Istri ke-7 - Bab 85 Melarikan diri dari rumah sakit (2)

Ponsel Josephine yang terletak di meja berbunyi, bunyi nada dering khusus Claudius, Josephine seketika keluar dari selimut, tepat ketika dia mengulurkan tangan bermaksud mengambil ponselnya, ponselnya sudah direbut oleh Shella.

Shella melihat tulisan 'Tuan muda Chen' di layar telepon, dia pun mengejek Josephine: "Kenapa begitu mendengar telepon dari Tuan muda Chen kamu langsung panik seperti ini? Kamu tidak benar jatuh cinta padanya kan?"

"Berikan ponselnya padaku." Josephine menatapinya dengan mata lebar.

Tangan Shella tetap memegang ponsel yang berbunyi tanpa henti dan berkata: "Benar juga, lelaki sempurna seperti Tuan muda Chen, bahkan aku saja bisa jatuh cinta pada pandangan pertama, apa lagi orang miskin sepertimu."

Nada dering akhirnya berhenti berbunyi, namun tidak sampai 10 detik, ponsel lagi-lagi berbunyi, tetap nada dering yang sama, tetap nomor telepon yang sama.

Shella memegang ponsel Josephine, dia merasa kesal, tidak disangka hubungan mereka sudah berkembang sampai begini baik. Tapi dia pun berpikir lagi, hubungan mereka baik adalah hal baik untuknya, bukan hal buruk, karena dia akan segera menggantikan Josephine.

Josephine menelan ludah, menatapi Shella dan berkata: "Nona besar Bai, aku memperingatkanmu, Claudius adalah tuan muda yang dimanjain, selalu hanya ada dia tidak mengangkat telepon orang, tidak pernah ada orang yang berani tidak mengangkat teleponnya, kalau kamu tidak ingin dia marah dan datang ke sini, lebih baik kamu kembalikan ponselku."

Shella mendengar Josephine berkata seperti itu, ada sedikit ketakutan, kalau sampai Claudius datang kesini, pasti bisa mempengaruhi rencana mereka.

Shella pun melempar ponsel ke arah Josephine dengan tidak rela, Josephine segera mengambil ponsel, sambil turun dari kasur sambil berjalan ke kamar mandi dan menekan tombol mengangkat telepon.

Begitu panggilan terhubung, dia langsung mendengar suara Claudius yang tidak senang: "Kenapa begitu lama baru mengangkat telepon?"

"Maaf, tadi tidak kedengaran." Josephine tidak mempedulikan Shella yang sedang melihatnya dengan ekspresi tidak senang, dia langsung menutup pintu kamar mandi.

Claudius yang di dalam telepon tidak emosi, dan langsung mengubah topik pembicaraan: "Dengar-dengar kamu pulang ke rumah untuk tinggal beberapa saat?"

"Iya."

"Untuk balas dendam kepada adik perempuanmu?"

"Tuan muda Chen, apakah kamu merasa aku orang yang seperti itu?"

"Jadi karena apa? Karena masalah kemarin malam?"

"Masalah kemarin malam?" Josephine balik bertanya.

"Kalau tidak ada apa-apa, kenapa kamu menangis?"

"Aku......" Josephine membuka mulutnya, tidak tahu bagaimana menjawabnya, kemarin malam dia menangis karena teringat neneknya yang mati dengan kejam, karena Vincent Lee memberitahunya bahwa nenek dibunuh oleh Claudius. Tapi hari ini dia sudah bertanya kepada Joshua, meskipun dia tetap curiga, tapi hatinya sudah tenang banyak.

"Aku seorang perempuan, setiap bulan pasti ada beberapa hari suasana hati menjadi aneh, aku yang salah, aku minta maaf padamu." Josephine berkata dengan perasaan bersalah.

Lumayan, Claudius yang di seberang telepon akhirnya merasa puas, dan tidak merasa kesal lagi pada Josephine.

"Kalau bukan pulang untuk balas dendam, dan juga bukan karena aku, coba kamu beri aku alasan mengapa mau tinggal beberapa saat di rumah keluarga Bai." Claudius menambahkan lagi: "Dan juga, kenapa pulang ke rumah tidak memberitahuku, apakah di dalam hatimu aku tidak penting?"

"Bukan." Josephine merasa bersalah dan menjelaskan: "Aku hanya merasa meninggalkan rumah sudah sangat lama, sudah lama tidak hidup bersama ayah dan ibu, aku lumayan rindu perasaan tinggal bersama mereka, jadi.....aku pun pulang."

Alasan ini baguskah? Josephine tidak tahu.

Tapi dia bisa mendengar bahwa Claudius tidak senang dengan dia tinggal beberapa saat di rumah keluarga Bai, meskipun Josephine tidak tahu mengapa Claudius tidak senang, tapi lelaki itu biasanya sangat angkuh dan suka mengontrol, hal yang tidak dia senangi, orang lain juga tidak boleh merasa senang melakukannya.

Claudius terdiam sejenak, kemudian berkata: "Alasan ini tidak cukup, jadi aku memerintahkan kamu untuk pulang ke rumah keluarga Chen besok malam."

"Aku tidak mau." Josephine langsung menolak.

"Kamu harus pulang." Claudius berkata dengan tegas.

"Kenapa?"

"Karena.....sekarang kamu adalah Nyonya muda keluarga Chen, jadi harus tinggal di rumah keluarga Chen." Claudius berkata, tentu saja dia tidak akan mengakui bahwa dia menyuruh Josephine pulang karena dia tidak terbiasa di rumah tidak ada Josephine.

"Aku tidak akan kembali, aku besok dan lusa mau pergi berlibur bersama keluargaku, lagipula.....aku sudah izin pulang ke nenek."

"Berlibur kemana?"

"Ke luar negeri." Josephine sembarangan ngomong.

Claudius lagi-lagi terdiam sejenak, kemudian mengalah: "Baiklah, setelah berlibur langsung pulang."

"Berlibur?" Paling lama juga hanya 1 minggu, dia masih bisa menunggu.

"Baik." Josephine menjawab, dalam hatinya dia berpikir membuat Claudius puas dulu, masalah nanti baru dipikirkan lagi.

"Sudah, aku tutup telepon." Claudius tepat mau menutup telepon, namun Josephine bergegas memanggilnya: "Tuan muda, tunggu sebentar."

"Ada masalah apa?"

"Aku...." Josephine menggigit bibirnya, berkata: "Sebenarnya juga bukan apa-apa, hanya ingin mengingatkanmu, di hari-hari dimana aku tidak ada, kamu harus menjaga dirimu dengan baik. Kurangi merokok, kurangi minum alkohol, kurangi begadang, dan ingat tepat waktu makan obat. Aku tahu obat-obat itu sangat pahit, tapi kamu juga tidak boleh marah dan tidak meminumnya, mengerti? Kalau tidak nenek akan merasa sedih, kemudian......"

"Duh!" Claudius tidak menunggu Josephine selesai, langsung dengan tidak sabar memotongnya: "Kenapa semakin didengar kamu semakin seperti sedang memesan kalimat terakhir? Jangan-jangan kamu mengidap penyakit mematikan, jadi....."

"Kamu yang mengidap penyakit mematikan!" Kali ini gantian Josephine yang memotong perkataan Claudius.

"Aku memang sudah mengidap penyakit mematikan." Claudius tidak menghindari penyakitnya sama sekali.

Mendengar kata-katanya ini, Josephine merasa hatinya sakit, kemudian menyalahkannya: "Jangan sembarangan bicara, penyakitmu pasti akan membaik suatu hari nanti."

"Baiklah, apakah aku sudah boleh menutup telepon?"

"Tunggu." Josephine memanggilnya, memegang teleponnya dengan erat sejenak, kemudian dengan ragu-ragu berkata: "Tuan muda, bolehkah aku menanyakan sesuatu?"

"Tanya."

"Apakah kamu pernah membunuh orang?" begitu Josephine menanyakan pertanyaan ini, dia merasa udara membeku, begitu hening sampai mereka bisa mendengar suara nafas satu sama lain.

Dia tahu dia bertanya seperti ini sangat tidak sopan, tapi dia benar-benar sangat ingin tahu kebenarannya, meskipun kata-kata Joshua sudah menghilangkan setengah kecurigaannya, tapi dia tetap ingin bertanya kepada Claudius.

Josephine membuka mulutnya, dengan terbata-bata menambahkan: "Misalnya....membunuh tanpa sengaja."

Kemudian hening sejenak, akhirnya Claudius berkata: "Orang yang mati karenaku sangat banyak, kenapa? Kamu takut?"

Jawabannya membuat Josephine menghirup nafas dingin tanpa disadri, jari tangannya yang meremas telepon semakin menguat, dengan suara serak bertanya: "Kalau begitu orang-orang seperti apa yang kamu bunuh?"

"Berbagai bidang, orang seperti apa juga ada, 2 hari yang lalu ada seorang bos kecil didesak untuk bayar hutang sampai akhirnya bunuh diri, sekarang masih berada di ruang perawatan intensif." Suara Claudius penuh dengan ejekan: "Bagaimana? Apakah kamu semakin menakutiku?"

Josephine melamun sejenak, kemudian menggeleng: "Tidak, aku tidak menakutimu, aku hanya tiba-tiba mendengar ada rumor bahwa kamu membereskan sesuatu sangat kejam, tidak peduli memakai cara seperti apa, jadi....aku ingin tahu."

"Kalau tidak kejam, aku bagaimana mengurus perusahaan beribu-ribu orang?"

"Aku juga mendengar kamu demi membongkar tanah memaksa seorang pemilik rumah sampai mati, benarkah?"

Claudius terdiam, di kepala tiba-tiba muncul wajah Nenek Tua Zhu.

Dulu ketika dia bersembunyi di bawah kasur, dia pernah melihat Nenek Tua Zhu sekali dua kali, karena dia adalah orang yang paling dicintai penyelamatnya, jadi dia sangat mengingat wajahnya.

"Benar atau tidak?" Josephine lagi-lagi bertanya.

"Tidak." Claudius menjawab dengan wajah tanpa ekspresi, kemudian mulai merasa kesal.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu