Istri ke-7 - Bab 131 Malu (1)

Hari pernikahan semakin mendekat, Josephine juga semakin sibuk, pagi hari ini, Vincent sudah meneleponnya ke hotel untuk memilih kue.

Dia menyanggupinya dan kembali ke kamar untunk mengganti pakaian,ketika keluar, tatapannya terjatuh di pintu sebelah tanpa sadar, semenjak pulang dari resort, Claudius tidak tinggal lagi disini, hatinya tiba-tiba merasa sedikit kosong.

Dia dikejutkan dengan perasaan dirinya sendiri. Masih ada satu minggu lagi dirinya akan menikahi Vincent, dan dia masih mempunyai perasaan seperti ini terhadap Claudius, ini benar-benar tidak boleh!

Dia menghirup nafas dan berjalan kearah lift.

Kue 5 tingkat, terlihat megah dan indah, terutama ada sepasang pasangan kecil yang lucu diatasnya, Josephine langsung menyukainya sekali melihatnya.

“Bagaimana menurutmu?” tanya Vincent.

“Sangat cantik.”

“Kalau begitu pilih ini saja?”

“Baik.” Josephine menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai memilih kue, sambil mengantarkan mereka berdua, manager hotel sambil tersenyum dan berkata, “Tipe kue ini yang paling laris di hotel kami, Nyonya Lee memang sangat ahli memilihnya.”

Nyonya Lee......sebuah panggilan yang sangat asing, Josephine langsung merasakan ketidak nyamanan.

Vincent malah sangat puas dengan panggilan ini, dan langsung merangkul Josephine lalu berkata, “Terima kasih manager Huang, dihari pernikahan nanti aku akan memberikan kamu sebuah angpao besar.”

“Benarkah? Terima kasih Tuan Lee!” Manager Huang langsung senang.

“Sama-sama, kamu sudah sibuk mengaturnya.” Vincent berkata kepada Josephine, “Ayo kita pergi lihat apakah toko pakaian sudah menyiapkannya atau belum.”

“Baik.” Josephine tersenyum dan menganggukkan kepalanya, disaat dia bersiap untuk pergi bersamanya menaiki mobil, dia dihalangi oleh sebuah mobil.

Mobil berhenti dihadapan mereka berdua, Belinda keluar dari tempat setir, dan membuka pintu belakang, “Tuan Claudius, Sunshine Garden Hotel sudah sampai.”

Claudius tentu saja tahu sudah sampai, dia tidak hanya melihat hotelnya sudah sampai, dia bahkan melihat Vincent keluar bersama Josephine.

Dia menutup dokumen di tangannya, kakinya melangkah keluar dari mobil.

Tatapannya bertemu, suasana diantara mereka seolah-olah membeku.

Josephine tahu terkadang Claudius akan menyewa ruangan meeting besar di Sunshine Garden Hotel untuk menyambut kliennya, namun dia tidak menyangka begitu kebetulan hari ini dia juga kesini.

“Kakak, kebetulan sekali, kamu datang menghadiri rapat disini?” Vincent tanpa sadar mengeratkan tangannya yang merangkul Jospehine, mukanya penuh dengan senyuman.

Kebetulan, ini sebenarnya menjadi pembuka percakapan mereka setiap kalinya.

Dan Claudius juga membalas senyuman kepadanya seperti biasanya, “Kebetulan sekali.”

Belinda melirik Claudius, jadi ini tujuannya rapat dimajukan satu hari? Harusnya tidak.

“Oh iya, kakak, bagaimana dengan luka Nona Sally?” Tanya Vincent.

Ini adalah pertanyaan yang sangat ingin diketahui oleh Josephine, namun dia tidak mengerti mengapa Claudius menatapi dirinya dan mengatakannya kata demi kata, “Aku dengar Joshua mengatakan bahwa Sally sudah sadar tadi pagi dan telah tidak ada bahaya lagi.”

Vincent kaget, Sally sadar, bukankah ini berarti rencana Shella gagal? Jika Shella gagal maka dirinya dan Josephine juga akan ikut terbawa bencana.

Meskipun dia tidak ikut dalam pembunuhan Sally, namun dia tetap berharap Sally tidak pernah sadar lagi.

Dan Josephine sudah tidak memikirkan dampak Sally bangun terhadap dirinya, dia hanya merasakan tatapan Claudius saat ini sangatlah aneh.

Ini artinya Claudius curiga terhadapnya atau menyalahkannya tidak menjaga Sally dengan baik? Dia berharap kemungkinan yang kedua!

“Namun dokter mengatakan bahwa dia kehilangan ingatan, dia tidak ingat dengan semua orang dan kejadian.” Sejenak kemudian, Claudius menambahkan, tatapannya terhadap Josephine tidak menentu.

Setelah mendengar perkataanya, Vincent sedikit lebih, ini masih lumayan.

Seusai berkata, Claudius melangkah berjalan kearah hotel.

Belinda bergegas mengikutinya, setelah masuk kedalam lift bersama Claudius barulah dia bertanya, “Tuan Claudius, mengapa kamu membohongi mereka bahwa Nona Sally kehilangan ingatan?”

Sejenak kemudian Claudius mengatakan, “Demi ketentraman.”

Hingga Claudius melewatinya, barulah Josephine lega, namun dia tiba-tiba terpikiran sesuatu dan bertanya, “Tadi Tuan Claudius bilang apa?” bagaimana kabar Sally?”

“Sudah bangun, tapi kehilangan ingatan.” Kata Vincent.

“Kehilangan ingatan? Mengapa bisa separah ini?” Kata Josephine.

“Bukankah ini lumayan bagus?” Vincent membuka pintu mobil dan membiarkan Josephine naik, dan dirinya juga naik disebelah sana, dia memegang tangan Josephine dan berkata, “Dengan begitu tidak akan ada orang yang menghalangimu lagi.”

Josephine menarik tangannya dengan pelan, “Meskipun dia selalu menghalangiku, tapi aku juga tidak berharap dia menderita seperti begini.”

“Kamu itu terlalu baik hati.” Vincent menarik tangannya dan menyalakan mesin mobil.

Josephine melanjutkan, “Iya, jadi aku selalu terluka, aku membuat kehidupanku kacau balau, kehidupan nanti aku ingin menjadi seorang wanita yang kejam yang penuh perhitungan saja.”

Jika bukan karena sifatnya yang begitu lemah lembut, mana mungkin Shella akan berani memperlakukannya seperti begini?

Mendengar perkataannya, Vincent mengelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, kamu tidak boleh menjadi seperti itu, aku masih mau menikahimu dikehidupan mendatang.”

Perkataan ini membuat orang terharu, Josephine menatapinya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

Shella tidak menyangka bahwa dunia berdua dalam benaknya yang indah akan menjadi kehidupan sendirinya disana, dia sudah tinggal disana 4 hari, namun Claudius sama sekali tidak terlihat, apalagi tidur disana.

Mendengar keluhan putrinya, Fransiska awalnya tidak percaya bahwa Claudius akan membiarkan Shella tinggal disebuah Villa yang perlengkapannya biasa saja, hingga dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, barulah dia mengatakan, “Ini sudah keterlaluan!”

“Ibu, kamu bilang sendiri apa maksudnya dia.” Shella mengeluh, “Kalau tahu begini, aku lebih baik tinggal di rumah lama saja.”

“Apakah kamu meneleponnya dan bertanya kemana dia pergi beberapa hari ini? Mengapa dia tidak pulang menemanimu?”

“Aku sudah meneleponnya, dia selalu bilang sibuk dan tinggal di kantor, setelah beberapa hari lagi dia akan datang menemaniku.” Kata Shella.

Mendengar perkataannya, amarah Fransiska sedikit mereda, dan berkata, “Asalkan dia tidak macam-macam diluar sana sudah cukup, tapi aku masih tidak mengerti, pekerjaan apa yang perlu dia sibukkan hingga dia tidak mempunyai waktu untuk pulang dan tidur bersama istrinya?”

“Tidak tahu, dia bilang belakangan ini dia sedang mengakuisisi sebuah perusahaan besar, jadi lumayan sibuk.” Shella tersenyum, “Tapi dia berjanji kepadaku, dia akan memberikan sebuah hadiah super besar kepadaku beberapa hari lagi.”

“Benarkah? Hadiah apa?” Fransiska menjadi penasaran lalu bertanya.

Shella mengelengkan kepalanya, dia berkata dengan bahagia, “Dia bilang akan memberikan sebuah kejutan.”

“Jika dia mengatakan seperti itu, maka buktinya dalam hatinya masih ada kamu.”

“Aku juga tidak mengerti, aku tidak bisa melihat dirinya dengan jelas.” Shella menghembuskan nafas dengan tidak berdaya.

Mendengar kata “Hadiah Besar”, amarah didalam hati Fransiska sudah redup, dia lalu duduk disamping Shella dan mengingatkannya, “Jika sesuai perkataanmu, maka Claudius seharusnya masih sangat perhatian terhadapmu, mungkin memang benar karena terlalu sibuk, jadi ini butuh kamu yang lebih agresif.”

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu