn yang tertidur lelap, hatinya sakit, wajahnya yang lucu itu sekarang memucat, didahinya ada perban, tidak terlihat lucu dan lincah seperti biasanya.

Dia mendekatkan dirinya dan mengelus tangan dan pipinya, merasakan nafasnya yang normal dia pun merasa lega.

"Claudius... Jesslyn sudah tertidur, tidurnya lelap sekali..." Juju tersenyum, tapi di dalam hatinya, dia sudah ketakutan.

Claudius berdiri, lalu menariknya keluar dari kamar.

Juju ditariknya dengan kencang, mengikuti langkah kakinya yang cepat dia panik dan bertanya: "Claudius, kamu mau bawa aku kemana?"

Claudius tidak mempedulikannya, malah terus menariknya ke arah taman.

Juju merasakan sepertinya dia ingin berbuat sesuatu, lalu dia berteriak: "Claudius, apa yang kamu lakukan? Jangan-jangan kamu mencurigaiku karena Jesslyn terjatuh ke kolam? Aku.. Aku tidak melakukannya, Jesslyn terjatuh sendiri... Aku meloncat dan ingin menolongnya, tapi aku tidak bisa berenang dan hampir mati tenggelam..."

"Bisa atau tidak kita lihat saja." Claudius berkata dengan nada singin, lalu mendorongnya ke dalam kolam yang berkedalaman 2 meter.

Juju pun menjerit, dia kembali terjatuh ke dalam air.

Dia menggunakan tangannya memukul-mukul air dan menerapungkan badannya, dia melihat Claudius menatapnya dingin. Dia pun mulai memberontak di dalam air dan berteriak: "Tolong... tolong... Claudius... Aku tidak bisa berenang...!"

Dia bisa berenang, tapi dia tidak boleh menunjukkannya di hadapan Claudius, oleh karena itu dia berpura-pura tidak bisa dan memberontak di dalam air, lalu batuk-batuk.

Claudius hanya melihatnya saja, sama sekali tidak berencana untuk menariknya keluar dari air..

"Claudius... tolong aku... aku tidak ingin mati..." Juju menangis kencang di dalam kolam.

Nenek dan kakak He berjalan keluar, melihat Juju di dalam kolam, nenek pun panik dan berteriak: "Kenapa jatuh lagi? Cepat... cepat tolong dia..."

Dia berteriak ke satpam yang tiba disana, satpam yang tadi baru menolongnya pun ingin meloncat lagi, tapi saat ini Claudius malah bilang: "Aku lihat siapa yang berani menolongnya!"

Satpam pun kaget, melihat Juju yang di dalam air, lalu melihat ekspresi Claudius yang dingin, dia tidak mengerti permainan majikan-majikannya ini.

"Pergi kalian semua!" Claudius berteriak kepada satpam dan pembantu-pembantunya, semua kaget dan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu