Istri ke-7 - Bab 161 Pernikahan, Ingkar Janji...... (3)

Dia semakin tegang, berpikir kalau ada yang tak beres, atau mungkin Nenek Chen menahannya? Semoga Nenek Chen yang menahannya!

Dia menarik nafas dan bertanya, "bagaimana menurut kalian?"

Mengingat kekhawatiran di wajahnya, Susi dan Angie tidak berani menjatuhkannya lagi. Angie berkata, “Mungkin macet, sangatlah normal jika macet ketika jam kerja.”

"Tadi kau bilang dia pulang ke rumah. Mungkin dia ditahan di rumah."Kata Susi.

"Atau." Josephine berpikir, "Kamu bantu aku telepon ke rumah seperti waktu itu?"

"Tidak masalah."Susi sambil mengeluarkan teleponnya "Berapa nomornya?"

Josephine memberitahunya nomor rumah, setelah terhubung, dia mendapatkan jawaban bahwa tadi Claudius sudah berangkat.

"Kemungkinan besar macet di jalan."kata Susi, "Lihat wajah pucatmu ini, jangan menakuti dirimu sendiri"

"Aku takut sesuatu akan terjadi padanya."

"Bah, jika sesuatu terjadi padanya dan kau orang pertama yang dihubungi polisi, masih perlu menunggu sampai sekarang?" Kata Angie.

"Tapi kenapa dia tidak menjawab teleponnya?"

"Apa teleponnya ketinggalan di rumah?" Susi melanjutkan "Bagaimanapun juga, tenanglah, semuanya akan baik-baik saja,"

Josephine terdiam, hatinya tidak tenang setelah di nasehati oleh sahabatnya, Claudius selalu tepat waktu, namun dia terlambat di hari yang penting ini, ini sama sekali tidak seperti sifatnya.

Setelah 20 menit kemudian, tetap saja tidak terlihat sosok Claudius, pembawa acara sudah turun dari panggung, dan berkata, “Nona Bai, maaf sekali, 10 menit lagi aku masih ada sebuah acara pernikahan, jika aku tidak pergi, maka aku akan terlambat.”

Melihat pembawa acara akan pergi, Josephine bergegas berkata, “Kamu jangan pergi dulu, Tuan Claudius mungkin akan tiba.”

“Benar-benar maaf sekali, aku tidak boleh mengingkari janji orang lain hanya karena mu.”

“Tapi.”

“Maaf.” Pembawa acara memotong perkataannya, lalu berbalik badan dan bersiap meninggalkan tempat itu.

Susi melihatnya benar-benar ingin pergi, dia lalu marah dan menepuk meja, “Paman! Mengapa kamu seperti begini, Pengantin pria saja belum datang kamu sudah mau pergi, bagaimana kalau nanti pengantin prianya datang?”

“Nona, aku juga menaati peraturan, sekarang sudah lewat 40 menit, namun pengatin pria masih saja belum datang, sekalipun datang aku juga tidak sempat.”

“Tuan Claudius memberitahumu untuk membawa acara pernikahannya sekali, bukan menghitung waktu.”

“Kalau begitu aku tidak membawa acaranya, bolehkah?” Pembawa acara juga marah.

“Kamu berani? Apakah kamu tahu siapakah Tuan Claudius? Kamu sampai berani begini kepadanya, kamu pasti takut jika aku beritahu.”

“Siapapun juga tidak bisa membuatku takut, aku pergi dulu.” Pembawa acara memutarkan badannya dan berjalan pergi.

Susi marah, disaat dia ingin mengejarnya, Josephine mengangkat tangannya dan menariknya, “Sudahlah, Susi, aku rasa kita cari orangnya dulu saja.”

“Apa katamu?” Susi membalikkan badannya, “Kamu mau pergi mencarinya?”

“Benar, aku mau lihat apakah dia benar-benar terjebak macet atau mungkin kecelakaan.” Seusai berkata, telepon Josephine langsung berbunyi.

Setelah mendengar dering teleponnya, Susi juga sama-sama senang seperti Josephine, “Ada panggilan, cepat lihat itu Claudius bukan.”

Josephine bergegas mengeluarkan teleponnya, ketika dia melihat nama Belinda dilayar teleponnya, hatinya takut, mengapa Belinda yang meneleponnya dan bukan Claudius?

Dia tidak punya waktu untuk berpikir banyak, bergegas menjawab telepon dan berkata dengan suara gemetaran “Halo?”

Sisi lain dari telepon terdiam satu detik lalu menjawab, “Nyonya Muda, maafkanku untuk memberitahumu terjadi sesuatu di kantor, sepertinya Tuan Claudius tidak akan sempat untuk pergi ke gereja.”

Josephine sedikit tenang, hanya saja urusan kantor? Untung saja bukan Claudius yang kenapa-kenapa.

Dia menenangkan emosinya yang tegang, lalu bertanya, “Ada urusan apa dikantor? Apakah sangat parah?”

“Nyonya Muda tenang saja, Tuan Claudius bisa mengatasinya.”

“Oh, lalu dia sekarang?”

“Dia sedang mengadakan rapat darurat di ruang rapat, dia tidak bisa meneleponmu sekarang.”

“Baik, aku sudah mengetahuinya.”

“Tuan Claudius menyuruhku untuk memberitahumu, mohon kamu tunggu dia dirumah.”

“Iya.” Josephine menganggukkan kepalanya, lalu mengakhiri panggilan.

Setelah mengakhiri panggilan, Angie langsung bertanya, “Terjadi apa-apa di kantor, dan dia tidak bisa datang?”

Josephine menganggukkan kepalanya, setelah mengetahui bahwa Claudius tidak apa-apa, dia lega, namun dia juga menjadi kecewa berat, hari ini adalah pernikahannya dengan Claudius, namun kantor terjadi keadaan darurat, benar-benar ampas!

“Lihat saja, aku sudah bilang dia tidak mementingkanmu! Urusan kantor saja lebih penting daripada pernikahan kalian!” Angie mulai berkata lagi, “Benar-benar kaya dan manja! Menganggap pernikahan itu adalah sebuah lelucon?”

Susi menyenggol Angie, dia mengisyaratkan Angie untuk diam, lalu menatapi Josephine dan menasehatinya, “Sudahlah, untung saja tidak ada sanak saudara yang datang menghadiri acara, juga tidak terlalu memalukan, kita pergi saja.”

“Hmm.” Angie melihat Josephine yang sedih lalu berkata, “Iya, sudah baik jika dia tidak kenapa-kenapa, pernikahan masih bisa diadakan besok!”

Josephine ditarik keluar dari gereja oleh kedua sahabatnya, dibawah matahari yang terik, rasa hangat yang harusnya dirasakannya malah hanya tersisa rasa dingin. Dia sama sekali tidak terpikiran akan seperti ini, dengan senang dia datang, namun dia sekarang harus pergi dengan kecewa.

Setelah mengantarkannya hingga ke villa, Susi berkata, “Josephine perlukah kami menemanimu masuk?”

Josephine mengelengkan kepalanya, “Tidak perlu, kalian sibuk urusan kalian saja.”

Sepanjang jalan ini dia juga sudah lega, sama seperti yang dikatakan Susi, tidak mengundang sanak saudara jadi tidak begitu memalukan, normal saja Claudius akan memilih pekerjaan daripada pernikahan, lagi pula kantor juga penting, lebih penting daripada pernikahan jadi-jadian dia ini.

Setelah berpikir demikian, dia menjadi tidak begitu sedih.

“Apakah kamu baik-baik saja?” kata Angie yang tidak tenang.

Jospehine mengelengkan kepalanya dan berkata, “Tenang saja, aku memang sudah merupakan suami-istri dengan Tuan Claudius, acaranya ini boleh saja tidak ada.”

“Baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti itu.”

“Iya, kalian pulang dulu saja.”

“Benar-benar tidak perlu kita yang temani?”

“Tidak perlu, cepat pergi.” Josephine mendorong pintu dan melambaikan tangan kepada mereka.

Setelah melihat mobil Susi yang menjauh, barulah dia memasuki villa dengan tatapan aneh dari bodyguard.

Melihatnya pulang Maria bertanya, “Nyonya Muda, bukankah kamu pergi menikah? Mengapa kamu pulang sendiri?”

Josephine tersenyum, “Sudah selesai, Tuan Muda pergi sibuk urusan kantor.”

“Menikah saja tidak lupa dengan pekerjaan. Tuan Muda sungguh rajin.” Maria memujinya karena tidak mengetahui kejadian sebenarnya.

“Iya, Tuan Muda memang adalah orang yang suka dengan pekerjaan.” Josephine tersenyum kepadanya dia tidak berhenti, melainkan langsung menuju lantai atas.

Setelah kembali ke kamar tidur, Josephine duduk terdiam diatas sofa, dia tidak melepaskan gaun yang dikenakannya, dia masih sedikit berharap, dia berharap Claudius bisa pulang setelah menyelesaikan urusan kantornya, paling tidak dia masih bisa melihat gaunnya ini.

Maria masuk dan melihat wajahnya kurang senang, dan bertanya apakah dia ingin minum air atau tidak, Josephine mengelengkan kepalanya, Maria lalu pergi.

Tidak tahu seberapa lama dia duduk diatas sofa, suara mobil yang familiar itu terdengar.

Josephine seolah otomatis dan berdiri, hatinya senang, Josephine yang ingin turun terhenti, dia berbalik badan dan berjalan kearah cermin, dia membenarkan mahkota di atas kepalanya, dan merapikan gaunnya hingga dia merasa bagus barulah dia berjalan kearah pintu kamar.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu