Istri ke-7 - Bab 174 Provokasi (3)

Setelah Josephine mengantar Rose dan Justin ke bandara, Rose tidak mengungkit lagi tentang perceraian, tapi bisa dilihat dia tidak begitu senang, sama sekali tidak ada perasaan senang untuk bisa kembali ke kampung halamannya.

Josephine menarik Justin yang cemberut, dan menenangkannya: "Kakak janji, nanti kalau semuanya sudah oke, kakak ke Surabaya cari kalian oke?"

"Kakak ipar juga ikut kan?" Justin bertanya.

Josephine berpikir: "Itu mesti lihat apakah dia ada waktu atau tidak."

"Yok, kakak bawa kamu ke toilet, kalau tidak nanti tidak akan begitu leluasa di pesawat."

Justin mengangguk, dan mengikutinya.

Jam boarding sudah hampir tiba, Rose melihat papan jadwal penerbangan, berbalik badan dan berjalan kembali ke kursi di sampingnya.

Saat dia berbalik bada, dia melihat sesosok muka yang dikenalinya, lalu dia pun mencoba menyapanya: "Juju?"

Juju baru saja mengantar ayahnya, dan bersiap-siap untuk pulang, ketika melihat hp dan mendengar namanya dipanggil dia pun langsung mengangkat kepalanya. Lagian di Jakarta tidak banyak yang mengenalinya, tiba-tiba ada yang memanggilnya dia pun kaget.

Walaupun keduanya tidak sering bertemu, tapi tidak mungkin sampai tidak dikenalinya.

"Benar kamu? Aku pikir aku salah orang." Rose kaget dan berjalan kesana, menarik kedua tangannya dan menatapnya: "Kita sepertinya sudah lama tidak bertemu, kamu masih sama seperti dulu, cantik. Oyah, dengar-dengar kamu sudah mau menikah ya...?"

Juju akhirnya tersadar, dia menarik tangannya kembali dan berkata: "Ibu, kamu salah kenal ya, aku bukan Juju."

Rose kaget, lalu menatapnya kembali: "Juju, kamu kenapa? Aku bibimu, kamu..."

"Aku bilang kamu salah orang, aku bukan Juju, juga tidak punya bibi, maaf..." Setelah itu Juju pun berjalan cepat menuju ke arah pintu.

Walaupun Rose tidak mengerti, tapi melihat sikap Juju yang ngotot dia juga tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menatapnya pergi.

Josephine membawa Justin keluar dari toilet, dari kejauhan dia melihat Rose menatap pintu bandara, lalu dia pun melihat ke arah sana: "Ibu, ada apa?"

"Sepertinya aku melihat Juju."

"Juju siapa?"

"Adik sepupumu."

"Oh." Josephine baru saja mengingat kembali sepertinya adik sepupunya bernama Juju.

"Tapi dia tidak mengenaliku, juga tidak mengakui kalau dirinya Juju, jelas-jelas itu dia..." Rose merasa aneh.

Josephine tertawa: "Ibu, apa yang perlu kamu pikirkan? Bukannya mereka sudah bilang, dia sudah akan menikah, dan takut kalau kita akan membuat mereka malu, oleh karena itu tidak mau mengakui kita."

Rose merasa sakit hati setelah mendengarnya.

Josephine tahu kalau dia sudah kelewatan, dia pun memukul-mukul pundaknya dan menenangkannya: "Sudahlah ibu,ibu jangan sedih, cepat bawa Justin ke pemeriksaan."

Rose pun menggandeng tangan Justin dan berkata: "Baiklah, kamu jaga dirimu dengan baik ya."

"Tentu saja, tenanglah."

"Sampai jumpa kakak."

"Sampai jumpa."

Mengantar kepergian mereka, Josephine pun menghela nafas, dia merasakan hidungnya tidak nyaman dan seperti ingin menangis.

Setelah itu dia pun berjalan keluar dari bandara.

******

Dia tidak langsung pulang ke rumah, mengendarai mobilnya sendiri dan berjalan-jalan santai.

Saat melewati panti asuhan Harapan, dia tiba-tiba mengingat bayi perempuan yang ada disana, walaupun sudah dipastikan dan tidak diketahui apakah itu anaknya, tapi dia tetap tidak bisa menahan diri untuk memarkirkan mobilnya di depan pintu panti itu dan berjalan masuk ke dalam.

Ketua panti melihatnya dan menyambutnya dengan hangat, lalu membawanya melihat bayi perempuan itu, bayi itu sudah bisa duduk dan ingin belajar bicara.

Dia bermain-main dengannya lalu menoleh dan melihat ketua panti dan bertanya: "Akhir-akhir ini ada anak baru yang datang? Besarnya seperti dia."

Ketua panti menggeleng: "Beberapa bulan ini ada beberapa, tapi semuanya baru lahir."

Semuanya baru lahir, berarti tidak ada hubungannya dengannya.

"Oyah, teman nyonya itu masih belum menemukan anak yang ingin diadopsinya?"

"Belum."

"Oh, baiklah, nanti kalau ada aku pasti meneleponmu." Ketua panti menunjuk bayi itu: "Bayi perempuan yang seumuran dengannya bukan?"

Waktu itu dia sudah mendengar persyaratannya dari Josephine.

"Benar terima kasih ya."

"Sama-sama, kita juga senang bisa membantu anak-anak mencari keluarga yang baik."

Dari lantai dua, Josephine seperti mendengar suara bicara yang dikenalinya, dia pun menghentikan langkah kakinya, suara itu semakin jelas, itu suara Juju.

Ketua panti melihatnya berhenti pun tersenyum: "Ada beberapa volunteer yang mengantar buku untuk anak-anak."

Kebetulan Juju berjalan ke arah sama, melihat Josephine ia pun kaget dan menatapnya: "Josephine, kenapa kamu ada disini?"

Ketua panti pun tersenyum dan melihat Josephine: "Nyonya Chen datang mengunjungi anak-anak, dia baru saja ingin pulang, oyah, kamu..."

"Oh, margaku Ju, namaku Juju, hari ini pertama kalinya datang." Juju memperkenalkan dirinya.

Juju melihat ke arah Josephine, menatapnya dan tersenyum: "Aku dengar Claudius bilang kamu sangat suka dengan anak-anak, kalau suka, jangan pergi dulu dong, ikuti kita bagi buku dan makan kue tart."

Josephine melihat perempuan-perempuan di dalam ruangan itu, semuanya menatapnya dengan rasa penuh penasaran.

Ketua panti pun berkata: "Kalau begitu nyonya tunggu dulu sampai kita selesai merayakan ulang tahun Naura dan Cherry. Kebetulan hari ini mereka berdua ulang tahun."

"Iya, lihatlah kami sudah membawa kue tartnya." Dua volunteer perempuan tersenyum dan menunjuk-nunjuk kue itu."

Anak-anak pun bersorak sorai dan menyuruhnya tetap disana, Josephine pun tidak bisa menolaknya."

Semuanya pun langsung memindahkan meja, kursi dan kue tart, Juju menarik ketua panti duduk di samping, lalu berkata kepada anak-anak, kami pergi mengambil buah."

Lalu dia pun menoleh ke Josephine: "Yok, Josephine, ikut aku."

Josephine mengangguk dan ikut bersamanya. Ketua panti menanyakan kepada dua orang volunteer di sampingnya: "Nona Zhu ini anggota baru, sepertinya dia sangat lincah."

"Bukan, kami baru saja bertemu di depan pintu." Perempuan itu tersenyum dan berkata: "Lagian sama-sama ingin mengadakan acara bakti sosial, ya sama-sama masuk saja."

"Oh, aku pikir kalian datang bersama." Ketua panti pun berkata: "Ayo... tiup lilinnya."

Josephine melihat Juju yang sangat telaten itu, tidak seperti baru pertama kali datang, dia pun bingung kenapa dia bisa menjadi volunteer organisasi bakti sosial, sepertinya tidak cocok dengannya."

"Kamu sering datang kesini?" Dia bertanya.

Juju sambil memotong buah sambil menjawabnya: "Tidak termasuk sering, kadang-kadang saja datang bersama volunteer."

"Kamu juga suka anak-anak?"

"Suka dong, mereka sangat lucu." Juju pun tersenyum: "Biasanya kalau lagi stres, aku suka ke panti asuhan dan menemani anak-anak, lalu perasaanku membaik."

Juju lalu tersenyum lagi, dan menatapnya: "Hal ini mirip sekali denganmu ya?"

Josephine menyahutnya, tapi dia sangat bingung dan ragu.

Memangnya kepribadian seseorang bisa begitu banyak? Bisa baik bisa jahat, ada yang baik dan ada juga yang orang benci. Nona Zhu ini punya keberanian yang besar untuk menotong Claudius dari kematian, pasti punya rasa cinta kasih yang besar bukan?

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, didalam hatinya dia berpikir dia kenapa, tiba-tiba malah memiliki perasaan baik kepadanya. Hal menjijikkan yang sebelumnya dilakukan kepadanya sudah terlupakan? Tidak boleh!

"Aku keluar dulu." Josephine memegang dua piring buah itu dan berkata.

"Baiklah, sisanya aku yang bawa keluar."

Setelah Juju melihat Josephine berjalan keluar, senyum di wajahnya pun memudar, lalu dia berjalan menuju rak di sudut ruangan. Tas Josephine berada di paling ujung, dia pun membuka resletingnya dengan cepat dan mengeluarkan hpnya.

Saat tinggal di villa, dia sudah memperhatikan hp Josephine, dia ingat passwordnya, dan pernah membukanya. Kali ini password itu pun masih sama.

Setelah menekan beberapa kali dia pun menaruh hp itu ke dalam tasnya, dan menarik resleting itu kembali, seluruh proses tidak sampai setengah menit.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu