Istri ke-7 - Bab 177 Kambuh (1)

Saat melewati lantai 1, ia kebetulan bertemu dengan nenek yang hendak kembali ke kamar untuk tidur, sudah terlambat baginya untuk kembali, ia pun memaksakan diri menyapanya, "Nenek."

Nenek meliriknya, lalu menjawab dengan wajah datar, "Semalam ini mau ke mana?"

"Aku," kata Josephine terbata-bata, lalu segera menjawab, "Ada masalah darurat yang harus kuurus di luar, aku akan segera kembali."

"Tidak boleh!" Perintah nenek.

Pengurus He di sebelahnya segera menyahut, "Nyonya muda, Anda adalah nyonya keluarga Chen, segala tindak-tanduk Anda harus memperhatikan wajah keluarga Chen, semalam ini pergi keluar tidaklah pantas."

Josephine membuka mulut, saat ia akan berkata, Pengurus He melanjutkan, "Cepat kembalilah ke kamar."

Ia memandang Pengurus He, kemudian memandang nenek yang berwajah serius, terpaksa ia kembali naik.

Setelah mondar-mandir di depan pintu kamar beberapa langkah, semakin dipikir ia semakin merasa dirinya tidak boleh mengabaikan Nona Zhu mencapai tujuannya selangkah demi selangkah begitu saja. Kalau Nona Zhu saat ini menemani Claudius, ia pasti mengerahkan semua usahanya, dan Claudius pasti tidak bisa menolak godaan itu. Jika benar-benar seperti yang dikatakan Angie saat itu, kalau hubungan mereka berdua sudah masak, ia tak akan bisa apa-apa.

Tidak, ia tak boleh membiarkan wanita itu, tidak boleh mengakui kekalahan begini.

Ia pun membuka pintu kamar lagi, kemudian ia turun lagi, untungnya Pengurus He dan nenek sudah tidur, ia pun berhasil ke garasi dengan lancar, ia pun dengan lancar mengendarai mobil dan keluar gerbang menuju ke arah kota.

Tebakan Susi benar, Juju tidak mungkin membuang kesempatan sebaik ini.

Saat Juju tiba di Apartemen River View, Claudius sedang duduk sendirian di ruang tamu sambil minum bir, asbak rokok di depannya sudah akan penuh.

Suara bel berdering cukup lama, Claudius baru dengan susah payah menopang tubuhnya dan bangun lalu berjalan ke alat bicara di pintu. Tanpa melihat, ia langsung menekan tombol untuk membuka lift lantai 1, sekalian menekan tombol untuk membuka pintu.

Juju dengan cepat berjalan ke arahnya, melihat kekacauan di atas meja, sambil memandang asbak rokok di atas meja ia berkata iba, "Apa kau berencana menjadikan bir dan rokok sebagai makan malam?"

Claudius mengangkat kelopak matanya memandangnya dan berkata, "Kenapa kamu yang datang?"

"Kalau tidak kau kira siapa lagi?" Ujar Juju sambil meletakkan makan malam di atas meja, sambil meringkas meja yang berantakan itu ia berkata, "Kudengar dari teman kerjaku dulu ada masalah di perusahaan, kau dan Josephine sedang bertengkar, kutebak kau pasti sembunyi dan minum bir sendirian, karena itu aku datang."

Ia menjulurkan tangannya merebut korek api yang sedang dinyalakan oleh Claudius untuk menyulut rokoknya, lalu berkata, "Sudah, jangan merokok lagi, makanlah sedikit."

Setelah mengatakannya, ia mengeluarkan makanan yang dibawanya dari kotak makan. "Aku tak tahu apakah kau masih suka ikan, jadi asal kubelikan ikan kecap, cobalah."

Melihat ikan kecap di tangannya, Claudius segera menerima dan memakannya.

Juju duduk di sebelahnya, lalu menenangkannya, "Kau juga jangan menyalahkan Josephine, cinta pertama, pasti bisa membantu sedikit-sedikit, lihatlah bukannya kau juga selalu membantuku melewati kesulitan?"

Begitu memikirkan tentang Josephine dan Vincent, Claudius seketika kehilangan nafsu makannya, ia melemparkan sumpit di tangannya, mengambil kaleng bir di sebelahnya dan meminumnya.

"Kenapa tidak makan lagi?"

Claudius tidak menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lain, "Apakah cinta pertama begitu sulit dilupakan?"

Jawaban ini, dulu ia selalu yakin, namun sejak Juju kembali, ia merasa sebenarnya tidak sesulit itu, dibandingkan Juju, orang yang lebih ia cintai adalah Josephine, hal ini tak perlu diragukan.

Juju tertawa dan berkata, "Kurasa itu tak akan terlupakan selamanya, paling tidak aku begitu."

Claudius menatapnya dengan sorot mata suram, entah itu karena jawabannya atau karena menyayanginya.

”Claudius, jangan terlalu banyak berpikir, kalau kau mencintainya, kau harusnya memaklumi segala yang ia lakukan bukan?" Lanjut Juju, "Lihat aku, tak peduli apakah kau mencintai wanita itu, asalkan kau menoleh dan melihatku saja aku sudah puas."

"Juju maaf," ujar Claudius mengangkat kaleng bir dan meneguknya, sedangkan Juju menahannya.

"Claudius, kau tak perlu minta maaf padaku, awalnya akulah yang meninggalkanmu, meskipun karena terpaksa, tapi salah tetaplah salah, aku tidak menyalahkanmu," ujar Juju juga menyambar sekaleng bir dan meminumnya.

Setelah Josephine keluar dari rumah, ia segera menuju dua bar yang biasanya paling disukai Claudius, setelah mengitarinya dan tak menemukannya, ia segera pergi ke bar lainnya.

Ia telah mencari ke hampir semua bar mewah di dalam kota, tetap tidak ketemu, ia pun mulai putus asa.

Ia duduk di dalam mobil, melihat mobil yang berlalu lalang di depan matanya, seketika ia tak tahu harus ke mana.

Saat mobilnya melewati jalanan yang sepi,ia tiba-tiba teringat kejadian Claudius menyendiri dan minum bir di teras apartemennya, ia pun berbalik arah, menuju ke Apartemen River View.

Saat menghentikan mobilnya di tempat parkir, sesuai dugaan, ia melihat mobil Claudius diparkir di parkiran khusus.

Melihat mobilnya, Josephine menghela napas lega, ia ternyata benar ke sini, untunglah bukan di luar.

Ia naik lift menuju tempat tinggal Claudius, ia menempelkan telinganya di pintu dan mendengarkan sebentar, baru mengetuk pintu.

Ia hanya mengetuk pintu untuk kesopanan, setelah mengetuk ia langsung menekan tombol password, kemudian membuka pintu dan masuk.

Dalam pandangan pertama ia langsung melihat sosok Juju, saat itu ia memegang kaleng bir, mengenakan pakaian berkerah rendah, matel merahnya tergeletak di pegangan sofa.

Dan Claudius jelas sedikit mabuk, dengan mata mabuk yang buram ia duduk di lantai sambil merokok.

Mendengar suara pintu dibuka, kedua orang di ruang tamu itu menoleh, saat melihat Josephine, Claudius bahkan tak menatapnya 1 detik pun, malah Juju yang segera berdiri dari sofa dan menyapanya dengan senyuman, "Josephine, kau datang."

Josephine memandang Claudius, kemudian memandang Juju yang tersenyum palsu itu, dadanya seketika dipenuhi api kemarahan.

Benar kata Susi, wanita ini sedang menjalankan rencananya untuk mendekati Claudius selangkah demi selangkah, ini adalah perangkap yang disiapkannya.

Ia maju selangkah, menatap Claudius dan berkata, "Claudius, apakah kau lupa dengan janji kita?"

"Janji?" Ujar Claudius mengejeknya, bahkan tidak memandangnya sedikitpun, ia tetap menunduk, rokok di antara jemarinya terbakar sedikit demi sedikit, mengeluarkan asap yang melingkar-lingkar.

Dirinya yang berada di balik asap itu nampak sangat menyedihkan, hingga membuat orang iba.

"Janji apa?" Tanya Juju pada Claudius, lalu melihat Josephine dan segera menjelaskan, "Josephine, jangan salah paham, aku hanya dengar teman kerjaku dulu bilang ada masalah di perusahaan, sehingga aku kemari menengok Claudius, kemudian ia minum beberapa gelas bir."

Kepalsuan di wajahnya memicu amarah Josephine, Josephine maju dan menampar wajahnya lalu berkata murka, "Nona Zhu, awalnya aku tidak mau menyelidikimu, karena aku tahu kau pasti tidak akan mengaku. Tapi kau juga jangan terlalu agresif, terus menerus memainkannya dengan caramu, semalam ini masih kemari menemani suamiku minum? Sebenarnya kau mau menemaninya minum atau bermain di ranjang, hah?"

Setelah tertampar oleh Josephine, Juju segera meneteskan air mata, menatapnya dengan pandangan memelas dan berkata, "Josephine, apa sih yang kau katakan? Kenapa aku tak mengerti?"

"Tentu saja kau tidak mengerti! Di depan Claudius selain menangis dan berpura-pura, apa yang kau bisa?" Kata Josephine lalu menarik tangannya, menariknya ke depan Claudius dan berkata, "Claudius, apa sekarang kau masih tidak mengerti sandiwara wanita ini? Ia sengaja membuat kesalah pahaman, sengaja membuat kita bertengkar, kemudian dalam kesempatan ini ia masuk dan merebutmu kembali. Ia jelas tahu kau tidak boleh minum bir namun malah kemari malam-malam untuk menemanimu minum, kalau aku tak bergegas kemari, ia akan membuatmu mabuk, kemudian merangkak ke atas ranjangmu, dan sebulan kemudian mengaku hamil. Ini adalah metode yang digunakan wanita selingkuhan yang tak tahu malu, buka matamu dan lihatlah!"

Juju tetap menggeleng, dengan suara memelas ia berkata sambil menutupi wajahnya, "Aku benar-benar tak pernah berpikir seperti itu, sama sekali tidak pernah, barusan ini sebenarnya aku mau pergi, Claudius-lah yang memintaku agar tidak pergi dan aku tak tahu ia tidak boleh minum bir, ia tak pernah memberitahuku."

"Kau jangan menghindari masalah!" Seru Josephine murka dan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai. "Kau diam-diam mengirim pesan dengan ponselku, kau sengaja membuat Claudius salah paham, kau berani bilang tidak ada hal seperti itu?"

Ia tidak mendorong Juju dengan keras, namun Juju sengaja jatuh ke sisi Claudius, dengan cepat ia merangkak bangun dan mengguncang lengan Claudius, lalu berkata dengan terisak-isak, "Claudius, beritahu Josephine, aku tak pernah berpikir untuk merusak hubungan kalian, ia tak percaya padaku, masa kau masih tak percaya? Kalau aku punya keinginan merusak hubungan kalian, bukankah aku bisa langsung mencari nenek? Aku bahkan tak tahu pesan apa, juga tidak tahu apa yang ia katakan!"

Setelah itu ia kembali menoleh pada Josephine dan berkata, "Josephine, aku sepenuh hati berusaha menjaga perasaan kalian, namun saat kau sendiri membuat kesalahan, kau malah melimpahkan kesalahan kepadaku, apakah itu karena aku adalah orang yang paling kau benci? Kau seperti ini sudah keterlaluan!"

"Kau," ujar Josephine hampir pingsan.

Wanita ini bisa-bisanya masih berkata ia selalu menjaga hubungannya dengan Claudius? Ia bisa-bisanya masih punya muka mengatakannya?

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu