Istri ke-7 - Bab 245 Kebohongan Besar (1)

Henry Qiao sebenarnya sudah tidak sanggup melihat Jesslyn, dia takut dia tidak tega.

“Tunggu sebentar."

"Tapi... Dia sudah hampir tidak bisa bertahan."

"Apakah kamu mau menyerah begitu saja?" Henry Qiao akhirnya menoleh kepadanya: "Kalau mau menyerah, aku tidak menolak tapi aku ingin mengingatkanmu, kalau sekarang menyerah maka semua yang dilakukan sebelumnya akan sia-sia. Termasuk 200ml yang diambil dua hari yang lalu juga tidak akan berguna."

"Aku..." Josephine terdiam, tidak tahu harus bagaimana.

"Ibu, aku tidak ingin menyerah..." Jesslyn berkata.

"Jesslyn... maaf..." Josephine memeluknya, sambil mengusap keringat dingin di wajahnya sambil menangis dan berkata: "Ibu ingin sekali menggantikan penderitaanmu, tapi ibu tidak mampu, maaf sayang, kamu harus bertahan oke?"

"Ibu, jangan nangis, aku akan bertahan..."

"Anak baik... hati ibu sakit sekali..." Saat itu dia merasa setiap detik sangat sulit terlewati, dia hanya berharap waktu cepat berlalu, dan bisa cepat-cepat melepaskan jarum di tangan Jesslyn.

"Ibu... ibu bisa bercerita kepadaku, aku ingin dengar cerita ayah dan ibu..."

"Baik, ibu akan bercerita untukmu..." Josephine mengangguk, tapi satu katapun tidak bisa keluar dari mulutnya.

Jesslyn mengerti isi hatinya, dia pun tidak momohonnya untuk bercerita lagi, dan bersandar di dalam pelukannya.

-----

Asisten Yan sebenarnya datang ke rumah sakit untuk menjenguk Claudius, tapi malah bertemu dengan Marco Qiao di bawah.

Marco Qiao duduk sendiri di taman bunga, tidak bergerak sama sekali, tidak tahu apa yang dipikirkannya.

Asisten Yan melangkah kesana, menatapnya dan memanggilnya: "Tuan muda Qiao, kenapa kamu tidak naik ke atas?"

Marco Qiao mendengar suaranya dan menoleh kepadanya: "Kebetulan sekali, kamu datang menjenguk Claudius?"

"Benar, aku dengar tuan muda pertama Qiao bisa menyembuhkan penyakit tuan muda Chen, aku pun ingin datang melihatnya." Asisten Yan berkata: "Kamu? Belum naik ke atas atau sudah selesai dan turun?"

Marco menggeleng dan tersenyum pahit: "Tiba-tiba tidak ingin naik lagi."

"Kenapa? Tidak ingin melihat sikap Josephine kepada Claudius?"

"Bukan." Marco menggeleng: "Aku tidak ingin melihat Jesslyn yang darahnya diambil, aku merasa itu sangat kejam."

"Bukannya kamu dulu belajar ilmu kedokteran? Kenapa malah takut lihat darah?"

"Belajar sih belajar, tapi Jesslyn masih kecil, dan butuh pengambilan darah yang sangat banyak, jadi..."

"Sepertinya perasaanmu terhadap Jesslyn tidak kalah dengan ayah kandungnya."

"Lagian dia tumbuh besar bersamaku, tentu saja aku sayang dengannya."

Asisten Yan berjalan dan duduk di sampingnya, lalu berkata: "Mendengarmu berkata begitu, aku juga tiba-tiba tidak ingin cepat-cepat naik ke atas."

Marco Qiao menatapnya, lalu bertanya: "Dengar-dengar kamu sudah kembali bekerja di perusahaan Chen?"

"Benar, tuan muda Chen sekarang tidak bisa bekerja, aku yang menggantikannya."

"Kamu benar-benar orang baik."

"Kamu juga." Asisten Yan pun tertawa: "Sepertinya kita bukan pertama kali lagi salling memuji seperti ini."

-----

Sepertinya karena pengambilan darah terlalu lama, pada saat pengambilan darah terakhir Jesslyn pun mengalami gejala syok sementara, untunglah Henry Qiao sudah melakukan persiapan, dengan cepat dia melakukan pertolongan dan Jesslyn berhasil ditolong.

Josephine duduk di samping ranjang Jesslyn, melihat wajahnya yang pucat tapi tegar itu, dia terharu dan tersenyum.

"Sayang, kamu sangat berani." Dia mencium tangan Jesslyn.

"Ibu, ayah akan sembuh bukan?" Tanya Jesslyn.

"Tentu, tentu saja." Josephine mengangguk, mengelus kepalanya: "Ada bantuan Jesslyn sang malaikat kecil, ayah pasti akan sembuh."

"Baguslah." Jesslyn menjawab dengan senang.

"Kalian sedang ngobrol apa senang sekali?" Tiba-tiba terdengar suara Marco dari pintu, mereka berdua melihat kesana, dan melihat Marco yang masuk ke dalam didorong asisten Yan.

"Ayah Marco." Walaupun Jesslyn masih lemah, tapi melihat Marco dia pun sangat senang.

"Jesslyn benar-benar anak yang baik." Marco Qiao berhenti dan memperkenalkan asisten Yan kepada Jesslyn: "Jesslyn, ini tante Yan."

"Halo Tante Yan." Jesslyn pun menyapa.

Asisten Yan pun tersenyum dan memujinya: "Halo Jesslyn, Jesslyn hebat sekali." Walaupun sudah bukan pertama kali bertemu dengannya, tapi ini pertama kali dia memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, dia berpikir anak ini benar-benar cantik, dan memang sedikit mirip Claudius.

Memikirkan Claudius ternyata punya anak perempuan sebesar ini, dia pun merasa lucu, pandangannya ke Jesslyn pun berlangsung cukup lama, sapaan Josephine pun tidak terdengar olehnya.

"Tuan muda Chen sekarang baik-baik saja kan?" Dia akhirnya tersadar dan bertanya.

"Untuk sementara masih belum tahu, tuan muda Qiao bilang masih butuh sehari untuk mengetahuinya." Kata Josephine.

"Tenang saja, kakak seharusnya tidak apa-apa dan akan membaik."

"Benar, pasti akan sembuh." Kata asisten Yan.

"Makasih." Josephine mengangguk dan tersenyum kepadanya: "Aku juga ingin berterima kasih kepada asisten Yan yang sudah membantu di kantor."

Asisten Yan tersenyum: "Kamu sudah berterima kasih."

"Ini bubur daging yang diantar bibi Liu, tadi kebetulan kami bertemu di lift." Marco Qiao pun memberikan bubur itu ke Josephine.

Josephine berkata: "Bantu aku bilang terima kasih ke bibi Liu ya."

Josephine pun menuang bubur itu dan bersiap-siap menyuapi Jesslyn, tiba-tiba asisten Yan berkata: "Nona Bai, kalau tidak biarkan tuan muda Qiao yang menyuapi Jesslyn, aku ingin bicara denganmu."

Josephine melihatnya kaget, lalu menoleh ke Marco Qiao, Marco Qiao pun mengambil mangkok itu dan tersenyum: "Pergilah."

Dia mengangguk, mengusap rambut Jesslyn: "Makan yang banyak ya sayang."

"Oke ibu." Jawab Jesslyn.

Josephine dan asisten Yan berjalan keluar kamar, asisten Yan pun menoleh kepadanya dan berkata: "Mengenai kecelakaan nenek aku sudah cari tahu, pelaku juga sudah ditangkap, tapi dia bersikeras bilang kalau dia tidak sengaja menakut-nakuti nenek, oleh karena itu... walaupun kita bisa menebak ini perbuatan Aldo Chen, tapi kita tidak ada bukti."

"Aku juga merasa dia tidak sebodoh itu." Josephine pun pasrah dan menarik nafas: "Tidak tahu apa tujuannya."

"Aku lihat dua hari ini tidak ada yang aneh dengannya, aku akan amati lagi."

"Makasih, benar-benar sudah merepotkanmu." Josephine berterimakasih kepadanya.

Asisten Yan menoleh dan memandangnya: "Tidak apa-apa, semua tentang perusahaan aku sudah mengerti, sama sekali tidak merepotkan. Malahan kamu, nyonya, penyakit tuan muda Chen belum membaik, nenek juga jatuh sakit, Jesslyn juga butuh kamu, kamu benar-benar tidak apa-apa?"

"Asalkan mereka bisa membaik, aku tidak merasa lelah." Josephine tersenyum. Kadang-kadang dia ingin memperbanyak diri menjadi tiga orang. Yang paling sulit bukanlah kesibukan di rumah sakit, tapi tekanan batin.

Untunglah sekarang dia sudah bisa melihat sedikit harapan, tekanan batinnya pun tidak seberat sebelumnya.

Saat ini, seorang perawat berjalan masuk dengan cepat, tersenyum kepada Josephine: "Nyonya, nenek sudah sadar."

"Benarkah?" Josephine dan asisten Yan saling bertatapan, ekspresi mereka terlihat senang.

Perawat itu mengangguk: "Benar, dokter bilang nenek sudah memulih dengan baik, sudah seratus persen melewati masa bahaya."

"Bagus sekali, aku akan pergi sekarang." Setelah itu Josephine dan asisten Yan pun berjalan menuju kamar nenek.

Ternyata nenek benar sudah bangun, saat ini sedang ditemani kakak He, melihat mereka berdua datang, kakak He pun menyapa mereka dan berjalan mundur.

"Nenek, kamu baik-baik saja kan?" Josephine menatap kepala nenek yang masih diperban, rona wajahnya pun sudah jauh membaik.

"Aku baik-baik saja." Nenek memegang tangannya dan bertanya panik: "Bagaimana dengan Claudius? Sekarang dia bagaimana?"

"Nenek tenang saja, cara penyembuhan Claudius sudah ditemukan, dia pasti akan sembuh."

"Sungguh?" Nenek pun terkejut dan merasa senang.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu