Istri ke-7 - Bab 218 Aku Ingin Jujur Kepadamu (4)

Sebelum tidur, Josephine bersandar di atas ranjang dan melihat hpnya.

Marco Qiao menoleh dan melihat layar hpnya: "Sedang lihat apa serius sekali?"

"Lihat berita, ada satu pekerja lapangan ingin bunuh diri." Kata Josephine.

Marco pun menggunakan jarinya dan mengusap ke atas, melihat sekilas judul berita itu: "Gedung Golden Dragon sepertinya proyeknya Claudius."

'Iya." Setelah menjawab Josephine merasa aneh dan menoleh ke Marco, lalu mematikan layar hpnya dan berkata: "Aku asal lihat saja kok."

Marco Qiao tertawa: "Aku tidak seperhitungan itu."

Riwayat internet di hp Josephine kebanyakan berkaitan dengan perusahaan Chen, dia juga sudah tahu, dan tahu selain karena ingin membalas dendamnya, yang paling di khawatirkannya adalah Claudius dan perusahaannya.

Jelas-jelas dia sangat memperhatikan Claudius, tapi malah berpurah-pura seperti sudah putus hubungan dengannya, hidup seperti ini pasti susah.

"Josephine." Dia memanggilnya pelan.

"Ya?" Josephine mengangkat kepala dan menatapnya: "Ada apa?"

"Selama ini sudah menyusahkanmu."

"Apa maksudnya?'' Josephine tidak mengerti apa yang dikatakannya.

Marco hanya tersenyum, dan tidak melanjutkannya lagi, lalu memeluknya: "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit mencemaskanmu."

"Sepertinya sejak dulu, kamu yang selalu mencemaskanku dan menjagaku." Josephine berkata: "Jelas-jelas kamu lebih membutuhkan orang untuk menjagamu."

"Aku sudah cukup senang kamu tidak menyalahkanku."

"Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu." Josephine menggeleng: "Dulu waktu melahirkan Jesslyn, aku yang menelepon dan meminta bantuan Susi, Susi lalu meminta bantuan tuan muda Qiao, walaupun yang dilakukan tuan muda Qiao membuatku marah, tapi bagaimanapun juga, nyawa Jesslyn terselamatkan olehnya, kalau tidak yang dikubur di taman belakang rumah keluarga Chen mungkin adalah Jesslyn."

"Baguslah kalau kamu bisa berpikir begitu."

"Dan kamu tahu tidak saat itu Henry seberapa jahat?" Josephine pun menegakkan tubuhnya dan marah: "Saat Jesslyn berumur setengah tahun, aku jelas-jelas melihatnya di dalam mall, tapi Henry malah bohongi aku kalau itu anaknya dan Fanny, saat itu aku malah percaya.

Mengungkit tentang masalah ini, sampai hari ini Josephine masih merasa geram.

Saat itu Henry jelas-jelas tahu dia sedang mencari anaknya, tapi tetap saja menyembunyikan anaknya dan tidak mengembalikan padanya, dia benar-benar sangat marah.

Marco Qiao pun mencoba menenangkannya: "Sebenarnya kakak memang sedang tidak ada kerjaan, demi membalas Claudius dia pun menyembunyikan Jesslyn, tapi sebenarnya dia tidak begitu jahat, juga tidak begitu dendam terhadap Claudius, semoga kalian jangan membencinya.

Marco melanjutkan: "Sejak dulu dia merasa kalau mengembalikan anak itu kepadamu, anak itu pasti akan mati, makanya dia titip di tempat Fanny. Setelah itu dia pun menggunakan Jesslyn untuk memancing kakak ipar, akhirnya kakak ipar pun pergi, dia pun berpikir kakak ipar pergi karena Claudius, lalu dia pun semakin membenci Claudius. Setelah itu dia tahu perasaanku kepadamu, makanya dia memberikanmu dan anak itu kepadaku."

"Harusnya sekarang Susi sudah tidak mencintai Claudius lagi deh, kalau tidak kenapa dua tahun ini dia malah keluar negeri?" Josephine mengingat hari-harinya bersama Susi, selain memarahinya karena menikahi Claudius, sepertinya dia tidak pernah marah lagi, malah banyak membantunya.

"Makanya, pria yang pintar setelah bertemu dengan wanita yang dicintainya akan menjadi bodoh, kakakku adalah contoh yang pas." Marco Qiao tertawa.

"Claudius juga sama." Josephine pun melekukkan senyuman di wajahnya.

Marco melihat senyuman indahnya, hanya pada saat membicarakan tentang Claudius sajalah dia bisa tersenyum selembut ini!

Dia pun menarik nafas, lalu pelan-pelan menenangkan hatinya: "Sudah malam, ayo tidur."

Josephine mengangguk, lalu bertanya: "Oyah, Henry Qiao masih belum ada kabar Susi?"

"Belum." Marco Qiao tersenyum: "Kenapa? Kamu rindu?"

"Iya, aku rindu." Sekalian mencekiknya, karena telah membuatnya berpisah lama dengan Jesslyn.

---

Pagi-pagi sekali sebelum Claudius ke kantor, dia sudah menerima telepon dari asisten Lin, dan menyuruhnya untuk jangan pergi lagi.

Setelah ditanya terus dia pun mengatakan kalau pekerja yang bermarga Zhang itu membawa sejumlah kerabatnya datang ke perusahaan Chen.

"Tuan muda Chen, orang itu bilang ingin bertemu denganmu, seperti ingin memakanmu, lebih baik kamu jangan datang dulu." Kata Asisten Lin.

Claudius pun berpikir lalu berkata: "Aku mengerti."

Dia menutup teleponnya, tapi tidak memutar balik mobilnya, dan tetap melaju menuju kantor.

Keluarga pekerja itu setelah melihat mobil Claudius pun langsung datang mengerumuni mobilnya, salah seorang keluarganya bahkan menggunakan alat ditangannya memukul ke mobilnya, kaca mobil pun pecah.

Asisten Huang melihat keadaan ini pun langsung menyuruh satpam kesana dan melindungi Claudius. Saat memasuki kerumunan orang, dia pun berteriak di samping jendela mobil Claudius: "Tuan muda, kamu cepat pergi, disini sangat bahaya.

Claudius malah mematikan mesin mobil dan turun dari mobil.

Dia berdiri di samping pintu mobil, saat itu juga sepotong batu bata terlempar ke arahnya dan menggores pipinya.

"Tuan muda..." Asisten Huang melihat pipinya berdarah pun langsung menghadang di depannya: "Orang-orang ini sudah gila, tidak bisa dinasehati, tuan muda lebih baik pulang saja."

"Kenapa aku harus bersembunyi?" Claudius melihat ke orang-orang di sekitarnya: "Untuk membuktikan kalau aku takut?"

"Bukan..."

Claudius pun melangkah ke depan, menatap pria yang paling heboh itu dan berkata: "Bapak ini, kamu melukai wajahku tidak perlu ganti rugi, tapi menghancurkan kaca mobilku, kamu harus ganti rugi, lalu, kalau kamu merasa memberontak seperti ini akan berhasil, sepertinya kamu terlalu meremehkan perusahaan Chen. Kalau kamu mengerti, lebih baik bawa orang-orang ini pergi, kalau tidak jangan salahkan aku tidak sungkan-sungkan kepadamu."

Pria itu pun marah melihat tatapan Claudius yang sinis, tapi mengingat tujuannya datang kesini, dia pun memberanikan diri: "Kakiku patah dan cacat karena kalian, seratus enam puluh juta ? Tidak semurah itu!"

"Masalah seperti ini lebih baik diselesaikan di pengadilan, bukan malah datang dan memberontak disini, karena semakin kamu memberontak semakin aku marah, dan membuatmu tidak mendapatkan apa-apa!" Setelah itu, dibawah lindungan satpam Claudius pun berjalan masuk ke dalam gedung kantor.

Orang-orang di belakangnya tetap berteriak, tapi Claudius sama sekali tidak mempedulikannya, lalu berjalan menuju lift dan memerintah asisten Huang: "Suruh lebih banyak orang jaga di pintu, jangan biarkan mereka membuat masalah, dan berkesempatan memainkan drama mereka."

Asisten Huang tidak mengerti: "Mereka mau berbuat apa?"

"Mereka sengaja datang ribut, kamu tidak lihat ada kamera dan wartawan." Claudius pun mengusap darah di wajahnya.

"Kenapa? Demi mendapat uang ganti rugi?" Asisten Huang terus bertanya.

Claudius menoleh kepadanya: "Ikuti saja apa perintahku."

Asisten Huang pun mengangguk: "Baik."

---

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu