Istri ke-7 - Bab 129 Kambuh di Alam Terbuka (4)

"Luka kecil itu karena ia beruntung? Kalau ia..."

"Cukup!" Kata Shella menyela, kemudian mengisyaratkan dengan pandangan mata, tangan Josephine yang berbaring di atas ranjang itu bergerak sedikit.

Melihat tanda bahwa Josephine akan bangun, Vincent mengamati perubahannya dengan teliti.

Bulu mata Josephine mulai bergetar, kepalanya juga bergerak dengan tidak tenang, seperti sedang menahan sakit.

"Josephine, apa kau baik-baik saja?" Kata Vincent menggenggam sebelah tangan Josephine yang tidak terluka.

Setelah terengah-engah beberapa saat, Josephine terduduk di ranjang, "Claudius...!"

Di tengah teriakannya, ia membuka mata, saat ia melihat kamar yang familiar dan Vincent di depan matanya, otaknya bereaksi dengan sedikit lambat.

"Josephine, jangan takut, sekarang sudah tidak apa-apa," kata Vincent menenangkan sambil mengelus helaian rambutnya.

Josephine akhirnya perlahan-lahan mengalihkan pandangannya pada Vincent, namun ia malah bertanya, "Bagaimana dengan Claudius? Apa dia baik-baik saja?" Katanya tiba-tiba panik, kedua tangannya meremas lengan Vincent. "Apakah terjadi sesuatu padanya? Cepat beritahu aku!"

Ia basah kuyup karena hujan, penyakitnya kambuh tapi tidak ada obat... Dia pasti ada masalah!

Hati Vincent bagaikan tertusuk karena respon Josephine ini, ia tak pernah menyangka hal yang pertama kali terpikir olehnya begitu sadar bukanlah dirinya sendiri, melainkan Claudius!

Ia menghirup napas pelan, lalu memindahkan tangan yang terluka itu dari lengannya, ia berkata, "Tenang saja, ia baik-baik saja, hati-hati kena lukamu."

Josephine hampir tidak mempedulikan pergelangan tangannya sama sekali, ia menatap Vincent, tidak langsung percaya dan bertanya, "Benarkah? Ia benaran tidak apa-apa?"

Vincent mengangguk dengan sabar.

Shella akhirnya tak bisa menahannya lagi, ia pun menuju ke arah Josephine lalu menyambar tas di atas meja dan melemparnya ke arah kepala Josephine, dengan murka ia mengumpat, "Wanita murahan! Sudah selesai belum? Apa yang terjadi pada Claudius apa hubungannya denganmu? Perlukah kau bertanya? Ingatlah baik-baik identitasmu!"

Shella menyambar vas bunga di atas meja dan mau memukulnya lagi, Vincent segera berdiri dari kursi, lalu mencekik lehernya dan mengancamnya, "Coba saja pukul dia kalau berani? Aku akan segera membawamu pada Claudius!"

Shella terkejut oleh pandangan dingin dalam matanya, sikapnya seketika melunak.

Ia kembali meletakkan vas bunga itu ke atas meja, lalu menatap Josephine yang diam saja. "Baiklah, sementara kau akan kulepaskan, tunggu semua ini berlalu aku... Aku akan mencarimu untuk membereskan masalah ini."

Katanya dengan sedikit lemah, sambil diam-diam melirik Vincent.

Josephine tidak berminat melihatnya menggila, ia sedang berusaha mengingat segala yang terjadi kemarin malam, kemarin malam Claudius kambuh, ia pergi membantunya, kemudian ia digigit di pergelangan tangan dan didorong dengan kuat ke dinding batu, lalu ia tak ingat apa-apa lagi.

Ia tanpa sadar mengangkat pergelangan tangannya yang terluka, lukanya sudah dibalut kasa, dan juga sudah tidak sesakit itu.

"Katakan, kemarin malam sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian? Apakah Claudius menyadari identitasmu?" Tanya Shella yang mulai tenang sambil menatapnya, akhirnya teringat tentang masalah utamanya.

Pertanyaan ini membuat Josephine sendiri bingung, ia mengangkat tangan satunya, untungnya, potongan silikon yang menempel di atasnya masih ada, cincinnya juga masih ada, Claudius harusnya tidak menyadarinya.

Bertamasya dengan keluarga Chen, ia tentu tidak bisa hanya mengandalkan baju lengan panjang seperti biasa untuk menutupi bekas gigitan di pergelangan tangannya. Untungnya warna silikon ini sangat mendekati warna kulitnya, kalau ditempel di pergelangan tangannya, orang yang tidak melihat dengan teliti tidak akan menyadarinya.

Ia meletakkan tangannya, lalu berkata pelan, "Saat aku menemukannya ia sedang kambuh, baru saja aku memindahkannya ke bawah tebing untuk berteduh, ia tiba-tiba mengganas, menggigit pergelangan tanganku, lalu menabrakkanku ke dinding batu, kemudian aku pingsan."

Josephine mengatakannya tanpa ketakutan sedikitpun, Shella yang hanya mendengarnya saja malah langsung mati rasa, membayangkan keadaan saat Claudius kambuh saja ia sudah ketakutan.

"Kemudian apa yang terjadi?" Tanya Josephine memandang Vincent.

Bagaimana mereka turun gunung, dan kapan mereka ditemukan, ia malah tidak tahu sedikitpun.

"Kemudian penjaga keamanan di sana menemukan kalian, lalu mereka menghubungi kami," kata Vincent.

Josephine mengangguk, tidak mengatakan apa-apa lagi.

Shella memandang pergelangan tangan Josephine dan bertanya dengan tidak yakin, "Apa kau yakin Claudius tidak menyadarinya?"

"Aku tidak yakin," kata Josephine menggeleng, "Tetapi aku tahu saat ia kambuh kesadarannya nyaris tidak ada, maka dari itu ia akan sembarangan melukai orang. Di saat kesakitan seperti itu, aku rasa ia tak akan sempat mencurigai apa-apa."

"Baguslah kalau begitu," ujar Shela mengangguk, "Aku akan kembali ke kamar menjenguknya."

Shella kembali ke kamarnya, Claudius sudah sadar, ia sedang bersandar di ujung ranjang dan memegang remote televisi.

Shella tertegun, ia segera melangkah ke depannya, mengamatinya dan dengan khawatir berkata, "Claudius kapan kau sadar? Bagaimana? Apakah tubuhmu baik-baik saja?"

Claudius menoleh melihatnya, sorot matanya nampak tidak mengerti.

Shella seketika panik, ia dalam hati berpikir apakah Vincent sudah menyadarinya? Kalau tidak mengapa ia memandangnya dengan tatapan asing begitu?

Shella membuka mulutnya, namun seketika tak tahu harus berkata apa.

Saat itu pula Claudius malah tersenyum padanya, dengan nada yang sangat lembut bertanya, "Barusan kau ke mana?"

Melihat senyumannya, Shella akhirnya menghela napas lega, ia juga tersenyum dan berkata, "Melihatmu tidur nyenyak, aku pun pergi menengok Josephine, bagaimanapun kemarin ia yang menyelamatkanmu."

"Bagaimana dia?" Tanya Claudius tetap tersenyum polos.

"Ia juga barusan sadar, pergelangan tangannya kau gigit hingga terluka, tetapi sudah tidak ada masalah besar," kata Shella berjalan ke dispenser dan mengambil segelas air, lalu meminumkannya dengan penuh perasaan pada Claudius. "Kemarin malam mendengar kau tidak turun gunung, kita semua sangat terkejut, lalu semuanya naik gunung mencarimu, tak disangka Josephine menemukanmu."

"Oh ya?"

"Iya, syukurlah kalian berdua tidak apa-apa," kata Shella merangkul lehernya, lalu tersenyum cerah, "Lain kali kalau mau pergi kita jangan berpisah lagi, benar-benar bahaya."

"Iya," kata Claudius sambil tersenyum, "Tidak akan terulang lagi."

Dengan suasana hati yang sangat baik Shella mengecup bibirnya, kemudian berkata, "Aku akan memberitahu nenek dan para sesepuh kalau kau sudah bangun, agar mereka tidak khawatir."

"Pergilah," ujar Claudius melepaskannya.

Karena terjadi hal seperti ini, semuanya tak berniat bersenang-senang, mereka semua duduk di ruang tamu dengan lesu.

Derric terus penasaran keadaan penyakit Claudius sudah separah apa, ia mengamati semua orang lalu bertanya dengan hati-hati, "Apakah Claudius sering kambuh?"

Nyonya Lee segera menabrakkan tangan ke lengannya, lalu memberinya isyarat mata.

Penyakit Cladius selalu menjadi hal tabu bagi nenek, juga tak pernah ada orang yang berani bertanya.

Sesuai dugaan, wajah nenek menjadi sedikit suram, ekspresinya jelas terlihat tidak senang.

Kebetulan saat ini, Shella turun dari lantai 2, ia memberitahu semuanya bahwa Claudius sudah bangun, mendengar itu nenek akhirnya menghela napas lega.

Setiap kali ia selalu khawatir, karena setiap kali Claudius kambuh selalu bertambah satu bahaya, lagipula sangat mungkin di saat ia kambuh ia tak akan pernah bangun lagi.

Terutama di usianya yang ke 30 ini, setiap kali Claudius kambuh nenek selalu tegang.

Nenek duduk di depan ranjang Claudius, lalu mengamatinya dengan wajah iba, "Liburan yang baik akhirnya menjadi seperti ini, dasar."

"Maaf nenek, sudah membuatmu khawatir," katanya lalu memandang semua orang dan berkata, "Semuanya juga istirahatlah, aku sudah baik-baik saja."

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu