Istri ke-7 - Bab 205 Rebutan Istri (7)

"Aku sudah lupa, sudah lupa..." Josephine menggeleng: "Tidak, aku tidak pernah melakukan ini denganmu, suamiku adalah Marco Qiao, suamiku hanya dia seorang..."

"Jangan sebut pria ini!" Claudius seperti menghukumnya lalu memasukkan tangannya ke dalam bajunya dan meraba tubuhnya.

Merasakan ini, Josephine semakin panik, dia mendorong tangannya, dan menghindar darinya.

Lalu semakin menghindar darinya, Claudius semakin emosi.

Setiap memikirkan Marco Qiao setiap malam seperti ini menciuminya dan merabanya, dia pun cemburu hingga hampir gila. Tubuhnya pun sudah tidak mengenalinya, apakah karena pria itu? Tidak boleh!

Dia menjerit, melampiaskan amarahnya.

Kalau tidak bisa membangunkan ingatannya dengan kesabarannya, lalu biarlah dia membangunkan tubuhnya dulu!

Bagaimanapun dia tidak akan membiarkan dia meninggalkan dirinya, dia baru saja menemukannya dengan sangat tidak mudah...

Josephine tidak pernah mengalami hal ini, dia pun ketakutan, dan berteriak, air matanya juga saat ini sudah mengalir, lalu dia memohon: "Claudius, tolong jangan begini kepadaku, aku mohon..."

"Kenapa tidak mau?" Claudius marah: "Apakah dulu kita jarang melakukan ini? Sekarang yang kita lakukan, bukannya kamu juga suka?"

"Tidak... tidak...!"

"Kenapa tidak? Kamu rasakan dengan baik, bukankah kamu mengenali ini? Hah?" Dia menarik tangannya dan membawanya ke bagian bawah tubuhnya.

Lalu baru saja menyentuhnya, telapak tangan Josephine seperti terkena sengatan listrik, dia pun langsung menariknya, mendorongnya dan memarahinya: "Claudius dasar brengsek! Brengsek! Apakah harus begini...?"

"Terhadap istri sendiri ini tidak brengsek, mencuri kesempatan dalam kesempitan seperti Marco baru brengsek!

"Diam! Kamu tidak boleh menghina Marco!"

"Jangan sebut nama itu lagi di depanku!" Claudius marah dan membuka celananya, lalu menekannya ke bawah.

Josephine merasakan tubuhnya dan tahu apa yang akan dilakukannya selanjutnya, dia pun berteriak, dan menggigit pundaknya, kebetulan gigitan itu tepat di luka lamanya, Claudius pun merasa sakit dan terdorong olehnya ke samping.

Dia pun langsung membalikkan badannya dengan cepat dan ingin menariknya kembali, Josephine tahu dia sudah tidak bisa melarikan diri, dia pun langsung ingin menabrakkan kepalanya dengan kencang tepat di atas ranjang.

Claudius terkejut, dia pun langsung menerjang kesana dengan cepat, dan berhasil menariknya sebelum kepalanya menabrak ke atas ranjang.

Josephine berhasil ditariknya, kepalanya tidak menabrak ke ranjang tapi menabrak ke dalam pelukannya, tidak seberapa sakit, tapi dia tetap kaget dan menangis kencang.

"Josephine apa yang kamu lakukan?" Claudius memeluknya erat.

Dia malah ingin mencari mati untuk menentangnya? Dia rela mati tapi tidak rela disentuhnya?

Di dalam hatinya, apakah dia sudah tidak ada artinya lagi?

"Claudius... Aku lebih rela mati daripada dihina olehmu seperti ini, kenapa kamu tidak membiarkanku mati saja?" Josephine menangis kencang di dalam pelukannya, lalu mengepalkan tangannya dan memukul punggungnya.

Claudius memeluknya, dan mengelus tubuhnya yang gemetaran: "Josephine, ini bukan penghinaan, ini rinduku padamu, ini cintaku padamu..."

"Aku tidak mau, cinta yang begini aku tidak mau..." Air mata Josephine jatuh di atas pundaknya, dan masuk ke dalam lukanya, terasa perih sekali.

Claudius tidak mempedulikannya dan tidak merasa sakit.

Dia mendorongnya keluar sedikit dari pelukannya, melihat bajunya yang berantakan dan wajahnya yang kasihan, dia pun merasa sedih dan bersalah: "Maaf, Josephine, aku tidak sengaja ingin melukaimu, aku hanya panik dan merasa sedih, aku tidak ingin kamu melupakanku."

Dia merapikan bajunya dan berkata lembut: "Kamu tidak suka begini bukan? Aku janji tidak akan begini lagi? Jangan nangis..."

Josephine pun bergerak mundur dan menatapnya: "Aku ingin pulang..."

"Josephine..." Claudius menarik nafas dan menahan dirinya agar tidak marah.

Walaupun tidak marah tapi dia tetap mengatakan dengan tegas: "Urusan pulang kamu jangan pikirin lagi, kalau kamu masih tidak mau makan dan minum, aku akan menyuapimu, seperti saat tadi menyuapimu obat itu."

"Kamu... bajingan!"

"Kalau aku bajingan, aku tidak akan melepaskanmu tadi, tapi agar kamu tetap bisa hidup, aku tidak sungkan untuk menjadi bajingan yang sesungguhnya." Claudius berdiri dari ranjang, melihatnya sejenak, lalu berjalan keluar.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu