Istri ke-7 - Bab 102 Kambuh (1)

Claudius mencuci tangan. Ia mengelap tangannya dengan handuk sambil berjalan ke arah Josephine. Ia bisa merasakan gestur tubuh Jospehine tak nyaman, ia pun mengernyitkan dahi, "Tidak suka makan makanan Barat?"

"Hanya tak suka makan yang berlebihan seperti ini," kata Josephine.

"Apakah Vincent-mu itu tak pernah mengajakmu?"

Jospehine tak mengerti mengapa ia tiba-tiba menyebut nama Vincent. Ia menggeleng.

Sebenarnya Vincent pernah mengajaknya, dan karena baru pertama kali, Josephine pun melakukan hal yang memalukan, bahkan sampai menumpahkan anggur merah di seluruh meja. Namun, meskipun berakhir memalukan, ia juga merasa bahagia, karena Vincent tidak hanya tidak mengejeknya, tapi ia juga membantunya menjelaskan pada pelayan.

Kalau bukan karena kegagalan waktu itu, ia tak mungkin merasa trauma sampai sekarang.

Ia menggeleng karena tak ingin bertengkar dengan Claudius mengenai kejadian itu.

"Berhubung kau tak suka, kita ganti restoran lain," Claudius bangkit dari kursi dan mengambilkan mantelnya, lalu menyampirkannya di pundak Josephine.

Josephine terpaksa bangkit dari kursinya, katanya sambil memandang Claudius, "Tapi bukankah kau sudah memesan tempat di sini?"

"Bisa dibatalkan."

"Lalu kita akan makan di mana?" tanya Jospehine sambil mengikuti Claudius keluar dari ruangan.

"Ke..." Claudius berpikir sejenak, lalu menoleh padanya, "Bagaimana kalau kita makan hotpot?"

"Ha?" Jospehine mengira dirinya salah dengar.

Seorang Claudius tiba-tiba ingin makan hotpot? Ini bukan hal yang biasa dilakukannya.

Ia ingat pesan Pengurus He mengenai penyakit Claudius, selain tidak boleh minum anggur dan merokok terlalu banyak, ia juga tak boleh makan makanan yang berkalori tinggi. Dan hotpot, selain berkalori tinggi, juga membuat panas dalam.

Alasannya tidak pernah menyentuh hotpot sejak kecil, selain tidak cocok dengan statusnya, yang paling utama adalah alasan kesehatan.

"Tidak mau?" Claudius berpikir sejenak, "Benar juga, kau baru makan hotpot kemarin."

"Bukan, aku hanya berpikir kau tidak seharusnya makan makanan yang membuat panas dalam seperti itu," kata Josephine.

Ia sebenarnya tak takut, karena tubuhnya sangat sehat sejak kecil, ia bisa makan apa saja--asam, manis, pahit, pedas, semua tidak akan menganggunya. Lagipula hotpot adalah makanan favorit semua orang, makan 3 hari berturut-turut pun ia tidak keberatan.

"Kau yang hamil saja boleh makan apa saja, mengapa aku tak boleh?" kata Claudius tak setuju. Ia mengerutkan dahinya.

"Tubuhku lebih baik darimu, lagipula...apa kau tidak takut dipukul Nenek saat ia tahu?"

"Memangnya aku anak kecil, masih takut dipukul Nenek? Lagipula..." Claudius meliriknya sekilas, "Bukankah kemarin malam kau pergi darinya dengan sembunyi-sembunyi? Jadi bukan masalah kalau aku juga pergi dengan sembunyi-sembunyi."

Josephine menatapnya, tiba-tiba teringat kejadian Claudius menciumnya semalam. Ia berkata ingin tahu seperti apa rasa hotpot. Sungguh sedih kalau dipikirkan.

Kalau memang Claudius sangat ingin mencoba hotpot, ia akan menemaninya sekali ini saja.

Lift sudah sampai. Keduanya pun masuk.

Restoran Barat itu terletak di lantai 8. Saat lift berhenti di lantai 7, tiba-tiba ada serombongan orang masuk. Josephine khawatir terhimpit seperti waktu itu, ia pun mundur ke pojok lift.

Tiba-tiba, sebuah lengan memeluknya tubuhnya yang kecil, Jospehine pun terkejut dan menoleh, ternyata Claudius. Claudius tidak merasa aneh dengan hal itu, malah menunjukkan ekspresi wajah seakan itu hal yang sudah biasa.

Saat lift berhenti di lantai 1, Claudius bahkan memeluknya dengan satu tangan sambil berjalan keluar untuk melindunginya. Tampak jelas kalau ia lebih mencemaskan kejadian waktu itu terulang lagi dibandingkan dengan Josephine sendiri.

Setelah keduanya sampai di mobil, Claudius menoleh dan berkata, "Kau lebih berpengalaman makan hotpot dibanding aku, jadi kau yang tentukan kita mau ke mana."

Jospehine berpikir sejenak, "Bagaimana kalau pergi ke restoran hotpot yang kemarin kukunjungi? Di sana ada sup anti panas dalam, rasanya juga sangat enak."

Wajahnya menyunggingkan senyuman.

Claudius memandanginya, ia tak ingat sudah berapa lama ia tak melihat jejak senyuman di wajah Josephine. Apakah candlelight dinner yang mewah tak sebanding dengan sebuah hotpot yang sederhana?

Kemarin Jospehine makan hotpot bersama Angie dan Alice, lokasinya di dekat istana kebudayaan. Meskipun interior restoran itu tidak mewah, tapi desainnya sangat khas, tampaknya juga bersih.

Claudius memarkir mobilnya di parkiran depan restoran. Baru saja ia dan Josephine masuk ke restoran, Joshua dan Sally tiba di belakang mereka.

Chelsea hendak memarkir mobilnya ketika Sally tiba-tiba menepuk lengannya, "Tunggu sebentar."

"Ada apa?" Joshua mengerem mobilnya mendadak di sisi jalan.

Sally menunjuk sebuah mobil hitam dengan dagunya, "Bukankah itu mboil Kakak Sepupu?"

"Oh, iya, bagaimana Kakak Sepupu bisa ada di sini?" Joshua ikut-ikutan mengamati mobil hitam itu, wajahnya kaget, "Ini restoran hotpot! Kakak Sepupu tak pernah makan hotpot sejak dulu, aneh sekali."

"Mengapa dia tidak makan hotpot?"

"Kata dokter dia tak boleh makan makanan yang mengandung banyak kalori," Joshua menjulurkan lehernya untuk melihat ke dalam restoran, ia tertawa, "Tapi bagus juga, kita bisa berbagi meja dan makan bersamanya."

"Kutebak, Kakak Sepupu bisa ke tempat ini pasti karena bersama Kakak Ipar, ya, kan? Apa kau tidak sungkan menjadi nyamuk di antara mereka?"

"Apanya yang sungkan, bukankah mereka juga menjadi nyamuk di antara kita?"

"Tidak boleh, Kakak Sepupu batuk saja aku takut. Makanku tidak akan tenang kalau ada nyamuk seperti dia," Sally menggenggam lengan Joshua, "Kita makan di tempat lain saja ya? Kita makan sendiri."

"Baiklah, sesuai keinginanmu saja," kata Joshua sambil tertawa. Ia mengelus kepala Sally, "Kau bahkan sudah menunda jadwal makan hotpotmu demi aku, mengapa aku tak mau pindah ke restoran lain demi kamu?"

"Aku suka pengertianmu yang seperti ini," Sally menyandarkan kepalanya di lengan Joshua, ia tertawa senang.

Joshua menunduk dan mengecup kepala Sally dengan manja, lalu memutar mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

***

Claudius mengamati daftar menu, namun akhirnya menyerahkan kuasa memesan makannya pada Josephine. Jospehine langsung memesan seporsi makan berdua tanpa pikir panjang.

"Apakah Anda ingin memesan minuman atau bir?" tanya pelayan dengan sopan.

"Pesan 2 gelas jus saja," kata Claudius.

"Satu gelas jus dan satu botol teh herbal saja," koreksi Josephine, lalu menambahkan, "Tambah daging kambing juga."

"Baik, mohon tunggu sebentar," kata pelayan lalu pergi.

Dengan cepat, pelayan itu membawakan jus dan teh herbal pesanan mereka. Josephine memberikan teh itu pada Claudius, Claudius langsung menolaknya, "Aku tidak suka minuman seperti ini."

"Ini teh herbal, pasangan terbaik saat makan hotpot," paksa Josephine, "Bisa meredakan panas dalam."

"Lalu kenapa kau tidak minum?"

"..." Jospehine tak bisa menjawab, apa dia bisa mengaku kalau dirinyalah yang sangat tidak menyukai aroma teh itu?

Namun Claudius juga tidak mengeraskan kepalanya, ia akhirnya menerima teh herbal itu.

Makanan yang dipesan Josephine dengan cepat mulai disajikan satu persatu. Jospehine menyuguhkan pai daging kambing di atas piring itu di depan Claudius, "Pai daging kambing ini adalah menu khas di sini, lezat sekali, cobalah."

Claudius mengamati permukaan pai itu sejenak, lalu memakannya. Rasanya memang tak kalah dengan restoran di hotel-hotel bintang lima.

"Enak?" tanya Josephine dengan ekspresi tak sabar.

"Lumayan, kau makanlah juga," Claudius mengangguk-angguk, lalu mengambil sepotong lagi dari piring Josephine.

Semenjak mengetahui kalau Josephine hamil, keduanya tak pernah makan bersama lagi. Hari ini adalah yang pertama, dan makan bersama mereka termasuk lancar.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu