Istri ke-7 - Bab 101 Candlelight Dinner (3)

Josephine diam-diam memalingkan wajahnya, menjauhkan bibirnya.

Josephine telah sejak lama tergila-gila akan napasnya, sampai menimbulkan konflik batin dalam hatinya. Claudius menciumnya seperti ini, Josephine merasa berdosa, ia merasa bersalah atas kematian tragis neneknya.

Menyadari ketidaksenangan Claudius, Josephine berkata, "Maaf, aku sedang hamil."

"Hamil? Kalau kau sungguh memikirkan janinmu, kau seharusnya memberitahuku sejak awal," Claudius perlahan menyingkirkan tubuhnya, menatapnya sambil tertawa dingin, "Masa rawan trimester pertama, sepertinya aku juga tak jarang melakukannya padamu. Kalau sampai suatu kali aku tak sengaja menyebabkan janinmu gugur, bagaimana?"

Sampai sini, ia teringat bagaimana caranya ia berhubungan dengan Josephine bebrapa waktu lalu.

Sepertinya setiap kali Claudius menginginkannya, Josephine selalu mencari berbagai alasan untuk menghindarinya, dan tiap kali itu pula ia selalu mengira Josephine menolaknya, hingga ia murka dibuatnya.

Kini setelah dipikir-pikir, untunglah dirinya tidak melakukannya sampai keterlaluan, kalau tidak anak ini bisa-bisa gugur sejak dulu.

Claudius menghela napas, "Saat masa rawan dulu aku tidak melihat masalah pada kandunganmu. Sekarang janinmu sudah besar dan mulai stabil, jadi lebih aman lagi, kan?"

Direspon seperti ini, Josephine pun tak memiliki alasan untuk membantah. Saat bibir Claudius kembali menyentuh bibirnya, ia hanya bisa memejamkan mata, menahan gejolak dalam hatinya, dan membiarkan bibirnya dijelajahi oleh Claudius.

Sebetulnya Claudius tidaklah menginginkan dia saat ini, ia hanya tidak puas dengan perlakuan Josephine yang mengusirnya tadi. Ia ingin Jospehine memahami statusnya sebagai istri. Ia ingin Josephine tahu, ia adalah langit wanita itu, suaminya, dan bukan orang yang bisa sembarangan dicampakkannya.

Namun pelukan dan ciuman ini, membuatnya lupa akan tujuan awalnya. Tubuhnya mulai bergairah dan tak terkontrol.

Ia menginginkannya, saat ini juga.

Ia tenggelam dalam hasrat yang diciptakannya sendiri. Hingga tangannya menyentuh perut Josephine yang sedikit menonjol, ia baru tersadar, dan menyingkirkan tubuhnya. Ia menekan hasrat dalam dirinya dan duduk tegak.

Jospehine sedikit terkejut, ia membuka matanya perlahan dan menyadari bahwa Claudius telah meniyngkirkan tubuhnya. Bagaimana bisa? Ia masih mengira bahwa Claudius akan mengacuhkan perasaannya dan melakukannya di sini.

Claudius membenahi kerahnya, lalu bangkit dari sofa, "Karena kau seorang wanita hamil, hari ini aku melepaskanmu."

Josephine mengikutinya duduk di sofa, wajahnya tetap waspada.

Claudius tidak bermaksud pergi, Josephine pun tidak berani bergerak. Mereka saling diam dalam kecanggungan, mengobrol pun tampak sulit, karena memang sulit untuk mengobrol dengan Claudius.

Setelah beberapa saat, Josephine baru mengeluarkan satu kalimat, "Mengapa kau pulang begini awal?"

"Bukankah kau juga?" Claudius menatapnya, "Bukankah kau bilang hendak makan bersama teman di luar?"

Apakah Josephine membohonginya lagi?

"Sudah selesai."

"Makan apa?"

"Hotpot," jawab Josephine jujur.

Makanan yang sangat merakyat seperti ini, Claudius sepertinya tak akan memakannya seumur hidup.

Benar, Claudius mencondongkan badannya dan menatap Josephine, "Benarkah? Aku selalu penasaran seperti apa rasanya hotpot," Selesai berkata begitu, ia menghadap bibir Josephine dan menciumnya.

Josephine mengangkat tangan dan menahan bibirnya, "Aku baru saja menggosok gigi."

"Pagi sekali sudah menggosok gigi, sayang sekali..." Claudius menarik badannya sambil berpura-pura kecewa.

Obrolan saat ini tampak begitu sulit dilakukan, Jospehine bahkan tak tahu harus berkata apalagi setelah ini, jadi ia pun mendongak dan menatap Claudius, "Kau tidak mandi?"

Claudius mengangguk, lalu pergi ke kamar mandi.

***

Keesokan harinya, Josephine menggeledah isi lemarinya, akhirnya ia menemukan setumpuk baju baru itu dan mencoba salah satunya. Ukurannya pas, terasa nyaman dipakai.

Satu-satunya hal yang mebuatnya tak nyaman adalah bahwa baju-baju ini dipilihkan oleh Belinda. Ia merasa aneh ketika memakainya.

Saat ia turun ke bawah, Sally memujinya bajunya yang tampak cantik sambil terkekeh. Ia memuji selera Claudius.

Claudius menoleh melihat Josephine, memang cantik, ia pun mengatakan 2 kata pada Sally, "Terima kasih."

"Aku mengatakan kejujuran, untuk apa berterima kasih," Sally mencondongkan tubuhnya ke arah Josephine, "Kakak Ipar, Kakak Sepupu memang tampak cuek dan dingin. Ia jelas baik kepada siapa saja, tapi enggan mengatakannya."

Josephine hanya tertawa, tidak menjawab.

Setelah sarapan usai, mereka pergi mengerjakan urusan masing-masing. Josephine hanya berdiam di rumah dengan bosan. Saat jam makan siang, ia pergi ke panti asuhan untuk bermain dengan anak-anak. Saat mendekati jam makan malam, ia menerima SMS dari Claudius. Ia mengajaknya makan malam.

Saat membaca pesan itu, hati Jospehine diliputi keheranan. Ia tak mengerti mengapa Claudius akhir-akhir ini begitu perhatian. Apakah ada udang di balik batu?

Kemarin ia sudah menolaknya, kalau hari ini ia menolaknya lagi tidak akan bagus. Ia pun mengiyakan ajakan Claudius dan datang ke alamat yang dikirimkannya.

Ini adalah sebuah Restoran Barat yang mewah. Interiornya sangat indah dan romantis, dilihat-lihat seperti didesain khusus untuk pasangan.

Ketika ia sampai di ruangan khusus yang telah dipesan sebelumnya, Claudius belum tiba. Ruangan itu didesain romantis, ada mawar, lilin, dan anggur merah.

Pelayan menyuguhkan segelas air lemon untuknya. Saat ia meminumnya, terdengar suara pintu diketuk, diikuti oleh kedatangan Claudius yang diantarkan oleh seorang pelayan wanita.

Melihat Josephine, wajah Claudius pun menampakkan keterkejutan. Josephine melihatnya, namun ia tak mengerti alasannya.

Mengapa ia terkejut? Apakah bukan Claudius yang mengajaknya ke sini?

Josephine berdiri dari kursinya, ia bertanya pada Claudius, "Apakah aku salah masuk? Atau kau yang salah?"

"Berhubung kita sudah di sini, tak ada benar dan salah," Claudius maju dan mendudukannya kembali ke kursinya. Setelah berpesan kepada pelayan, ia kembali berkata pada Jospehine, "Aku ke toilet dulu," ujarnya lalu pergi ke toilet. Dinding toilet sangat kedap suara, Claudius bahkan tak perlu merendahkan volume suaranya, ia mengenggam ponselnya dengan murka, "Belinda! Apa yang kau lakukan?"

Suara Belinda tetap tenang seperti biasa di ujung telepon, "Memperbaiki perasaan antara Anda dan Nyonya."

"Ini bukan lingkup pekerjaanmu," kata Claudius tak senang.

Ia bukannya tak senang makan bersama Josephine, ia hanya tak suka dengan caranya. Ini akan membuat Josephine merasa bahwa Claudius tak bisa hidup tanpa dirinya, sehingga ia mengosongkan keinginan untuk mengambil hatinya.

"Sayalah yang menyebabkan Nyonya salah paham pada Anda, jadi saya mau bertanggung jawab."

"Biarkan saja dia salah paham," kata Claudius kesal. Sebenarnya ia bisa merasakan kalau Jospehine menjauhinya bukan murni karena Belinda, ia tidak sekeras kepala itu, dan tidak sependendam itu.

"Tuan Chen, saya tidak peduli dengan kabar di perusahaan tentang Anda dan saya, tapi saya tidak ingin mempengaruhi hubungan kalian berdua," kata Belinda, "Tuan Chen, baiklah Anda memotong bonus saya bulan ini. Selamat menikmati makan malam Anda."

Usai berkata demikian, Belinda tidak langsung mematikan teleponnya, melainkan menunggu Claudius yang menutupnya. Ini adalah etika saat bertelepon dengan atasan.

Claudius menggertakkan giginya, "Kemarin dan hari ini, total 2 bulan bonus, kau pergilah sendiri ke bagian keuangan."

"Baik, Tuan," Belinda terdiam beberapa saat, dan saat ia berkata demikian, Claudius sudah menutup teleponnya.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu