Istri ke-7 - Bab 117 Seperti yang Diinginkan (2)

Claudius duduk di samping ranjang kecil dan melihat bayi yang bergerak tidak hentinya di dalam, melihatnya yang bernafas cepat dan kulit yang menggelap, hatinya tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa.

Keadaan yang dihindarinya sejak dulu, kini muncul di hadapannya.

Tapi dia tidak seperti nenek tua yang membuang tanggung jawab ini semua kepada Shella Bai, lagian ini juga karena dirinya yang kurang tegas dan menyetujui permohonannya.

Dia mengulurkan tangannya memegang dagu bayi itu dan bermain-main dengannya, bayi itu membuka mulutnya dan meresponnya, akhirnya, terpancar sebuah senyuman di wajahnya.

Shella Bai berbaring menyamping di ranjang memandangnya, melihat wajahnya yang tersenyum dia merasa lega, sepertinya dia bukan tidak suka dengan anak itu karena anak itu penyakitan, tapi malah sepertinya dia lumayan suka dengan anak itu.

Setelah beberapa kali melihat ekspresi Claudius yang dingin dan sombong, ini pertama kalinya dia melihat diwajahnya terpancar senyuman yang lembut seperti ini.

Mungkin bayi itu sudah lapar, tiba-tiba dia membuka mulut kecilnya dan mulai menangis.

Claudius melihat bayi itu menangis, dia kewalahan, seumur hidupnya dia tidak pernah menggendong anak, dia mengulurkan tangannya ingin menggendongnya tapi tidak tahu harus bagaimana memulainya.

Sampai akhirnya perawat bayi berlari masuk, menggendong bayi itu dan menaruhnya ke pelukan Claudius berkata: "Tuan muda mungkin tidak pernah menggendong bayi ya? Anak ini masih kecil, tuan muda harus menopang kepalanya."

Claudius mengangguk, menggendong bayi itu sesuai dengan arahannya.

"Sebenarnya bayi lebih suka digendong pria, karena gendongan pria lebih lebar." Perawat bayi berbalik badan dan membuat susu, setelah susu dibuat, dia lalu mengajarkan Claudius bagaimana memberi makan susu itu kepada bayinya.

Perawat bayi itu memutar badan ke arah ranjang Shella Bai dan berkata: "Oyah, nona bisa mencoba untuk memberi asi kepada bayi malam ini, kalau tidak nanti kalau bengkak dan bayi tidak meminum habis nona akan kesakitan."

Ekspresi Shella langsung berubah, dia memeluk dadanya secara refleks: "Aku... tidak mau."

Mendengar suara Shella, Claudius mengangkat kepalanya dan melihatnya, tersenyum dan berkata: "Sudah bangun?"

"Ya, aku melihatmu bermain dengan anak kita, tanpa terasa aku jadi terpesona." muka Shella memerah.

Claudius berkata: "Aku juga terpesona melihat anak kita bangun, memurungkan mulutnya, sampai kamu sudah bangun pun aku tidak tahu."

Shella Bai tiba-tiba turun dari ranjang dan bersikap manja di sampingnya, memeluk lengannya dan berkata: "Tuan muda, aku tidak mau menyusui, mereka sudah bilang, payudara ibu menyusui akan menjadi kendur, jelek sekali."

Claudius kaget melihatnya, tidak menyangka dia akan mengatakan ini, dalam ingatannya, istrinya tidak akan mempedulikan bentuk tubuhnya, memperlakukan anak ini seperti nyawanya, bagaimana mungkin demi menjaga bentuk badan malah tidak mau menyusui anaknya?

Shella Bai tahu apa yang dia pikirkan, dia pun tertawa malu: "Bukannya kamu yang bilang, sekarang posisiku sudah beda, harus memperhatikan bentuk tubuh."

"Tapi dulu kamu tidak berkata seperti ini."

"Setiap orang bisa berubah." Shella Bai tersenyum dan mengangkat pergelangan tangannya: "Kamu lihat, demi terlihat cantik, aku sudah menghilangkan bekas gigitan ini lewat operasi."

Pandangan Claudius jatuh di pergelangan tangannya, ternyata benar bekas gigitannya itu sudah hilang. Itu adalah bekas yang diberikannya, saat itu mengalir darah yang lumayan banyak, dan meninggalkan bekas yang jelek.

Selain tersisa warnanya sedikit dan belum sembuh total, tapi kelihatannya sudah lebih bagus dari dulu.

Shella Bai menggoyang-goyangkan tangannya: "Dokter bilang setelah dua bulan akan pulih total, sama sekali tidak terlihat pernah terluka."

"Oyah, baguslah." Melihat pergelangan tangannya yang bersih, ada sedikit kekecewaan yang muncul di hati Claudius, dia juga tidak tahu kenapa dia bisa merasakan ini.

Mungkin karena dia pernah menggenggam tangan Josephine, melihat gua bekas gigitan ini dan mengaku kalau ini adalah simbol spesial darinya.

Melihatnya sudah menghilangkan bekas darinya, dia merasa kecewa? Dia tersenyum dan menggeleng, pantas saja dia dulu sering bilang dirinya egois dan sombong.

"Bukannya sudah kubulang, didalam hatiku kamu sudah tidak berkesan lagi." Dia tertawa.

"Dasar."

"Tapi kalau kamu tidak mau menyusui juga tidak apa-apa, kita kasih susu."

"Claudius, kamu sungguh baik." Shella Bai tersenyum, lalu bermain-main dengan bayi itu: "Lihat, kesayangan kita minum susu juga senang-senang saja."

Setelah minum susu, Claudius menaruh bayi itu kembali ke ranjangnya, berdiri dan memegang rambut Shella Bai: "Aku ada urusan sebentar, kamu istirahat di rumah ya."

"Oke, kalau begitu kamu cepat pulang." Shella Bai mengantarnya keluar.

******

Claudius pulang ke rumah keluarga Chen, lalu melihat nenek tua duduk di ruang tamu, terlihat jelas dia sedang menunggunya.

Dan ternyata benar, begitu melihatnya, nenek tua langsung marah: "Claudius, bukannya kamu bilang tidak akan menjemput mereka berdua pulang?"

Baru saja mendengar kabar Claudius menjemput mereka ke apartemen, nenek tua langsung marah besar, meneleponnya dan memanggilnya pulang.

Claudius memang pulang untuk menemuinya, tentu saja dia sudah mempersiapkan mentalnya, dia duduk di hadapan nenek tua dengan tenang: "Nenek, kamu bilang kamu tidak ingin anak itu sedih, jadi aku bawa dia pulang untuk di rawat di apartemen, dengan begitu kamu tidak akan sedih lagi, aku sudah memutuskan, tidak peduli dia bisa hidup berapa lama, aku akan merawatnya sendiri."

"Kamu..." Nenek tua marah.

Alasan dia melakukan ini bukan karena anak yang kasihan itu, tapi mengambil kesempatan untuk mengusir perempuan itu, kenapa dia masih tidak mengerti? Dan diam-diam menjemput mereka pulang ke apartemen.

"Nenek, bukannya kita sudah berjanji, jika anak itu lahir dan aku masih tidak bisa melupakan Shella Bai, aku akan menjemputnya."

"Siapa yang berjanji denganmu? Itu janjimu dengan dirimu sendiri." Nenek tua emosi: "Aku berjanji kalau aku membiarkan anakmu lahir, kamu harus turut denganku dan menikahi perempuan yang benar-benar cocok untukmu."

"Sudah kubilang, perempuan itu sudah mati."

"Aku juga sudah bilang aku tidak percaya."

"Nenek..." Claudius pasrah: "Boleh tidak kita tidak percaya lagi dengan hal-hal yang takhyul itu? Nona Lynn Jing sudah pergi dengan tenang, hentikan pencarian orang yang sudah tidak ada di dunia ini, terima Shella Bai, aku hanya ingin bekerja dengan baik, tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu pada masalah percintaan."

Nenek tua sudah bukan sekali saja mendengar perkataannya ini, dia menarik nafas panjang, dan merasa marah dan pasrah.

"Bilang aku tidak bisa hidup sampai umur tiga puluh, tapi lihatlah, sebulan lagi aku akan berumur tiga puluh, bukannya aku baik-baik saja sekarang?" Claudius berkata.

"Bukannya masih ada sebulan? Dan, umur tiga puluh masih ada setahun yang panjang, apakah kamu yakin kamu bisa baik-baik saja?"

"Tentu saja aku akan baik-baik saja." Claudius berkata.

Nenek tua melihatnya, menarik nafas dan berkata: "Terus apakah mesti menjemputnya pulang?"

"Dia itu ibu dari anakku, tentu saja aku harus membawanya pulang."

"Baik, kalau memang mau begitu, bawa mereka pulang ke rumah ini."

"Nenek kalau tidak senang, biarlah aku merawat anak ini di luar, siapa tahu akan ada keajaiban."

Nenek menggeleng dan tersenyum pahit: "Kalau memang darah daging keluarga Chen, walaupun mau pergi, biarlah dia pergi dengan tenang di rumah ini."

Walaupun akan sedih melihatnya setiap hari, tapi kalau dibiarkan di luar sana, dia akan semakin sakit hati dan menyayangkannya, sebelumnya dia begitu tega melepaskannya, karena ingin mencari kesempatan untuk mengusir Shella Bai dari keluarga Chen. Tapi karena Claudius bersikeras menginginkan wanita ini, dia merasa tidak perlu untuk menaruh anak itu di luar lagi.

Nantinya dia akan melihat lagi harus bagaimana.

Melihatnya yang begitu serius, Claudius akhirnya setuju dan mengangguk: "Terima kasih nenek, malam ini aku akan menjemput mereka pulang ke rumah."

******

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu