Istri ke-7 - Bab 255 Cara Penolong (2)

Bagaimana kamu akan merebutnya kembali? Tidak mungkin dengan membunuh bajingan itu kan? Nenek Tua Chen tiba-tiba menangis dengan tersedu-sedu.

Perusahaan yang baik-baik dia hilangkan begitu saja, bagaimana mungkin dia tidak merasa sedih dan sakit hati? Terlebih ini adalah perusahaan Keluarga Chen selama ratusan tahun! Dia menggunakan sebelah tangannya untuk menghapus air matanya sambil berkata dengan penuh penyesalan: "Maaf Claudius aku benar-benar sudah bodoh sehingga bisa tertipu olehnya, aku benar-benar bodoh."

"Nenek aku memberitahukan kebenaran ini kepadamu bukan ingin menyalahkanmu, tapi aku ingin mendiskusikan sebuah cara penolong."

"Cara apa yang kamu miliki?" Nenek Tua Chen bertanya dengan cemas dan berlinangan air mata.

Claudius Chen menganggukkan kepala: "Ada sebuah cara, tapi aku memerlukan bantuan nenek."

"Baik, asalkan dapat memperoleh kembali saham itu, aku akan melakukan apapun yang kamu ingin aku lakukan." Nenek Tua Chen mengusap air mata di wajahnya: "Biarpun kamu menginginkan aku mati aku juga rela!"

"Tidak separah itu." Claudius Chen tertawa: "Begini, aku memutuskan ingin melaporkan kepada pihak yang berwajib Aldo Shen menipu sahammu saat aku sedang sakit keras, alasan pelaporannya adalah kamu sudah berumur, kesehatan dan kejiwaanmu tidak terlalu baik, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk memutuskan sesuatu, yang juga artinya kamu tidak memenuhi persyaratan untuk menanda tangani surat pengalihan saham itu. Tapi hal ini memerlukan bantuan nenek, apakah nenek bisa melakukannya? "

"Kamu ingin aku berpura-pura gila?"

"Hehehe nenek tidak perlu sampai berpura-pura gila."

Nenek Tua Chen tidak dapat berkata-kata: "Apa yang kamu tertawakan? Sudah dalam situasi seperti ini jangankan berpura-pura gila, berpura-pura mati pun akan aku lakukan."

"Tapi." Nenek Tua Chen berpikir sebentar lalu berkata dengan cemas: "Setelah kasus ini diterima, petugas pengadilan pasti akan melakuan psikotes terhadapku kan? Sampai saatnya bukankah akan langsung ketahuan?"

"Nenek tidak perlu khawatir, nanti aku akan mengurusnya." Claudius Chen menenangkannya.

Nenek Tua Chen menganggukan kepala: "Baik, kalau begitu mulai hari ini aku akan berlatih menjadi orang pikun?"

"Hmm, boleh." Claudius Chen menganggukkan kepala: "Yang penting bisa menunjukkan anda tidak dapat berpikir jernih. "

"Tapi tidak tahu apakah bisa tahu tidak." Nenek Tua Chen kembali menghela nafas, kegelisahan di dalam hatinya tidak berkurang sedikit pun.

Bagaimana mungkin Aldo Shen akan dengan mudah menuntahkan saham itu? semuanya salah dia saat itu dia terlalu gegabah.

"Untuk sementara masih belum tahu, hanya dapat mencobanya." kata Claudius Chen.

"Hmm, jika ada yang perlu aku lakukan katakan saja kepadaku, aku akan berusaha." nada suara Nenek Tua Chen masih penuh dengan rasa bersalah.

Claudius Chen menganggukkan kepala, lalu berdiri dari atas sofa: "Nenek aku keatas dulu, kamu istirahatlah lebih awal."

"Baik, kamu juga istirahat lebih awal."

Saat Claudius Chen sampai di atas, Josephine Bai sudah selesai memandikan Jesslyn.

"Sudah selesai?" Josephine Bai melihatnya, melihat matanya terlihat sedih, Josephine bertanya dengan penuh perhatian: "Ada apa? Perbincangan dengan nenek tidak berjalan lancar?"

"Bukan." Claudius Chen tersenyum lalu mengelus kepala Jesslyn, setelah menyuruh Jesslyn kebawah untuk bermain, dia berkata: "Sebenarnya aku bukan ingin menutupinya darimu, hanya saja aku tidak ingin membahas masalah perusahaan di depan Jesslyn."

Claudius Chen kembali berkata: "Aku ingin merebut kembali saham yang berada di tangan Aldo Shen dengan mengajukan tuntutan, alasannya adalah nenek memiliki gangguan pada kesehatan dan kejiwaannya , tapi tidak tahu apakah akan berhasil atau tidak."

"Sepertinya akan sangat sulit kan."

"Hmm, memang sedikit sulit, bagaimana pun Aldo Shen juga bukan orang yang mudah di hadapi."

"Apakah ada yang bisa aku bantu?"

"Apakah kamu benar-benar ingin membantu?" Claudius Chen tersenyum.

Josephine Bai menganggukkan kepala: "Tentu saja."

"Kalau begitu bantu mandikan aku dulu." setelah mengatakannya Claudius Chen menggendongnya dan berjalan ke kamar mandi.

Josephine Bai merangkul lehernya sambil tertawa: "Claudius Chen, dalam situasi yang sulit seperti ini kamu masih memiliki mood untuk bermain hal seperti ini, apakah kamu masih ingin hidup?"

"Biarpun dalam situasi yang sulit juga tidak boleh mengabaikan istri di rumah." Claudius Chen menurunkannya di lantai, lalu membuka keran bathtub, air hangat perlahan memenuhi bathtub.

Josephine Bai berdiri di hadapannya, Josephine tersenyum sambil melepaskan kancing baju Claudius: "Sebenarnya bukan masalah besar, jika perusahaan sudah tidak ada, kita masih memiliki tangan dan kaki. Aku masih bisa membuka tempat kursus untuk mengajari orang menggambar, dan bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan."

"Hmm, nanti aku akan menjadi kepala sekolahnya, kamu menjadi guru, aku akan menjadi suami yang mengikuti kemauan istri."

"Aku serius."

"Aku juga serius."

"Kalau begitu, kita tidak perlu murung lagi." kedua tangan Josephine Bai bergerak keatas lalu merangkul leher Claudius dengan lembut: "Aku tahu perusahaan ini merupakan perusahaan yang dimiliki Keluarga Chen selama ratusan tahun, kehilangannya adalah pukulan yang besar bagi kamu dan nenek, tapi situasi saat ini sudah seperti ini, kamu juga tidak bisa apa-apa, benarkan? Jika bukan dikarenakan kamu sakit, perusahaan juga tidak akan seperti ini."

Lalu dia berkata lagi dengan tersenyum: "Tapi sekarang kamu sudah sembuh, ini lebih penting dari pada apa pun, benarkan? Uang bisa kita cari pelan-pelan, perusahaan juga bisa dibangun kembali, aku yakin dengan kemampuanmu suatu hari nanti Perusahaan Chen akan kembali lahir dan mengakar di kota C."

"Apakah kamu benar-benar berpikir seperti itu?" Claudius Chen menatapnya, matanya dan hatinya langsung tersentuh.

Josephine Bai menganggukkan kepala: "Hmm, menurutmu Institut Seni Chen bagaimana?"

"Sangat bagus." Claudius Chen menganggukkan kepala.

Josephine Bai tertawa terkekeh-kekeh: "Kalau begitu numpang tanya kepala sekolah Chen, apa yang sedang kamu lakukan saat ini?"

"Aku sedang menggoda guru wanita." Claudius Chen tertawa dan menggendong Josephine yang masih mengenakan baju kedalam bathtub.

"Hei, aku baru saja mandi." Josephine Bai memberontak di dalam air.

"Sudah mandi masih bisa mandi sekali lagi." Claudius Chen memeluknya lalu membantunya melepaskan bajunya yang basah, lalu dia menarik tubuh Josephine dan mencium bibirnya.

Dikarenakan cuaca sangat dingin, Josephine yang tidak mengenakan pakaian hanya bisa membenamkan tubuhnya kedalam air, dan semakin mendekatkan dirinya dengan Claudius.

Jelas-jelas ini adalah rayuan dengan tubuh telanjang.

Claudius Chen dengan bersemangat menyambut rayuannya, dan tertawa dengan puas.

Hanya saat memeluknya dan menciumnya dengan mesra, Claudius baru dapat merasakan seluruh dunia ini sangat indah, dan baru dapat menghilangkan kepenatan yang dia bawa pulang dari perusahaan.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu