Istri ke-7 - Bab 105 Kenangan indah terakhir (2)

Sore hari ketika mereka bangun sudah jam 4 lebih, Claudius lebih dulu bangun, dia melihat jam tangan, kemudian menunduk melihat Josephine yang tertidur di lengannya, melihat dia tetap menutup mata, Claudius pun tertawa: "Kamu yakin mau terus tidur?"

Josephine yang tertidur di lengan Claudius, masih sedikit tidak sadar, mendengar suara Claudius, dia pun menggosok matanya dengan tangan, ketika dia sadar sepenuhnya, dia baru bertanya: "Bolehkah kita pergi makan? Aku lapar."

Setelah bangun dari tidur, yang dirasakannya hanya kelaparan.

"Sekarang baru jam 4, waktu makan malam masih lama." Claudius mengamati Josephine: "Siang ini kamu sepertinya makan lumayan banyak."

Josephine tiba-tiba merasa segan, siang ini dia makan lebih banyak daripada Claudius, sekarang baru jam 4 dia sudah lapar, memang sedikit aneh. Tapi karena dia tidak ingin kalah, dia pun berpura-pura seperti dia yang benar, melirik Claudius dan berkata: "Tuan muda Chen, meskipun kamu tidak pernah merawat wanita hamil, tapi seharusnya kamu tahu kalau ibu hamil makan untuk dua orang kan? Aku merasa di antara ibu-ibu hamil, aku sudah termasuk makan sedikit."

Claudius merasa dia lucu, dan melihatnya: "Kamu jangan marah, aku tidak ada maksud tidak membolehkanmu makan, ayo bangun, kita pergi makan."

"Kita ke pergi ke food street?" Josephine sengaja bertanya kepada Claudius.

Mendengar food street, Claudius langsung cemberut, pengalaman buruk seperti itu, dia benar-benar tidak ingin mengulanginya lagi!

Melihat Josephine yang berusaha menahan tawa, dia pun tahu perempuan ini sedang mengerjainya, dia pun langsung menyetujuinya: "Benar, ke food street."

"Yang benar?" Josephine merasa senang.

"Lihat kamu tega atau tidak." Claudius melemparkan pertanyaannya kembali kepada Josephine.

Josephine pun terdiam, maksud Claudius adalah lihat dia tega atau tidak membawa Claudius kesana, sejujurnya, dia memang benar tidak tega. Beberapa hari yang lalu baru saja dimarahi karena masalah hotpot, dia tidak ingin dimarahi lagi sepulangnya dari sini.

"Kalau begitu lupakan saja." Josephine berkata.

Claudius melihat wajah Josephine yang kecewa, berpikir kemudian berkata: "Kalau tidak aku temani kamu pergi, kamu makan sendiri?"

"Tidak usah lagi." Josephine menjawab dengan pasti, lagipula makanan disana semuanya tidak ada yang baik untuk kesehatan, dan sekarang dia sedang hamil, sebelumnya sudah makan makanan tidak sehat sekali, kali ini lebih baik hati-hati sedikit.

"Lebih baik begini." Claudius menepuk lengan Josephine: "Ibu hamil pada dasarnya harus makan makanan yang sehat, ayo bangun, aku bawa kamu pergi makan cemilan sore."

Tidak menunggu Josephine menjawab, Claudius sudah menariknya keluar dari selimut: "Cepat pergi ganti baju."

Josephine sebenarnya bermaksud berbaring sebentar, tapi dia terpaksa menyerah karena dia dipaksa bangun oleh Claudius.

*****

Selesai mengganti pakaian, mereka pun meninggalkan hotel, Claudius pun membawa Josephine ke sebuah restoran yang terkenal di Surabaya, dan juga mengambil keputusan dalam memesan semeja makanan kecil khas Surabaya, kemudian dia menyerahkan menu makanan ke Josephine: "Kamu lihat-lihat apakah masih ada yang kamu inginkan."

Josephine melihat makanan yang sudah dipesan Claudius, dan membelalakkan matanya: "Banyak sekali, kamu pelihara babi?"

"Aku merasa pelihara kamu dan pelihara babi tidak ada bedanya." Claudius berkata terus terang.

"Kamu yang babi." Josephine melirik Claudius dengan tidak senang, paling benci orang mengatai dia babi.

Dulu, ketika dia kecil, dia ikut marga ibunya, Zhu(seirama dengan babi), namanya Rose(Xue=salju), Rose Zhu, awalnya nama yang bagus, malah dipanggil oleh teman sebagai Zhu Xue(seirama dengan darah, jadi dipanggil temannya darah babi), karena masalah ini dia sering bertengkar dengan temannya.

Kemudian, ibunya demi memasukkan dia ke keluarga Bai baru mengganti namanya menjadi Josephine Bai, dan dia pun berhasil melepaskan diri dari takdir diketawain oleh orang.

"Kamu kenapa? Marah?" Josephine melihat ekspresi Claudius yang sedikit aneh, mengamatinya dan bertanya. Masa begini saja marah?

"Tidak." Claudius sadar dari lamunannya, kemudian berkata: "Makanan disini tidak kalah dari makanan di food street, kamu boleh pesan lebih banyak."

Claudius tadi hanya tiba-tiba teringat adegan yang sudah lewat, dulu juga ada seorang perempuan yang memelototi dia dan memarahinya: Kamu yang babi.

Ekspresi mereka sangat mirip, seperti dikatakan oleh orang yang sama.

"Kalaupun benar sangat enak, begini banyak sudah pasti tidak habis." Josephine pun berkata kepada pelayan di samping: "Ini saja, terima kasih."

Makanan sangat cepat sudah dihidangkan, semeja penuh dengan makanan, Josephine melihat makanan yang terlihat enak di meja, air liurnya sudah mulai menetes.

Josephine mendongak melihat Claudius dan berkata: "Kamu kenapa tidak mulai makan?"

"Kamu makan saja." Claudius sebenarnya tidak lapar, tapi melihat Josephine yang sangat senang sampai air liurnya hampir menetes membuat Claudius merasa senang, sepertinya dia datang ke tempat yang tepat.

"Kalau begitu aku tidak segan-segan lagi." Josephine mengulurkan sumpitnya dan menjepit sepotong keladi ke mulutnya, kemudian mengangguk ke arah Claudius: "Mmm, enak, kamu cepat makan."

Claudius tersenyum dan mulai memegang sumpit, tapi tidak menjepit keladi, dia menjepit tulang iga dan menaruhnya ke mangkuk Josephine dan berkata: "Ini juga enak."

Josephine menjepit tulang iga yang diambilkan Claudius dan memakannya, mengangguk: "Enak."

"Ini namanya apa? Terlihat sangat enak." Josephine lagi-lagi mengambil sejenis makanan dan memasukkannya ke mulutnya.

"Ini adalah kari bakso sapi, buatan tangan." Claudius menjelaskan dengan sabar.

Josephine mengangguk, setelah makan sejenak, dia pun mendongak dan melihat Claudius: "Kamu kenapa tidak makan? Diet?"

"Diet?" Claudius bingung: "Menurutmu aku perlu?"

"Kalau begitu cepat makan, kalau kamu tidak makan aku akan merasa segan."

"Anakku sudah memakan bagianku, jadi kamu tidak perlu segan." Claudius mengambil sebuah tulang iga dan memasukkannya ke mulut, agar Josephine bisa makan dengan tenang, Claudius yang tidak lapar juga ikut makan.

Setelah makan enak sekian lama, Josephine akhirnya merasa kenyang, dia meletakkan sumpitnya dan berkata kepada Claudius dengan ekspresi puas: "Aku sangat kenyang, aku tidak perlu makan malam lagi."

"Kamu yakin?" menurut pengertian Claudius terhadap Josephine, lewat beberapa jam dia pasti akan lapar lagi.

"Yakin." Josephine mengangguk: "Makan malam kamu boleh pergi makan bersama bos-bos perusahaan tadi."

"Kenapa? Selesai menggunakanku, kamu ingin membuangku?"

"Mana ada."

"Kalau begitu, bukannya kamu seharusnya menemaniku makan malam?"

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu