Istri ke-7 - Bab 268 Ending 11 (1)

Rumah ini masih sama dengan waktu dia datang dulu, dekorasi rumah dan perabot juga tidak berubah, diatasnya banyak debu. Bisa diketahui, sejak terakhir kali mereka datang kesini tidak ada lagi yang pernah datang kesini, disini tetap kosong.

Josephine menyentuh meja itu dengan jarinya, lalu sebuah bekas jari pun bisa terlihat di meja.

"Rumah sebagus ini sayang sekali kalau dibiarkan kosong." Kata Josephine.

Claudius yang di belakangnya pun tertawa: "Kamu tahu tidak apa yang orang-orang katakan?"

"Apa?" Josephine membalikkan badannya dan bertanya.

"Rumah tetangga-tetangga sebelah saja sudah direnovasi menjadi sangat bagus dan sudah dijual lagi, hanya rumah ini sajalah yang masih begini-begini saja, tentu saja orang-orang pasti menebak."

"Jangan-jangan mereka mengira rumah ini ada hantunya." Josephine tertawa.

Claudius mengangguk: "Benar, semuanya mengira rumah ini tidak bersih. Kalau tidak kenapa tidak ada orang yang mau membeli."

Claudius berkata sambil tertawa, tiba-tiba ekspresi Josephine pun berubah. Claudius bisa merasakan kesedihannya, akhirnya dia merasa dia sudah salah berbicara, lalu dia pun berkata: "Maaf, aku tidak sengaja membuatmu mengingat nenek..."

Pria sepintar dia. Bagaimana mungkin tidak bisa menebak isi hatinya?

"Tidak apa-apa." Josephine menggeleng dan tersenyum pahit: "Dulu nenek memang loncat dari rumah ini dan meninggal. Lalu paman dan bibi juga pindah ke apartemen di kota, tentu saja orang-orang berkata seperti itu."

"Maaf..."

"Kenapa minta maaf terus?" Josephine tersenyum kepadanya.

Claudius berkata: "Aku ingat waktu kecil kamu pernah bilang, kamu bilang kamu paling berharap rumah ini bisa jadi milikmu, dengan begitu kamu bisa tinggal disini selamanya dan tidak dijahati orang lain. Mungkin kamu hanya asal ngomong saja, tapi aku ingat. Sebenarnya aku membeli rumah ini dari pamanmu, tapi aku tidak menyangka banyak hal yang terjadi, dan melibatkan nyawa nenek."

Josephine melihatnya, lalu menangis, tidak tahu apakah karena terharu atau menyalahkannya.

Kebaikan Claudius menjadi hal buruk baginya, apakah dia pantas terharu?

Kalau bukan Claudius yang ingin membeli rumah itu, bagaimana mungkin nenek meloncat? Walaupun Claudius bukan orang yang langsung mencelakai nenek, tapi secara tidak langsung iya!

"Josephine... Kamu baik-baik saja...?" Claudius melihat air matanya, tiba-tiba menjadi kewalahan.

Josephine mengusap air matanya, melihatnya dan berkata: "Masalah ini, kamu sudah kumaafkan tiga tahun yang lalu, kalau tidak aku juga tidak akan kembali kepadamu!"

"Sungguh?"

"Kalau tidak bagaimana?" Josephine tersenyum pahit: "Kita sudah berjalan hingga ke tahap ini, masa mau bertengkar terus gara-gara masa lalu?"

"Makasih." Claudius memeluknya.

Josephine bersandar di dalam pelukannya dan berkata pasrah: "Tidak ada masalah lain lagi yang bisa memisahkan kita bukan?"

"Benar, tidak ada lagi." Claudius mengangguk, mencium rambutnya dan berkata: "Dua hari yang lalu, di depan makam nenek aku sudah berjanji kepada nenek, seumur hidupku aku akan bersikap baik kepadamu, aku berharap dia bisa memaafkanku. Josephine, aku ingat nenek adalah orang yang baik hati, dia pasti mau memaafkanku bukan?"

"Benar, nenek orang yang baik hati."

"Karena nenek baik hati, dia pun merawatmu hingga besar dan baik hati juga, sama sepertinya."

"Kamu sedang memuji kami berdua?" Josephine menatapnya.

Claudius mengangguk: "Iya."

Setelah itu, dia pun menarik nafas dan berkata: "Walaupun aku tinggal disini tidak lama, tapi aku bisa merasakan kalau nenek itu baik hati."

Josephine tersenyum: "Itu karena dia tahu kamu bersembunyi di bawah ranjang dan dia tidak mengusirmu."

"Benar, tidak hanya tidak mengusirku, dia malah mengantarku kembali ke keluargaku." Claudius ikut tersenyum: "Saat itu aku sangat berterimakasih kepadanya."

"Kalau tidak salah sepertinya di kamar itu?" Claudius melihat ke sekitar dan menunjuk ke salah satu kamar di sudut rumah.

"Benar." Josephine menark tangannya dan berjalan kesana: "Aku bawa kamu kesana untuk mengenangnya kembali."

Mereka berdua pun masuk ke dalam kamar itu, ranjang dan meja itu masih ada, sama seperti dulu, hanya saja sudah dipenuhi debu.

Josephine pun menekannya ke bawah ranjang: "Ayo, coba ulangi lagi posisi saat itu, lihat apakah ada yang berbeda."

"Jangan..." Claudius menentang: "Badanku sebesar ini bagaimana mungkin bisa masuk..."

"Cobalah, dulu kamu saja masuk."

"Dulu tidak sebesar sekarang." Claudius memeluknya, tapi tetap saja tidak bisa masuk.

Walaupun ranjang ini adalah ranjang kayu yang lama, tapi jarak antara lantai dengan ranjang 50cm, tapi untuk orang yang berbadan sebesar dia memang sedikit sempit. Apalagi di dalam sangat kotor, banyak debu dan sarang laba-laba.

Josephine mendorongnya masuk tapi tetap tidak masuk, dia pun sengaja memasang ekspresi marah dan menatapnya: "Kamu masuk tidak?"

"Tidak masuk."

"Kalau tidak masuk aku segera berce..." Belum selesai dia mengatakan kata "bercerai", Claudius pun sudah berhasil masuk ke dalam.

Josephine kaget, sebenarnya dia hanya bercanda, tidak disangka dia benar-benar masuk.

Setelah itu dia pun menjongkok kebawah dan melihatnya, mengusap sarang laba-laba di atas kepala Claudius dan berkata: "Bagaimana? Apakah ada rasa seperti kembali ke masa kecil?"

Claudius pun sengaja merasakannya dan mengangguk: "Ada!"

"Kalau begitu aku juga ingin merasakannya." Josephine pun naik ke atas ranjang dan tidak mempedulikan debu di atasnya, kedua tangannya dilipat di ujung ranjang, dia pun melihat Claudius yang ada di bawah dan berkata: "Aku ingat waktu itu saat nenek sudah tidur, aku diam-diam bicara kepadamu seperti ini."

Claudius mengangguk: "Lalu setelah itu kamu pun ke bawah dan tidur denganku."

"Tidur denganmu? Tidak mungkin!" Josephine panik.

"Benar, sejak dulu kita sudah tidur seranjang." Claudius tersenyum dan menyentuh dahinya: "Sepertinya kamu memang sudah hilang ingatan, malam pertama pun bisa kamu lupakan."

"Kamu bilang apa?" wajah Josephine memerah: "Aku tidak percaya kalau aku tidak mencintai diriku sendiri dan lari kebawah tidur bersamamu."

"Masih ada yang lebih parah, tapi kamu sudah lupa."

"Apa?"

"Uhm... menciumku diam-diam, lalu..."

"Aku tidak ingin dengar!" Josephine melihat tatapannya yang licik itu pun langsung menutup telinganya: "Aku tidak percaya, tidak...!"

Claudius melihat wajahnya yang memerah pun tertawa licik.

Faktanya saat itu dia memang masih kecil, tidak mengerti apapun, walaupun memang ke bawah dan menemaninya ngobrol, tapi tidak ada apa-apa lagi selain ngobrol, hingga terakhir dia pun menggendongnya ke atas karena dia tertidur.

Dia meletakkan kedua tangannya di bawah kepalanya dan sengaja memasang ekspresi sedih: "Kamu benar-benar menyia-nyiakan kesungguhan hatiku, aku mengingat semuanya tapi kamu malah tidak meningat lagi, aku benar-benar sedih."

Josephine menutup pipinya lalu bergumam sendiri: "Memalukan sekali, untung saja aku tidak ingat..."

Setelah itu, dia pun turun dari ranjang, membungkukkan badannya dan berkata: "Sudahlah, kita jangan mengenang lagi, cepat keluar."

"Tapi aku tiba-tiba merasa sangat nyaman disini, kamu tidak mau masuk?"

"Aku tidak mau..." Josephine belum selesai bicara, Claudius pun menariknya masuk.

Claudius malah membalikkan badan dan menekannya ke bawah, sambil mencium bibirnya dan berkata: "Dulu kamu menciumku seperti ini, sudah ingat?"

"Mana mungkin!" Josephine membantah: "Kalaupun ada, itu pasti kamu yang menciumku!"

"Kamu yakin?"

Josephine mengangguk: "Tentu saja, aku itu perempuan yang polos dan mencintai diri sendiri, bagaimana mungkin aku mencium laki-laki asing?"

Claudius pun tersenyum dan mencubit pipinya, lalu menggendongnya keluar dari bawah.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu