Istri ke-7 - Bab 62 Datang Tidak Tepat Pada Waktunya

Josephine keluar dari dalam hotel, ia duduk sendirian di samping sungai sampai sore lalu pulang ke rumahnya.

Saat berjalan masuk ke rumahnya, keluarga Chen sedang makan, kebetulan Selly juga ada disana, saat melihat Josephine pulang, ia langsung menyimpan sumpitnya dan menyambut Josephine dengan hangat, ia merangkul tangannya dengan muka ramah "Shella sudah pulang, beberapa hari tidak bertemu mengapa kulitmu menjadi kusam?"

Ia menatap Josephine dan menebak "Apakah Claudius menyakitimu? beritahu Bibi, Bibi yang akan membereskannya."

Selly menuntun Josephine berjalan ke ruang makan, ia melihat sekilas Claudius tanpa memandangnya dan hanya menyapa sebentar.

"Kamu sudah makan belum?" Kata Bibi He.

Josephine menganggukkan kepalanya dengan terburu-buru "Sudah makan."

Begitu banyak orang di sana, ia tidak berani duduk untuk makan bersama, kalau-kalau ia akan muntah seperti makan siang tadi, maka kehamilannya akan diketahui semua orang.

Josephine tidak lupa akan perkataan Claudius yang tidak ingin ia hamil, tapi ia lebih tidak lupa lagi dengan ancaman dari Fransisca siang tadi.

"Kalian makan saja, aku naik dulu" Kata Josephine.

"Sudah makan juga kan boleh makan lagi." Selly memperhatikannya lalu berkata "Melihat badanmu yang sekurus ini, Nenek terus meminta kamu agar segera hamil dan memiliki cucu yang gemuk, ia harus banyak makan, harus cukup gemuk."

"Ma, dia tidak bisa mengandalkan banyak makan bila ingin hamil, ia seharusnya memintanya pada suaminya, jangan memaksa orang lain." kata Joshua sambil tertawa kecil di sebelahnya.

"Ada benarnya juga." lalu Selly memutar badannya ke arah Claudius "Claudius, kamu harus cepat sedikit, sudah menikah lebih dari dua bulan tapi masih belum ada kabar, tidak masuk akal."

Claudius sedikit mengerutkan alisnya, terlihat ia tidak senang saat orang-orang membahas masalah ini, ia sudah muak mendengarkannya dari awal.

Dia lalu pelan-pelan melanjutkan makan makanan yang ada di dalam mangkuknya dengan tenang, berharap topik selanjutnya tidak berhubungan dengan dia.

"Siapa tahu Josephine memang sudah mengandung, tapi tidak memberitahukannya pada kita semua." keheningan itu terpecah saat kalimat ini terucap oleh Sally, Josephine pun tersenyum "Betul kan Josephine?"

Josephine mendengar perkataannya, ia lalu terkejut dan salah tingkah menggelengkan kepalanya "Tentu saja tidak, bagaimana mungkin.. hehe."

"Aku hanya bercanda, hanya ingin mengagetkanmu."

"Aku...." Josephine masih berkata dengan tersenyum "Hehe, kalau memang sudah ada, aku pasti yang akan pertama kali memberitahukan Nenek."

Dalam kekacauan pikirannya, matanya tidak sengaja memandang ke arah Claudius, ia melihat ada tatapan curiga dari Claudius, hatinya pun menjadi gelisah.

"Hmm.. Aku naik dulu ya." ia langsung membalikkan badannya dan pergi naik ke lantai atas.

"Melihat tingkahnya, ini bukan karena ucapan Sally barusan kan?" kata Selly sambil terus memandangi Josephine yang berjalan menjauh.

Sally tertawa "Josephine tersipu malu karena kita semua, benar kan, Claudius?"

Claudius tertawa kecil, tapi tidak berbicara apa-apa.

Melihat tingkah Josephine barusan, sebenarnya muncul kecurigaan dari Claudius, tapi kalau dipikir-pikir, setiap selesai berhubungan ranjang, ia selalu meminta asisten rumah tangganya untuk memastikan Josephine memakan habis obat yang disiapkannya, jadi tidak mungkin ia bisa hamil.

Berpikir sampai disini, kekhawatiran di hatinya perlahan menghilang.

*****

Malam harinya, Nenek Chen masuk ke dalam kamar Josephine.

Josephine sedang bersandar di ranjangnya memakan cemilan sambil menonton tv, saat melihat Nenek Chen ia terkejut dan segera duduk di ranjangnya, ia gelagapan dan memandangi Nenek Chen cukup lama sampai akhirnya bisa berkata "Nenek..."

"Kenapa? mengapa begitu terkejut melihatku?" kata Nenek Chen sambil tersenyum , lalu ia duduk di sofa depan ranjang itu.

Nenek Chen tersenyum padanya, sama seperti beberapa hari terkahir ini, Josephine mulai gelisah, hatinya berpikir apakah Nenek Chen mengetahui bahwa ia hamil?

"Bukannya tadi kamu bilang sudah makan? kenapa masih makan cemilan?" kata Nenek Chen sambil memandangi cemilan di tangannya itu.

"Maaf, aku.. hanya sedikit rakus." Kata Josephine dengan salah tingkah dan langsung membuang kotak cemilan itu ke tong sampah di bawah ranjangnya, di dalam tempat sampah itu masih ada beberapa bungkus cemilan lainnya.

Nenek Chen menjadi semakin curiga, ia melihat Josephine lalu bertanya "Shella, beri tahu aku, apakah kamu hamil?"

Belum sempat Josephine menjawabnya, Nenek Chen berkata lagi " Ini adalah berita besar, kamu bisa menyembunyikannya dari semua orang, tapi jangan sampai kamu menyembunyikannya dariku, mengerti?"

Josephine tahu bahwa Nenek Chen sangat menginginkan anak ini, kalau dia sampai tahu, dia pasti akan habis-habisan dalam menjaga anak ini hingga lahir dengan sehat, meskipun Claudius tidak menginginkannya.

Tapi... yang dikatakan Fransisca ada benarnya, dia hanya menggantikan tubuh Shella, semua yang ia gunakan adalah milik Shella Bai, terlebih lagi ia tidak tahu keberadaan Ibu dan adiknya sekarang.

Hampir tidak membutuhkan waktu lama untuk berpikir, Josephine langsung menggelengkan kepalanya "Nenek, tidak, Claudius tidak ingin memiliki anak, aku masih selalu meminum obat...."

"Aku tahu."

"Nenek tahu?" kata Josephine dengan terkejut.

Sudah tahu tapi masih bertanya.

"Diam-diam aku telah mengganti obatnya."

"Hah? " Kata Josephine yang semakin terkejut.

Pantas saja ia bisa hamil, selama ini Josephine masih berpikir bagaimana ia bisa hamil, mengapa ia masih bisa hamil meskipun telah meminum obat, ternyat obat itu sudah di ganti oleh Nenek."

"Kenapa? Melihat ekspresimu sekarang sepertinya memang benar-benar tidak hamil." kata Nenek Chen dengan ekspresi kecewa yang terlihat di raut wajahnya.

Josephine mulai salah tingkah dan menggelengkan kepalanya "Tidak, benar-benar tidak."

Nenek membuang napas, senyuman di wajahnya sudah hilang, tergantikan dengan pertanyaan yang serius "Sudah dua bulan lebih menikah tapi masih belum hamil, mungkin kamu harus periksa kesehatan? Periksa apa penyebabnya, aku sudah menjelaskannya kepadamu, Claudius adalah nadi dari keluarga ini, jadi bagaimanapun juga tidak boleh ada wanita yang mandul di keluarga ini."

"Nenek, lebih baik nenek tenang saja, aku akan pergi memeriksanya."

"Bagus kalau begitu." Nenek Chen berdiri dari kursinya, dari atas memandang Josephine lalu berkata "Kamu tidak usah memperdulikan Claudius meskipun ia berkata tidak ingin memiliki anak."

"Baik." kata Josephine menjawabnya dengan gelisah, ia hanya berharap nenek cepat meninggalkan kamarnya, karena tidak ia tidak dapat menahan kegelisahannya lebih lama lagi.

Di Rumah Sakit Siloan, Angie menuntun Josephine sambil bertanya "Sayang, mengandung adalah hal yang indah, untuk apa kamu mau menghancurkannya, di dalam perutmu itu ada kehidupan yang masih suci, kalau kamu mau merenggutnya, bukankah itu tidak adil untuknya?"

"Tolong daftarkan aku di klinik persalinan." kata Josephine sambil menyodorkan uang kepada petugas di loket pendaftaran, setelahnya ia mengambil buku riwayat penyakit dan nomor antrian.

"Josephine, apa kamu pernah mendengar hantu janin?" Angie melihat Josephine bersikeras untuk menggugurkan anak dalam kandungannya, akhirnya ia menggunakan cara yang agak seram, ia sengaja menunjukkan muka yang aneh "Katanya, setiap janin memiliki roh, kalau kamu membunuhnya dengan sadis, dia akan membencimu dan menghantuimu seumur hidup, sangat menyeramkan."

Josephine keluar dari kerumunan orang banyak dan tertawa kecil "Apa? Bahkan aku berani menikahi Claudius, apa kamu pikir aku akan takut dengan cerita hantu janin?"

Di mulutnya ia mengatakan seperti itu, tapi di dalam hatinya ada sedikit ketakutan.

Ia bukan takut anak itu akan mengganggunya seumur hidup, membencinya seumur hidup, tapi... yang dikatakan Angie ada benarnya, dia adalah jiwa yang masih suci, darah daginnya. Dia tidak melakukan kesalahan apa-apa, sebagai seorang Ibu, dia malah mau merenggut kesempatan hidup anak itu, hal ini benar-benar tidak bisa dimaafkan.

Dia juga tidak mau seperti ini, tapi... harus dengan cara apa?

Anak ini datang di waktu yang tidak tepat, juga masuk ke rahim yang salah, benar-benar tidak seharusnya masuk ke rahim Josephine.

Angie dibuat tidak bisa berkata-kata olehnya, ia melihat Josephine sudah berjalan menuju arah lift dan Angie segera berusaha mengejarnya "Sayang, tunggu aku..."

*****

Di lantai sepuluh rumah sakit, seorang dokter berjalan sambil mengingatkan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kesehatan Claudius, ia juga dengan penuh rasa hormat mengantarkan Claudius masuk ke dalam lift.

Asisten Yan bertanya kepada dokter "Dokter Liu pernah bilang kesehatan Tuan Claudius sudah berangsur membaik, tapi mengapa masih banyak hal yang harus diperhatikan?"

"Asisten Yan salah paham, kesehatan Tuan Chen hanya membaik untuk beberapa saat, kesehatannya juga naik turun, jadi harus tetap menjaga kesehatan dan memerhatikan beberapa hal barusan, yang paling penting adalah istirahat, lalu harus mengontrol jumlah rokok dan bir."

"Baik, terimakasih Dokter Liu." Kata Asisten Liu yang berparas elok, dengan serius.

Saat pintu lift berbunyi "tingg..", Claudius melangkah keluar, hampir saja ia menabrak Josephine di depannya.

Josephine sangat terkejut saat melihatnya.

Ini sangat kebetulan.....

Claudius juga melihatnya, matanya yang tajam itu melihat ke seluruh tubuh Josephine, akhirnya pandangannya terhenti di buku riwayat penyakit yang ada di genggaman Josephine.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu