Istri ke-7 - Bab 124 Anak sudah meninggal (1)

Benar, rambutnya sudah digunting, meskipun digunting dengan hati-hati agar tidak kelihatan, tapi rambut si bayi pada awalnya memang sedikit, jadi bisa terlihat. Shella mendongak melihat ibu pengasuh, bertanya: "Apakah ada yang menyentuh rambutnya?"

"Tidak ada." ibu pengasuh berjalan kemari, melihat si bayi yang ada di atas kasur, berkata: "Ada apa dengan rambutnya? Nyonya muda?"

Shella sadar dari lamunannya, kemudian sembarangan menjawab: "Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa rambutnya sepertinya sudah berubah."

Ibu pengasuh melihat lagi dengan teliti, kemudian menggelengkan kepala: "Tidak ada yang berubah."

"Iya, mungkin aku yang salah lihat." Shella seperti hampir pingsan dan berkata kepada ibu pengasuh: "Kamu jaga dia dengan baik, aku kembali ke kamar untuk mengganti pakaian."

"Baik, Nyonya muda." Ibu pengasuh mengangguk.

Shella dengan susah payah berdiri tegak, melangkah ke arah kamarnya sendiri, langkahnya ringan dan tidak stabil, hampir tidak bisa menopang tubuhnya sendiri.

Setelah kembali ke kamar, dia langsung menutup pintu, tubuhnya bersandar di belakang pintu, kedua kakinya melembek dan akhirnya terduduk di lantai.

Rambut si bayi sangat jelas digunting dengan gunting, orang lain mungkin tidak sadar, tapi Shella yang selalu waspada takut Sally melakukan sesuatu, jadi dia selalu mengamati dengan teliti setiap perbedaan si bayi, otomatis dia bisa langsung menyadari perbedaan si bayi.

Menurut kebiasaan tradisional, anak di bawah umur 100 hari tidak boleh menggunting rambut, tidak mungkin orang keluarga Chen yang mengguntingya, terlebih lagi rambut si bayi sangat pendek, orang lain tidak ada alasan menggunting rambutnya.

Pagi ini Sally yang menawarkan diri membantu Shella menjaga anak, kalau begitu pasti dia yang menggunting rambutnya! Pasti!

Dan alasan dia menggunting rambut si bayi.....pasti mau melakukan pemeriksaan DNA di rumah sakit, selain ini sudah tidak ada kemungkinan lain!

Bagaimana? Apa yang harus dia lakukan?

Shella semakin lama semakin panik, semakin panik semakin tidak tahu harus bagaimana, beberapa saat kemudian, dia baru sadar sedikit dari kepanikannya, dia pun mengambil ponsel dari sakunya, kemudian menelepon nomor Fransiska.

Fransiska belum sempat bersuara, Shella langsung berkata dengan panik: "Ibu, kamu cepat datang bantu aku......"

Beberapa hari ini, hal yang paling ditakutkan Fransiska adalah telepon minta tolong dari Shella, karena itu menandakan ada sesuatu yang terjadi. Setelah mendengar Shella meminta tolong, hatinya mulai bergetar, dia berkata: "Ada apa? Masalah kemarin malam tidak berhasil?"

Shella mengusap air matanya, suaranya bergetar: "Ibu, kali ini aku pasti mati, Sally Lin itu benar-benar sangat keterlaluan. Dia......dia....."

"Dia kemarin malam menggagalkan rencanamu?" suara Fransiska mendingin.

"Dia tidak hanya menggagalkan rencanaku kemarin malam, hari ini dia bahkan menggunting rambut si bayi, bu, menurutmu dia bisa membawa rambutku dan si bayi untuk melakukan pemeriksaan DNA di rumah sakit tidak? Apakah dia selama ini selalu mencurigaiku?"

"Shella, kamu jangan panik."

"Bagaimana mungkin tidak panik, kalau nanti ketahuan si bayi dan aku tidak berhubungan darah, bukannya berakhir sudah? Nenek Tua Chen dan Claudius pasti akan mengetahui rahasia kita." begitu berpikir kalau orang keluarga Chen mengetahui rahasia ini, Shella langsung ketakutan.

Dia pikir begitu dia masuk ke rumah keluarga Chen, rencana ini sudah termasuk berhasil, tidak disangka di dalam rumah keluarga Chen tinggal seorang perempuan licik seperti Sally.

Fransiska berpikir, kemudian bertanya: "Sekarang Sally ada dimana?"

"Pagi ini berpura-pura baik hati membantuku menjaga anak, setelah menggunting rambut si anak dia pun keluar, katanya sih ada urusan, seharusnya pergi ke rumah sakit." Shella masih saja sangat tidak berpendapat, begitu ketemu masalah bisanya pergi mencari Fransiska.

"Kalau begitu dia sekarang baru saja ke rumah sakit?"

"Iya."

Fransiska lagi-lagi terdiam, kemudian kembali berkata dengan wajah serius: "Shella, kamu dengar baik-baik, dia hari ini baru saja membawa helai rambut ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, dan rumah sakit biasanya perlu 3 hari baru bisa keluar hasil pemeriksaan, meskipun tambah cepat juga perlu 2 hari, yang berarti dia setidaknya 3 hari lagi baru bisa menerima laporan pemeriksaan."

"Tapi kalau 2 hari kemudian dia mendapatkan laporan pemeriksaan, aku bukannya akan mati?" Shella berkata sambil menangis.

"Jadi sekarang kamu harus melakukan satu hal."

"Apa?"

Nada suara Fransiska merendah: "Membuat Sally tidak punya bukti meskipun sudah menerima laporan."

"Apa maksudmu?"

"Sekarang, segera.....bunuh anak itu." Fransiska menekan kata-katanya.

Shella pun langsung terdiam, beberapa saat kemudian dia baru berkata dengan suara kecil: "Ibu, kamu sedang bercanda?"

"Aku tidak sedang bercanda." Fransiska berkata: "Kalau kamu tidak membunuh anak itu sekarang, 3 hari kemudian kamu yang akan mati, dan juga kita keluarga Bai akan menemanimu mati, apakah kamu rela membuat kita semua mati demi anak penyakitan itu?"

"Aku tentu saja tidak rela, tapi......" Shella menggelengkan kepalanya, air matanya mengalir deras: "Ibu, begini terlalu kejam, aku tidak bisa melakukannya....."

Meskipun anak ini bukan anaknya, meskipun setiap melihat anak itu Shella selalu merasa sangat membencinya, tapi bagaimanapun itu adalah sebuah nyawa, kalau membunuhnya, dia bukannya sudah menjadi seorang pembunuh?

Dia tidak bisa melakukannya, sama sekali tidak bisa.

Tapi peringatan Fransiska berbunyi di samping telinganya: "Kamu tidak bisa juga harus bisa, sekarang sudah bukan masalah kamu bisa atau tidak jadi Nyonya muda keluarga Chen, tapi sudah masalah menyelamatkan nyawamu sendiri, mengerti?"

"Aku tidak mau.....Aku tidak bisa melakukannya....."

"Shella, kamu dengar perkataanku." Fransiska lebih panik daripada Shella: "Anak ini tidak memiliki ventrikel, dia pada dasarnya tidak bisa hidup, dokter juga bukannya sudah bilang dia hanya bisa hidup selama satu bulan? Sekarang dia tidak bisa minum susu, tidak bisa bernafas, setiap menit hidupnya sangat susah untuknya. Kamu tidak sedang melukainya, tapi sedang menolongnya, membantunya terlepas dari kehidupan yang sengsara ini, mengerti?"

"Dia tidak akan menyalahkanmu, kalau mau menyalahkan juga pasti menyalahkan ibu kandungnya, Josephine, Josephine sialan itu yang bersikeras ingin melahirkannya ke dunia ini. Apakah kamu sudah mengerti? Kamu sedang membantunya, bukan melukainya."

"Aku....Aku mengerti." Shella berkata dengan susah payah.

Fransiska menghirup nafas dalam, melanjutkan: "Shella, bertahanlah, nyawa keluarga Bai ada ditanganmu, aku percaya kamu pasti bisa, kan?"

Shella mengangguk sambil menangis, dia juga tidak peduli apakah Fransiska bisa melihatnya, dia pun langsung menutup teleponnya.

Kemudian, dia duduk di lantai sekian lama untuk menenangkan suasana hatinya, tapi hatinya tetap tidak bisa tenang.

Meskipun anak ini pada dasarnya adalah anak penyakitan yang tidak bisa hidup lama, dia membunuhnya juga sedang membantunya lebih cepat mengakhiri kesengsaraan, tapi bagaimanapun ini adalah pembunuhan, dia harus tenang, dia perlu keberanian yang cukup untuk keluar dari kamar ini.

Saat ini, dia bahkan merasa sedikit menyesali keputusannya, posisi Nyonya muda Lee dia tidak mau, malah bersikeras mau kesini menjadi Nyonya muda Chen, akhirnya dia baru sadar disini lebih rumit daripada rumah keluarga Lee, dia sama sekali tidak bisa mengontrol situasi disini.

Hanya saja, apa gunanya menyesal? Dia sudah masuk, tidak ada jalan mundur.

Sekarang dia hanya bisa menggertakkan gigi, memaksa dirinya berjalan maju, kalau tidak dia hanya bisa mati.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu