Istri ke-7 - Bab 98 Kabur Dari Rumah (4)

Setelah berkeliling seharian hingga jam penerbangan hampir tiba, barulah dia menaiki bus menuju bandara.

Disaat yang bersamaan, Fransiska juga tengah berangkat bersama Shella.

Shella yang berada di tempat duduk pengemudi berkeluh, “Ibu, bagaimana bisa kamu membiarkan dia membawa anaknya pergi? Aku akan bahaya jika dia melahirkan seorang anak yang sehat.”

“Tenang saja, dia tidak bisa melahirkannya.” Fransiska mendorong kacamata hitamnya dan berkata dengan percaya diri.

Bagaimana mungkin dia bisa tidak terpikiran dengan masalah semudah ini.

“Apa maksudmu?” Shella memberhentikan mobilnya dibawah lampu merah, dan berbalik menatapi Fransiska, “Ibu, jangan-jangan......kamu ingin berbuat jahat terhadapnya?”

“Dia yang memaksaku.” Wajah Fransiska sangatlah kejam, “Tapi benar saja, sekalipun dia tidak mengandung, aku tidak akan membiarkannya hidup didunia ini juga, karena asalkan dia ada 1 hari saja, kita tidak akan bisa tenang.”

“Tapi......” Shella berkata dengan gagap, “Membunuh itu illegal.”

“Tenang saja, aku sudah mengaturnya semua.” Fransiska tersenyum, “Gangster Jepang sangatlah terkenal, apakah mereka tidak bisa mengatur seorang gadis? Mampus sudah jika dia keluar dari bandara.

Shella Bai merenung sejenak, dan tertawa, “Pantas saja kamu mau menyuruhnya ke Jepang, ternyata.....” tapi dia sedikit khawatir, “Tapi bagaimana jika ketahuan oleh ayahnya? Kita pasti akan dicekik mati.”

“apakah kamu percaya dia akan mencekikmu?” Fransiska tersenyum, “Setelah dia mati, kamu adalah anak perempuan satu-satunya dia, apakah dia rela?”

Benar juga, Shella akhirnya lega.

“Asalkan dia naik pesawat nanti, rencana kita sudah selesai setengah, sisanya bergantung padamu.”

“Tenang saja, aku sudah mempersiapkanya.”

“Baiklah kalau begitu.”

Fransiska bersandar di kursi, dan menghempaskan nafas.

Fransiska berangkat ke bandara karena ingin melihat Josephine naik pesawat, jika tidak memastikannya, dia tidak akan tenang.

Asalkan nanti Josephine naik pesawat, barulah dia akan tenang.

******

Asisten Yan baru saja keluar dari rumah Angie, sambil berjalan kebawah tangga, dia sambil menelepon nomor pribadi Claudius.

Claudius sedang rapat, tapi nomor pribadi ini biasanya ditelepon oleh Asisten Yan. Dia melirik semua orang dan memberikan tanggung jawab kepada Joshua lalu keluar dari ruangan rapat.

“Bagaimana sekarang?” tanya Claudius.

Asisten Yan mengatakan, “Nona Angie hanya bersedia mengatakan bahwa Nyonya muda akan pergi ke Jepang dengan penerbangan jam 3 sore, sisanya dia tidak mau mengatakannya.”

Awalnya dia menggoda Angie dengan uang, tapi Angie mengatakan bahwa dia tidak bertemu dengan Josephine, lalu Asisten Yan menggunakan cara keras, dia mengancam Angie jika tidak mengatakan dimana Josephine berada, maka dia akan kehilangan pekerjaan. Bahkan pekerjaan pacarnya sebagai CEO di sebuah perusahaan saja juga tidak bisa tertahan.

Setelah mendengar akan merusak pekerjaan pacarnya, Angie merenung sejenak dan akhirnya mengatakannya.

Saat ini dia sedang sedih dan menyesal, dia terus menelepon Josephine.

Claudius melihat waktu di jam tangannya, sekarang sudah jam 13:30, sebentar lagi dia akan boarding.

Josephine tidak pulang semalaman, dia sedikit panik.

Dia tahu setiap kali Josephine sedih pasti akan pergi ke tepi kali, dia bahkan mencarinya di tepi kali tengah malam, namun tidak menemukannya.

Tentu saja dia sangatlah mengerti sifat Josephine, dia bukanlah orang yang akan bunuh diri jika bertemu dengan masalah seperti ini, harusnya tidak akan melakukan hal itu.

Josephine tidak pulang kerumah, mungkin saja mendapatkan laporan yang serupa dari rumah sakit lain, dia takut harus mengugurkan anaknya barulah dia tidak berani pulang.

Hanya saja, menghindar dari masalah bisa menyelesakannya? Benar-benar wanita yang bodoh.

******

Josephine duduk sendirian di ruang tunggu bandara, dan menunggu kedatangan Fransiska, dia tidak berani menyalakan handphonenya, hanya bisa terus melihat jam tangannya dan pintu masuk bandara.

Akhirnya dia melihat supir keluarga Bai, Paman He melihat kesana kemari sambil masuk dari pintu bandara.

Josephine melambaikan tangannya, dan Paman He bergegas kemari.

“Nona, ini adalah tiket pesawat dan identitas diri yang dipersiapkan oleh Nyonya.” Paman He memberikan tiket kepadanya, Josephine melihatnya, itu adalah tiket dan identitas diri Shella.

“Dan ini......” Paman He mengeluarkan sebuah kartu dari sakunya, “Ini adalah kartu bank yang diberikan oleh Tuan Besar, didalam sini ada 1miliar, kata sandinya adalah ulang tahun kamu.”

“Nona, kata Tuan Besar, sekarang bukan saatnya marah, kemana saja membutuhkan uang.” Paman He manasihatinya.

“Tolong Paman He beritahu dia, mulai sekarang aku tidak lagi berhubungan lagi dengannya, kalaupun aku mati dsana, juga bukan urusan dia.” Seusai berkata, Josephine berjalan kearah boarding.

Paman he tidak berdaya, dia hanya bisa memasukkan kartunya kedalam tas.

Melihat kepergian Josephine, Fransiska akhirnya tersenyum, “Akhirnya wanita hina ini pergi.”

Shella masih saja memikirkan adegan tadi, dia berkata dengan marah, “Kelihatannya ayah masih sangat menyayanginya, dia ingin memberikannya uang secara diam-diam tanpa diketahui oleh kita.”

Dia mengira waktu itu dia mengatakan hal yang begitu kepada ayahnya, ayahnya pasti sudah mati rasa dengan anak perempuannya ini, tapi sekarang malah ingin memberikannya 1miliar.

Dibandingkan dengan kemarahannya, Fransiska tidak mempedulikannya, “Apa yang kamu takuti? Orang yang akan mati sebentar lagi kalaupun dia mengambil 1miliar, terakhir juga akan milik kita.”

“Memang begitu, tapi tindakan ayah membuatku kecewa.”

“Sudahlah, sebentar lagi kamu akan menjadi Nyonya Muda keluarga Chen, untuk apa kamu mementingkan ini? Ayo jalan, kita juga seharusnya pulang. “Fransiska melirik Josephine yang berada dibarisan paling terakhir dan menarik Shella untuk meninggalkannya.

Baru saja mereka keluar dari belakang pilar, mereka dikejutkan dengan sosok, Shella bergegas menarik Fransiska kembali kebelakang pilar, “Ibu, bagaimana bisa Claudius berada disini? Apakah dia tahu wnaita ini akan keluar negeri?”

“Iya, apa yang terjadi?” Fransiska juga semakin tegang, rencana yang sudah akan berhasil, jangan-jangan akan terjadi apa-apa adan kembali ke titik awal lagi?

“Ibu, aku rasa dia pasti tahu wanita ini kabur dari rumah, lalu mencarinya kemari, bagaimana. Bagaimana? Sekarang harus bagaimana?” Shella memang seperti ini, dia tidak bisa memegang teguh dirinya sendiri jika bertemu dengan masalah.

Melihat Claudius yang semakin mendekat, Fransiska mengertak giginya dan berkata kepad Shella, “Shella, kamu jangan keluar, jangan membiarkannya melihat tampangmu yang sekarang.”

“Ibu......”

“Kamu bersembunyi dengan baik saja, aku akan mengulurkan waktu.” Seusai berkata, dia merapikan pakaiannya, dan berjalan kearah Claudius, berpura-pura melihat-lihat, “Tuan Claudius, kebetulan sekali, mengapa kamu ada disni?”

Claudius menghentikan langkahnya, dia sedikit menyipitkna matanya, “Tidak kebetulan, aku hanya datang untuk mencari istriku.

“Apa? Apa katamu? Kamu mau membawa Shella pulang?”

“Benar, dimanakah dia sekarang?”

“Dia......” meskipun Fransiska terkejut dengan tatapannya, tapi demi mengulurkan waktu, dia hanya bisa berkata, “Shella sudah boarding, tapi tenang saja Tuan Claudius, dia hanyalah pergi jalan-jalan, beberapa hari kemudian dia akan pulang.”

Cukup untuk mengulurkan waktunya, dan membuat Josephine melewati security check, pikir dia.

Claudius tidak mempercayainya, dan berjalan melewatinya.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu