Istri ke-7 - Bab 151 Cara Untuk Memperbaiki (2)

"Kamu begitu tidak menginginkan anak, kalau tidak... kamu temani aku menginap di kuil semalam?" Josephine merasa hanya cara inilah yang terbaik.

Claudius menggeleng: "Tidak, kali ini nenek akan membuatmu tinggal lama di dalam kuil."

Tinggal di kuil? Tuhan!

"Nenek tidak akan sekejam itu bukan?" Josephine ketakutan.

"Mungkin saja?" Claudius menjawabnya dingin.

Josephine sangat kaget.

"Kamu pertimbangkan dengan baik." Claudius menyetir mobil menuju ke rumah.

Mobil pun sampai di rumah. Josephine melihat nenek berdiri di pintu dan melihat ke sekitar, sepertinya sedang menunggu mereka pulang, ternyata benar, melihat mobil, dia pun langsung berjalan menyambut.

"Nenek, pelan-pelan saja." Kakak He mengikutinya dan memapahnya.

Nenek melihat mereka berdua, lalu menarik tangan Josephine dan bertanya: "Kalian tiba-tiba keluar karena masalah kandungan? Bagaimana? Apakah ada masalah?"

Josephine melihat ekspresi nenek yang panik, lalu melihat Claudius yang sudah berdiri di belakang nenek lalu tersenyum dan menjawab: "Nenek tenang saja, tidak apa-apa, tuan muda yang terlalu berlebihan."

Setelah pertimbangan sepanjang jalan, dia tetap memilih untuk merahasiakannya.

Dia tidak khawatir kalau nenek akan benar-benar mengusirnya untuk tinggal di kuil, dia juga sadar kalau Claudius hanya menakutinya saja. Dia memutuskan untuk hamil, itu terutama karena keputusan Claudius.

Claudius yang selama ini tidak mengharapkannya untuk melahirkan saja sekarang sudah tidak merasa terbebankan lagi, lalu apa yang harus dia ragukan lagi?

"Kenapa? Sebenarnya ada apa?" Nenek bertanya lagi."

"Tidak apa-apa, kalau tidak kami tidak akan pulang begitu cepat, benar tidak, tuan muda." Dia tersenyum kepada Claudius.

Claudius pun segera menjawabnya: "Benar nenek, dokter bilang tidak apa-apa."

Nenek akhirnya merasa tenang, menepuk-nepuk dadanya: "Aku sangat kaget, aku pikir cicitku ada apa-apa."

"Sudah kubilang kan nek, nyonya begitu sehat, anaknya pasti akan baik-baik saja." Kakak He lalu berkata: "Tuan muda dan nyonya, kalian tidak tahu tadi nenek sangat panik, sejak kalian keluar, dia pun langsung berdiri di pintu, tidak bisa menelepon dan mencari kalian, dia sangat cemas."

"Ini tandanya nenek cinta dengan cicitnya." Sally Lin yang berdiri dengan Joshua di samping pintu pun tersenyum dan berkata.

Joshua Shen berkata: "Kakak ipar tidak apa-apa, kita semua juga sudah bisa tidur dengan tenang, ayok, tidurlah." Setelah itu dia pun mendorong Sally Lin masuk ke dalam rumah.

Josephine tidak menyangka masalahnya akan membuat semua orang khawatir seperti ini, dia semakin merasa bersalah, kalau benar-benar hamil masih bisa diterima, tapi tidak hamil malah membuat semua orang begini, dia benar-benar merasa sangat bersalah.

"Baguslah kalau itidak ada apa-apa." Nenek tua menasehatinya.

"Nenek, kamu juga cepat istirahat." Josephine berkata.

Nenek mengangguk, lalu tiba-tiba seperti kepikiran sesuatu dan membalikkan badannya berkata kepada Claudius: "Claudius, sekarang ada masa awal kehamilan, kamu jangan macam-macam ya."

Tadi dokter menasehatinya, sekarang nenek juga menasehatinya, Claudius hanya merasa tidak nyaman, jelas-jelas Josephine yang datang ke ranjangnya setiap hari.

Tapi dia tidak mengatakannya, dia hanya mengangguk dan menjawab: "Tenang saja nek, aku akan memperhatikan itu."

"Baiklah." Nenek pun kembali ke kamar."

Melihat nenek sudah kembali ke kamar. Josephine pun mengangkat kepalanya dan melihat Claudius, kebetulan tatapan mereka bertemu, lalu dia pun menundukkan kepalanya.

Claudius berjalan ke atas.

Josephine berjalan mengikutinya, melihat Claudius berjalan masuk, dia pun ikut masuk. Claudius melepaskan baju tidurnya dan menggantinya dengan yang baru.

Josephine berdiri di sampingnya, lalu menatapnya khawatir: "Bagaimana kalau aku tidak bisa hamil? Cepat lambat nenek pasti akan tahu."

Claudius kaget: "Kamu meragukan kemampuanku?"

"Tidak, aku meragukan diriku sendiri." Josephine pun menjelaskan: "Dulu saat melahirkan aku tidak melakukan perawatan dengan baik setelah persalinan, aku takut ini malah membuatku penyakitan, menstruasi kali ini adalah gejalanya."

Claudius membalikkan badan dan menatapnya, dia pun menenangkannya: "Tenang saja, asalkan kamu mau bekerja sama, tidak akan ada masalah."

Melihatnya begitu percaya diri, Josephine pun merasa tenang.

Claudius melihatnya lalu berkata: "Ganti baju yang bersih, cepat istirahat."

"Oh, baik." Josephine meninggalkan kamarnya lalu berjalan kembali ke kamarnya sendiri.

*****

Josephine membereskan kembali barang yang dibelinya, menyuruh Claudius memberikannya ke Panti Asuhan Harapan.

Bayi disana banyak, pasti akan terpakai.

Claudius melihat kantong besar yang ada di tangannya, lalu berkata: "Tidak perlu terburu-buru, kita akan segera punya anak."

"Lebih baik disumbangkan saja dulu, jangan boros." Memang sudah terlalu cepat membeli semua ini, kalau ditunggu lagi semua akan kadaluarsa."

Claudius akhirnya mengambil kantong itu dan berjalan ke bawah.

Josephine menaruh kembali sisa barang ke dalam lemari, kakak He pun langsung mengantar sup ayam ke kamarnya, melihatnya sudah meminumnya habis dia pun menasehati: "Nyonya, berbaringlah dan istirahat, jangan lari kemana-mana lagi oke?"

Josephine mengangguk, melihat kakak He pergi dia pun merasa lega.

Dia tidak menyangka hamil ternyata adalah hal yang sangat menyulitkan.

Josephine sudah tertidur, tidak tahu sudah tidur berapa lama, tiba-tiba dia merasa ada yang memeluknya. Dia pun berbaring dan memeluk kembali orang itu.

"Kamu sudah pulang?" Dia bertanya.

"Kenapa tidak tidur disana?" Claudius bertanya.

"Aku menstruasi."

"Sudah satu minggu." Claudius menggendongnya dan berjalan ke kamar didepannya.

Merasakan tubuhnya yang melayang Josephine pun terbangun, dia membuka lebar matanya dan melihat Claudius menggendongnya keluar: "Tuan muda kamu mau ngapain?"

"Aku dan kamu sama tidak menyukai kamar ini."

"Tidak, maksudku, kamu mau ngapain."

"Mau ngapain lagi? Membuat anak." Claudius menjawabnya dengan santai.

"Aku baru menstruasi tentu saja tidak bisa."

"Siapa yang bilang, bagaimana kalau aku bisa?" Claudius meletakannya di atas ranjang, menundukkan kepala dan menciumnya.

Josephine mencium aroma bir di bibirnya, dia pun bertanya: "Kamu minum lagi?"

"Sedikit saja." Claudius menciumnya dan menahan semua nasehat yang akan keluar dari mulutnya itu. Dia tahu tidak boleh minum, tapi di dalam dunia bisnis, bagaimana mungkin dia tidak minum?

Untuk pertama kalinya, Claudius tidak memakai alat kontrasepsi, dan orgasme di dalam tubuhnya.

Sebenarnya mereka berdua tahu sekarang bukanlah masa kesuburan dan mungkin tidak akan hamil, tapi mereka tetap melakukannya dengan mesra.

Setelah itu, Josephine terbaring di atas ranjang, Claudius mengulurkan tangannya dan menariknya ke dalam pelukannya, mereka berdua pun tertidur.

*****

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu