Istri ke-7 - Bab 107 Pelacakan (3)

Rambutnya basah dan berada dibahunya, dipipi kirinya terlihat sebuah bekas tamparan yang merah, tenaga sekuat itu mana mungkin tidak apa-apa.

Claudius memanggilnya, “Sudahlah, kamu istirahat dulu aku saja yang pergi tanya.” Sambil berkata, dia bangkit dari kursi, disaat dia ingin meninggalkan ruangan, seorang polisi masuk.

Setelah mengetahui identitas Claudius, orang yang bekerja disini menjadi sopan terhadapnya, bagaimanapun juga dia adalah seorang bos besar diperusahaan multinasional, pasti ada alasannya mengapa dia bertengkar dijalanan.

Polisi mengembalikan handphone itu kepada Claudius, dan berkata, “Tuan Chen, kedua perampok itu sudah mengatakan semuanya, handphone ini mereka rampok dari seorang ibu hamil, mungkin itu adalah istrimu.”

“Dimana istriku sekarang?” Claudius tidak menerima teleponnya, melainkan bertanya dengan tidak sabaran.

Belinda membantunya menerima telepon itu, lalu menasehatinya, “Tuan Claudius, kamu jangan panik dulu, dengarkan perkataan pak polisi dulu.”

Polisi berkata, “Sesuai dengan perkataan mereka, mereka melihat seorang ibu hamil tidak memakai payung dijalanan merdeka, dia yang kebasahan tengah menelepon di pinggir jalan, mereka lalu merampok handphonenya, mereka tidak mengetahui dimana keberadaan istrimu sekarang.”

“Jalanan Merdeka? Itu lumayan jauh.” Kata Belinda.

Polisi menganggukkan kepalanya, “Benar, setidaknya berjarak 20km dari tengah kota.

“Nyonya Muda kenapa bisa pergi kesana?”

Polisi berpikir, dan berkata sambil tertawa, “Disana udara bagus, pemandangan juag bagus, mungkin pergi bersantai-santai disana.”

Claudius juga tidak mengerti mengapa Josephine pergi ketempat itu, tadi pagi dia jelas-jelas bilang akan jalan-jalan disekitar sini.

Dia bangkit dari kursi, sambil berjalan dia berkata kepada Belinda, “Kuserahkan masalahnya disini, aku jalan dulu.”

Belinda mengejarnya dari belakang dan berkata, “Tuan Claudius, kamu masih ada luka, aku antar kamu saja.”

“Tidak perlu, aku bisa sendiri.” Dia pergi tanpa menoleh.

******

Setelah bangun, Josephine menyadari bahwa dirinya tengah tidur disebuah kamar tidur yang asing. Ini bukan kamar tidur yang dia tidur biasanya, dan juga bukan kamar hotel, melainkan......

Dia melihat sekeliling, terlihat tatakan seperti hotel, diluar jendela adalah pohon-pohon, sangat jelas bahwa ini adalah sebuah hotel ala Villa.

Dia menutup matanya, adegan sebelum pingsan muncul dibenaknya, dia akhirnya teringat dirinya yang kedinginan dan ngantuk bertemu dengan Vincent, dan dirinya ditampar olehnya, saat itu, dia merasa dirinya tidak kuat unutk berdiri lagi.

Sambil berpikir dia tiba-tiba terkejut, dan bangkit dari kasur.

Badannya sudah tidak dingin lagi, bajunya juga tidak basah. Dia melirik dirinya, entah kapan dirinya digantikan dengan sebuah baju tidur yang longgar.

Siapa yang menggantikan bajunya? Siapa......

“Aku yang menggantikan bajumu.” Terdengar suara dari pintu.

Josephine menolehnya dan dia melihat Vincent berjalan mendekatinya, badannya dengan otomatis bergerak kearah kasur, dia menatapi Vincent dengan siaga.

“Bukankah kamu bingung siapa yang menggantikan bajumu?” Vincent berdiri didepan kasurnya dan tersenyum kearahnya, “Disini tidak ada orang lain lagi selain aku.”

“Kamu.....Tidak tahu malu!” Josephine mengatakannya dengan malu.

“Aku rasa aku terlalu gentlemen kepadamu, makanya bisa tidak melihat badanmu sama sekali selama berpacaran 3 tahun, melainkan Claudius yang hanya mengenalmu 3 bulan dan kamu sudah mengandung anaknya.” Vincent melirik perut Josephine.

Disaat dia menggantikan baju untuknya, dan melihat perutnya yang membesar, Vincent merasa matanya tertusuk jarum.

Badannya sedikit dibungkukkan kedepan, dia meliriknya dan berkata, “Jika bukan karena cinta sejati, apakah aku bisa menahanmu 3 tahun? Aku sudah menidurimu!”

Josephine bergeser kebelakang, dan kembali menatapi Vincent, “Aku berterima kasih atas penahananmu selama 3 tahun, apakah itu cukup?”

“Kamu benar-benar tidak mengerti lelaki.” Vincent melanjutkan, “Ketika seorang lelaki menyukai seorang wanita, dia tidak akan terus memikirkan badannya, apalagi memaksanya melakukan hal yang tidak diinginkannya.”

“Apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan?” Josephine mengerutkan keningnya.

Dia tentu saja mengetahuinya, ketika dia menikahi Claudius, Claudius tidak pernah menghargainya, apalagi mempertimbangkan apakah dirinya ingin melakukan hal itu dengannya. Setiap kali dia ingin melakukannya, dia akan datang mencarinya, kasarnya, dia hanyalah menjadikan Josephine sebuah alat untuk mengeluarkan hasratnya.”

Ini adalah penikahan tanpa cinta, dia tentu saja mengetahuinya.

“Tujuanku dari awal hingga akhir hanya ada satu, yaitu kembali memilikimu.”

“Orang gila!” Josephine memberikannya dua kata itu.

Vincent menhirup nafas dan melangkah mundur, “Aku kira kamu tidak akan begitu dendam terhadapku dikeadaan seperti ini.”

Josephine tidak berniat untuk membahas hal seperti ini dengannya, Dia hanya ingin bergegas meninggalkan tempat ini, dia menarik baju tidurnya dan berkata, “Dimana bajuku? Tolong kembalikan bajuku.”

“Kamu mau kemana? Kembali kedalam pelukan lelaki itu?”

“Bukan urusanmu!” Josephine turun dari kasur.

Sebenarnya dia sendiri tidak tahu dirinya harus kemana, dan tidak tahu dirinya bisa kemana. Dia pasti tidak bisa kembali kedalam pelukan Claudius, asalkan dia masih punya sedikit harga diri, maka dia tidak boleh pulang lagi!

Vincent marah, dia mendorong Josephine kembali keatas kasur, “Josephine, kamu hina!”

Josephine terdorong dan kembali kekasur, dia memegang perutnya, dan meneriakinya, “Apa yang sebenarnya kamu inginkan?”

“Apakah kamu tahu aku sedang membantumu?” Vincent duduk dipinggir kasur, kedua tangannya memegang bahu Josephine, dia menatapinya, “Josephine, apakah kamu tahu selain aku tidak ada lagi yang bisa menolongmu? Kamu kira Shella akan melepaskanmu? Apakah dia akan membiarkanmu hidup didunia ini? Apakah dia akan rela membesarkan anakmu? Aku beritahu kamu, apapun yang kamu pilih sekarang, hanya ada mati lah satu-satunya jalanmu. Setelah anakmu dilahirkan, meski kamu tidak mengganti identitas dengan Shella, kamu tetap akan dipaksa hingga mati oleh keluarga Chen, sama seperti 6 orang sebelumnya, mungkin kamu masih tidak mengetahuinya, Nyonya Besar Chen telah menemukan pasangan sejati Claudius, dan Claudius juga sudah berjanji kepada Nyonya Besar Chen bahwa dirinya akan menikahi wanita itu setelah anakmu dilahirkan.”

Vincent semakin menurunkan intonasinya, dia melanjutkan, “Jika kamu tidak ingin mati, aku bisa membantumu, dan hanya aku yang bisa membantumu.”

Josephine mendengarkan perkataannya, hatinya bagaikan diiris oleh pisau.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu