Istri ke-7 - Bab 278 Ada Dua Pilihan Untukmu (3)

Agar membuat Melisa merasa nyaman, nyonya Qiao sengaja memarahi Henry beberapa kali, hingga Melisa menenangkannya: "Tante, jangan salahkan kakak lagi, kakak keluar juga belum tentu mencari wanita, jangan marah lagi, cepat istirahat di kamar."

Setelah itu dia pun berdiri dari sofa: "Ayo, aku antar kamu ke kamar."

"Melisa juga yang baik." Henry memujinya.

Sebelum pergi nyonya Qiao masih memperingatinya: "Aku beritahu ya, wanita yang tidak sebaik Melisa aku pasti tidak akan menerimanya, kamu lihat saja!"

"Ibu, aku tahu, kamu jangan marah." Kata Henry Qiao.

Melihat nyonya Qiao kembali ke kamar, Henry pun berdiri dari sofa dan naik ke atas.

Dia kembali ke kamar, mengambil baju tidur dan mandi, saat keluar ada orang yang mengetuk pintu, dia pun menyahut: "Masuk."

Pintu terbuka, Melisa datang dengan semangkok sup di tangannya, dia tersenyum dan berkata: "Tuan muda Qiao, ini sup buatan bibi Hong, minumlah sedikit baru tidur." Katanya sambil meletakkan sup itu di atas meja.

Henry melihatnya dan berkata: "Makasih."

"Tidak usah sungkan, cepat istirahat." Walaupun Melisa berkata begitu, tapi dia tidak bermaksud pergi dari kamar itu.

Biasanya Henry sudah sangat memikatnya, dan sekarang dia yang baru keluar dari kamar mandi... terlihat lebih menawan dari biasanya, membuatnya tersipu malu.

Henry Qiao duduk di atas sofa dan berkata: "Melisa, aku ingin berterimakasih kepadamu."

"Berterimakasih? Apa?" Melisa menatapnya bingung, Henry Qiao menyuruhnya duduk di sofa yang ada di depannya.

"Kamu bersusah payah mengirim foto Susi kepadaku, membuatku bertemu dengannya di gedung opera, dan memberitahuku tentang keberadaan Ethan, bagiku, ini sangat berarti dan penting, bagaimana mungkin aku tidak berterimakasih kepadamu?"

Mendengar perkataannya, Melisa pun hanya bisa ternganga dan terdiam.

Ternyata dia sudah mengetahui semuanya!

Tapi apa maksudnya? Menyalahkannya? Atau...

Saat dia sedang berpikir panjang, Henry Qiao pun tertawa: "Josephine adalah wanita yang baik hati tiada batasnya yang pernah kutemui, dan kamu adalah sekretaris yang baik hati yang pernah kutemui. Sekretaris lain pasti mencari segala cara untuk memikat atasannya, tapi kamu malah bersusah payah membuatku balikan dengan Susi, aku sangat terharu, dan sangat berterimakasih."

Wajah Melisa memerah, dia malu sekali, dia ingin saat ini langsung menghilang dan masuk ke dalam sebuah lubang.

Henry Qiao melanjutkan: "Melisa, aku pikir berada di antara aku dan ibuku sudah sangat menyulitkanmu, maaf sekali, tapi kamu sudah melakukan sangat banyak untukku, aku tidak boleh membiarkannya terus, jadi kamu tenang saja, aku akan segara membicarakan ini kepada ibuku, dan tidak akan menyulitkanmu lagi."

Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan: "Wanita baik sepertimu, laki-laki manapun pasti akan menyukaimu. Kalau bukan karena aku sudah punya Susi, aku juga tidak akan melepaskanmu, hanya saja..." Dia pun menggeleng dan tertawa: "Jodoh tidak berencana untuk membuat kita bersama."

Mendengar perkataannya, melihat senyum di wajahnya, Melisa merasa sangat geram.

Si brengsek Henry Qiao ini, bahkan mengusir orang saja pun begitu sopan, semuanya demi harga dirinya. Dan menggunakan cara ini untuk memujinya, kalau dia tidak pergi maka dia bukan wanita yang baik hati, dia adalah sekretaris yang tidak tahu malu dan terus memikat atasannya.

Kalau sekarang dia berdiri dan menentangnya, dan memberitahu dia kalau dia tidaklah sebaik yang dikatakannya, itu berarti, foto yang dikirimnya, rencana membuatnya bertemu dengan Susi, semua itu dilakukan atas niat jahat bukan? Henry bilang kalau dia suka wanita yang baik hati, wanita jahat sepertinya mana mungkin disukainya.

Mungkin dia bahkan bisa marah dan mengusirnya dari rumah keluarga Qiao.

Dia pun menarik nafas pelan-pelan, dan menghembuskannya, wajahnya tetap menahan senyum.

Dipikir-pikir... Sebenarnya Henry Qiao melakukan ini juga termasuk melindungi harga dirinya dan memberikannya jalan mundur yang sempurna bukan? Sekarang sikap Henry Qiao sudah sangat tegas, dia akan menjemput Susi dan Ethan pulang ke rumah. Dan dia, apakah akan mengusirnya sebagai wanita jahat, atau seperti sekarang ini, melindungi harga dirinya.

Henry memilih yang terakhir, sekarang giliran dia memilih.

Apakah dia masih pantas berusaha lagi? Apakah ada artinya? Apa gunanya? Hatinya kacau.

"Tuan muda Qiao..." Setelah beberapa saat, dia pun berkata: "Aku ngaku saat itu aku memang bermimpi untuk menikah denganmu, dan tinggal di rumah keluarga Qiao, tapi Fanny datang mencariku, memberitahu aku kalau kamu dan Susi masih saling mencintai, dan memberitahuku keberadaan Ethan. Aku tahu jelas tujuannya, dia ingin memanfaatkanku untuk membalas dendam. Aku tidak suka dimanfaatkan, jadi..." Dia tersenyum: "Aku tidak langsung memberitahumu tentang Susi dan Ethan, hanya merencanakan pertemuan kalian, aku hanya ingin menguji perasaanmu terhadap Susi, kalau ternyata kalian tidak saling mencintai lagi seperti yang dikatakan orang-orang, maka aku berkesempatan lagi bukan?"

Henry Qiao menatapnya dan tersenyum: "Lalu sekarang? Kesimpulan apa yang kamu dapatkan?"

"Aku bisa lihat kalau kalian masih saling mencintai, aku bisa melihat dari cara kalian memandang satu sama lain."

Henry Qiao mengangguk dan tersenyum pahit: "Melisa, aku sudah mencintai Susi selama lima belas tahun, apakah kamu bisa membayangkan waktu selama itu?"

Lima belas tahun...!

Melisa terkejut, dia hanya tahu kalau Henry Qiao masih mencintai Susi, tapi dia tidak tahu dia sudah mencintainya selama lima belas tahun.

Hubungan seperti ini, pantas saja Fanny tetap tidak bisa menghancurkan rumah tangga mereka!

Benar-benar langka.

"Oleh karena itu aku berterimakasih kepadamu yang sudah merestui."

"Sama-sama." Dia tertawa canggung, lalu berdiri dan menatapnya: "Sudahlah, sudah malam, kamu cepat istirahat."

"Kamu juga." Henry Qiao masih duduk di atas sofa dan menatapnya.

"Oyah, besok aku akan keluar dan pindah dari rumah ini." Dia tetap menahan senyumannya, tapi hatinya sangat tidak nyaman.

Henry mengangguk: "Baik, kalau suatu saat kamu ada kesulitan, cari aku saja, aku akan berusaha membantumu."

Melisa mengangguk dan berjalan keluar.

Setelah menutup pintu, tiba-tiba kakinya melangkah mundur, dan bersandar di atas dinding. Kalau masih tidak keluar dari kamar itu dia takut dia akan pingsan di hadapan Henry.

Walaupun Melisa tidak terlahir dari keluarga kaya, dan tidak pintar, tapi wajahnya cantik, berpendidikan, banyak pria yang ingin menikahinya, dia malah lari kesini dan menerima malu, sangat tidak pantas.

Dan apa yang Henry Qiao katakan itu benar, dia tidak bisa membantah dan menentangnya.

Apalagi dia sendiri yang tidak tahu malu tinggal di rumah ini, sekarang dia diusir, selain pergi apa yang bisa dia lakukan?"

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu