Istri ke-7 - Bab 81 Perubahannya (3)

******

Josephine hanya mengalami luka luar, sebenarnya tidak perlu dirawat inap, tapi Nenek Tua Chen tidak tenang, menyuruhnya dirawat di rumah sakit selama dua hari baru boleh pulang.

Untung saja 2 hari lewat dengan cepat, Josephine akhirnya boleh meninggalkan kamar pasien yang penuh dengan aroma antiseptik.

Yang membuatnya lebih senang, Claudius datang menjemputnya pulang.

Meskipun ini kemungkinan adalah hasil paksaan Nenek Tua Chen, tapi melihat Claudius datang sendiri, Josephine tetap merasa lumayan senang.

"Sudah selesai membereskan barang?" Claudius bertanya.

"Sudah." Vina menjawab.

"Kalau begitu, ayo pulang." Claudius mengarahkan pandangannya ke Josephine.

Josephine menatap Claudius, wajahnya penuh dengan kekecewaan: "Kenapa tidak sekalian membeli bunga sebagai tanda selamat?"

Biasanya ketika ke rumah sakit menjemput orang, bukannya orang-orang membawa seikat bunga? Kenapa dia tidak bersedia melakukan hal sesederhana ini!

Claudius terdiam, mengangkat alisnya dan berkata: "Bukannya kamu alergi serbuk bunga?"

"Aku hanya alergi terhadap bunga tulip, tidak alergi terhadap bunga lain."

"Tidak masuk akal." Claudius melempar 3 kata kepada Josephine, berbalik badan bermaksud meninggalkan kamar pasien. Josephine bergegas memanggilnya: "Tunggu."

"Kenapa lagi?" Claudius berbalik, melihat Josephine tetap duduk di atas kasur dan tidak bermaksud meninggalkan kamar pasien, dia pun ingin memarahinya lagi. Josephine pun menunjuk lututnya, dengan ekspresi tidak bersalah berkata: "Dokter berpesan aku masih belum boleh jalan, luka bisa tertarik dan terbuka."

Vina tidak tahan lagi, dia pun melirik Josephine, jelas-jelas dokter tidak pernah berkata seperti itu!

Awalnya Vina pikir Tuan muda akan emosi dan langsung pergi, tapi tak disangka dia hanya terdiam sejenak, kemudian melangkah ke dekat Josephine dan melihatnya: "Kalau begitu apa yang kamu inginkan?"

"Gendong aku." Josephine tetap melihat Claudius dengan ekspresi tidak bersalah.

Claudius lagi-lagi bimbang sejenak, kemudian balik badan dan membungkuk.

Josephine diam-diam senang di dalam hati, memajukan badannya, kedua tangannya memegang bahu Claudius dan naik ke punggungnya, kemudian tertawa senang dan berkata: "Sudah."

Claudius pun menegakkan tubuhnya, memegang erat kedua paha Josephine dan berjalan menuju pintu kamar pasien.

Vina yang berdiri di samping terkejut, perempuan ini berani sekali menyuruh Tuan muda menggendongnya? Dan yang membuatnya lebih kaget, Tuan muda setuju.

Vina berdiri melamun sejenak, baru bergegas mengambil barang-barang dan berjalan cepat mengejar mereka berdua.

Josephine bersandar di punggung Claudius, merasa sangat baru dan senang, tidak hanya Vina yang tidak menyangka, bahkan dia sendiri juga tidak menyangka Claudius akan setuju menggendongnya turun, terlebih lagi di depan banyak orang.

Tadi dia hanya ngomong saja, mengetes Claudius, tak disangka tes kali ini membuahkan hasil yang di luar perkiraannya.

Berjalan di koridor yang sangat panjang, langkah kaki Claudius tetap cepat dan ringan seperti biasa, jelas terlihat berat badan Josephine tidak menyusahkannya.

Merasakan Josephine yang dipunggungnya tersenyum sepanjang jalan, dia berpaling ke arah Josephine dan mengerutkan kening: "Kenapa kamu tersenyum?"

"Tidak, tidak ada apa-apa." Josephine segera menyimpan senyumnya.

Josephine tanpa suara mengeratkan rangkulan tangannya di leher Claudius, wajahnya menempel di telinga Claudius, membiarkan dirinya merasakan nafas dan aromanya lebih jelas.

Claudius selalu adalah mataharinya, begitu menyilaukan, begitu jauh.

Tapi hari ini, dia ada di dalam lengannya, benar-benar termasuk miliknya.

Claudius yang seperti ini, dia sangat menyukainya, dia merasa kalau terus seperti ini, dia pasti akan jatuh cinta dengan Claudius. Jelas-jelas dia tahu mencintai Claudius akan membuat dirinya tersiksa, tapi dia tetap tidak bisa menahan diri untuk mendekatinya, merasakan suasana hati baik Claudius yang susah didapat.

Sangat cepat, mereka sudah sampai ke tempat parkir.

Josephine melihat ke sekeliling, tanpa sadar bertanya: "Kenapa kamu tidak memarkir mobilmu di luar?"

Kenapa mau parkir di basement rumah sakit, betapa baiknya kalau parkir di pintu besar rumah sakit, pintu rumah sakit masih berjarak 200 meter dari sini.

"Apa maksudmu? Kamu merasa aku kurang capek?"

"Bukan." Josephine segera menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu cepat lepaskan tanganmu."

"Oh." Josephine sekarang baru sadar tangannya tetap merangkul lehernya dengan erat, dia pun bergegas melepaskan Claudius.

Claudius mengulurkan sebelah tangan untuk membuka pintu mobil, kemudian langsung memasukkan Josephine ke dalam mobil, dan berputar ke sisi lain mobil dan masuk.

Setelah mengantar Josephine pulang ke rumah keluarga Chen, Claudius pun meninggalkan kamar dan pergi ke kantor.

Pengurus He menatapi mobil Claudius yang semakin menjauh, tertawa berseri dan berkata: "Nyonya, tidak disangka Tuan muda masih bisa menuruti anda, pergi sendiri untuk menjemput Nona muda dari rumah sakit."

Nenek Tua Chen menarik pandangannya dari pintu besar, berpaling menatapi Pengurus He: "Menurutmu, dia tiba-tiba begitu menurutiku, apakah karena mau membohongiku? Misalnya.....diam-diam sedang berpacaran dengan perempuan bermarga Zhu itu?"

"Seharusnya tidak." Pengurus He berpikir: "Pagi ini aku bertanya kepada Asisten Yan, Asisten Yan memberitahuku bahwa Tuan muda beberapa hari ini sibuk bekerja, setelah pulang kerja langsung ke rumah sakit menemani Nona muda, tidak bertemu dengan perempuan lain."

"Tidak seharusnya seperti itu...." Nenek Tua Chen bergumam.

Pengurus He tertawa: "Nyonya, saya lihat Tuan muda dan Nona muda pulang dari Surabaya, hubungan mereka sepertinya menjadi lumayan dekat, seharusnya inilah alasan sekarang dia bersedia menuruti anda, kan?"

"Tapi dia 2 hari yang lalu baru pergi mencari perempuan itu."

"Ini....." Pengurus He tidak bisa memikirkan alasan lain lagi.

Poin ini juga adalah hal yang tidak dimengerti Nenek Tua Chen, dia terdiam beberapa saat, kemudian berkata kepada Pengurus He: "Cari orang untuk mengawasi Claudius, kalau melihat dia dan perempuan itu bertemu, langsung beritahu aku."

"Baik, Nyonya." Pengurus He menjawab.

******

Setelah pulang dari rumah sakit, Josephine sangat memperhatikan jadwal Claudius, setelah melihat bahwa keseharian dan jadwalnya tidak berbeda dengan dulu, barulah dia sedikit tenang.

Meskipun dia tidak tahu apa yang sedang Claudius pikirkan dalam hati, tapi setelah melihat dia tidak bersama dengan perempuan itu, akhirnya dia merasa sedikit tenang. Sepertinya Claudius tidak membohonginya, dan benar-benar sudah melepaskan orang di hatinya.

Meskipun Claudius akhirnya tidak akan menjadi miliknya, tetapi bisa melihat dia melepaskan masa lalunya, melepaskan dirinya sendiri, Josephine juga merasa bahagia untuknya.

Semenjak menikahi Claudius, Josephine sangat jarang pulang ke rumah, karena dia tidak punya perasaan apapun terhadap rumah itu.

Bahkan hari ini ketika Fransiska memaksa bertemu dengannya, Josephine hanya bersedia bertemu di sebuah kafe, dan tidak bersedia pulang ke rumah keluarga Bai.

Hal yang diluar perkiraannya adalah, di dalam ruangan privat kafe tidak hanya Fransiska, bahkan Shella juga ada disana. Dihitung-hitung, dia sudah sangat lama tidak bertemu kakak perempuannya ini, hari ini bertemu, melihat Shella ada sedikit perubahan.

Tahi lalat kecil di sudut matanya sudah dihilangkan, rambutnya juga dibiarkan panjang, sepertinya dia benar-benar sangat berusaha mempersiapkan dirinya untuk memasuki rumah keluarga Chen.

Melihat Josephine masuk, Shella tiba-tiba berdiri dari kursinya, berjalan ke arah Josephine dan merangkul lengannya, tertawa berseri: "Ibu, kamu lihat, apakah kita berdua semakin mirip?"

Fransiska melihat kakak beradik ini dari atas sampai bawah, kemudian mengangguk dengan puas: "Iya, benar semakin mirip."

Josephine merasa tidak nyaman dan menarik lengannya dari rangkulan Shella, dia benar-benar tidak terbiasa begitu dekat dengan kakak perempuan yang lebih asing dari orang asing ini.

Shella merasakan Josephine menjauhinya, kemudian melirik dan mengejek: "Nona Bai, dulu ketika kamu operasi plastik mengikuti wajahku, mengapa tidak melihatmu begitu jijik terhadap wajahku?"

"Benar, benar, jangan lupa wajahmu sekarang adalah wajah kakak perempuanmu." Fransiska mengambil segelas air dan meminumnya, ekspresinya juga menunjukkan rasa tidak puas.

Josephine tersenyum pahit, benar, wajahnya ini adalah wajah Shella, suaminya juga adalah suami Shella, semua miliknya adalah......milik Nona besar Bai!

"Kenapa kamu tertawa?" Shella kesal.

"Tidak ada apa-apa." Josephine menyimpan senyum disudut bibirnya, menatapi kedua anak dan ibu: "Hari ini kalian mengajakku keluar, tidak mungkin hanya demi melihat kita berdua semirip apa, kan?"

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu