Istri ke-7 - Bab 164 Tujuan Juju Zhu (3)

Claudius Chen menunduk dan melihat kotak kue itu, lalu melihat Juju sambil berkata dengan serius: "Juju Zhu, kelak jangan sebaik ini terhadapku, jika Josephine melihatnya dia akan merasa tidak senang."

"Aku tahu, jadi aku tidak berani membiarkan dia melihatnya." Juju Zhu menggoyangkan tangan sambil berkata: "Sebenarnya aku tidak memiliki maksud lain, aku hanya melihatnya saat lewat, dan tiba-tiba teringat saat dulu aku membelikanmu kue teh hijau, lalu aku tidak dapat menahan diri."

Matanya langsung memerah, nada suaranya juga sedikit berubah: "Maaf, aku tidak tahu bahwa diriku bahkan tidak pantas untuk membelikan kue untukmu."

"Aku tidak bermaksud seperti ini."

"Jadi apa maksudmu."

"Maksudku adalah, aku sudah menikah dengan Josephine, aku adalah pria yang sudah beristri, jika kamu terlalu baik terhadapku akan mendapatkan kritikan dari orang lain."

"Oh, aku mengerti, kedepannya aku akan lebih memperhatikannya." Juju Zhu mengambil kembali kue diatas meja: "Kalau begitu aku ambil kembali kue ini."

"Tidak, letakkan saja disini."

"Baik." Juju Zhu meletakkan kembali kue itu diatas meja, dan berdiri dari kursi, menahan ingusnya lalu berkata sambil tersenyum: "Agar tidak mengakibatkan kesalah pahaman antara kamu dan Josephine, aku tidak akan berlama-lama disini."

"Hmm, kembali dan bekerjalah dengan baik."

"Aku akan bekerja dengan baik." Juju Zhu berbalik dan berjalan keluar.

Sore hari Claudius Chen pergi untuk menemani klien makan malam, Josephine Bai juga sudah membuat janji dengan Susi dan Angie Yao.

Saat mereka bertiga bertemu, Susi melihat Josephine Bai dan menertawakannya: "Kenapa memiliki waktu untuk mengajak kami makan? Tidak perlu pulang untuk melihat Tuan Muda Chen dan manusia rendahan itu?"

"Benar? Kamu tidak khawatir mereka berdua bercinta di atas ranjang?" Angie Yao yang berada disamping ikut menimpali.

Josephine Bai melihat mereka berdua, dengan tidak senang berkata: "Kalian jangan bicara sembarangan, meskipun siasat wanita itu sangat banyak, tapi pertahanan Claudius Chen sangat baik, tidak mungkin bercinta di atas ranjang dengannya."

"Pria, tahu orangnya tahu wajahnya tapi tidak tahu hatinya, saat bersikap lain dimulut dan lain dihati kamu sama sekali tidak dapat menahannya." Susi berkata: "Dilihat dari situasi yang kamu gambarkan, kelihatannya Claudius Chen masih sangat mencintainya, tiap hari bertemu dengan orang dicintai tapi tidak dapat menyentuhnya, pria mana yang bisa tahan?"

Josephine Bai tidak berdaya dan tersenyum: "Kalian itu, hanya tahu menakut-nakutiku."

"Kami sedang mengkhawatirkanmu."

"Sudah, lebih baik kalian katakan hal yang menggembirakan untuk membuatku senang, beberapa hari ini aku hampir mati tertekan." mengingat beberapa hari ini dirinya dan Nona Zhu sedang berada di ombak besar tapi harus terlihat tenang, Josephine Bai merasa sangat lucu. Dulu dirinya tidak seperti ini, saat bertemu dengan musuh percintaan ternyata dapat merubahnya menjadi membosankan dan memiliki kebiasaan buruk.

Angie Yao mengangkat bahunya: "Menurutmu apakah kami terlihat memiliki hal yang menyenangkan untuk menghiburmu?"

Josephine Bai melihat mereka berdua, memang tidak seperti memiliki hal yang menyenangkan.

Setelah mereka selesai makan, mereka melanjutkan menonton film.

Saat keluar kebetulan mereka bertemu dengan mobil Marco Qiao yang berhenti di depan pintu, Angie Yao bertanya dengan kaget: "Susi, bukankah ini mobil adik iparmu?"

"Benar, aku pergi lihat sebentar." Susi berjalan menghampiri mobil itu, bersandar dan berbicara dengan Marco Qiao yang berada didalam mobil, setelah kembali dia memberitahu Josephine Bai: "Josephine, Marco Qiao kebetulan akan menuju ke arah tempat tinggalmu, kamu ikut mobilnya pulang, aku akan mengantar Angie."

Josephine Bai melihat mobil Marco Qiao, meskipun rumahnya dan Angie Yao kebetulan berlawanan arah, tapi larut malam dia diantar pulang oleh seorang pria, jika Claudius Chen melihatnya apa yang akan dia pikirkan?

Josephine segera berkata: "Tidak, ini tidak terlalu pantas, lebih baik aku pulang naik taksi saja."

"Apanya yang tidak pantas? Kamu naik taksi barulah tidak pantas, naik taksi menuju villa orang lain pasti akan menebak kamu adalah orang kaya, setelah memperkosamu lalu membunuhmu tidak ada yang tahu apa yang terjadi." Susi tidak berbicara panjang lebar, dia menarik Josephine Bai menuju mobil Marco Qiao,lalu membuka pintu mobil belakang dan berbicara dengan Marco Qiao: “Sudah merepotkanmu, Tuan Muda kedua.”

Marco Qiao melihat Josephine Bai, tersenyum dengan tenang: "Tidak perlu sungkan."

Josephine di tarik paksa lalu di dorong masuk ke dalam mobil, lalu pintu mobil ditutup, dia belum sempat merespon, ditelinganya sudah terdengar suara Marco Qiao yang memikat dan sopan: "Paman Zhang, jalankan mobilnya."

Angie Yao menarik kembali pandangannya dari mobil Bentley itu, dan melihat Susi: "Apa yang sedang kamu lakukan? Takut mereka berdua tidak bisa bertengkar?"

"Jika tidak sedikit mengguncang Claudius Chen, dia akan mengira Josephine kita adalah orang yang mudah di tindas, yang bisa dia perlakukan sesukanya." Susi mengomel sambil menggerakkan bahunya: "Bagus kalau mereka bertengkar, jika mereka bertengkar membuktikan Claudius Chen masih memiliki sedikit perasaan terhadap Josephine."

"Kamu jahat sekali, tapi juga terlalu bijaksana dan berpikiran panjang." Angie Yao tidak tahan dan memujinya.

"Cih, saat aku sedang berkelahi dengan pelakor, kamu masih sedang bermain lumpur."

"Benar, saat kamu diinjak pelakor di dalam lumpur, aku juga sedang bermain lumpur." Angie Yao membalikkan kepala dan bergumam sambil berjalan menuju parkiran, dia tidak mempedulikan Susi yang sedang marah di belakangnya.

Duduk di mobil Marco Qiao, Josephine Bai merasa sedikit canggung dan tersenyum kepadanya "Maaf, merepotkanmu lagi."

"Tidak perlu sungkan, aku hanya membantu." Marco Qiao membalas memberikan senyuman yang lembut kepadanya.

Josephine Bai menggunakan sudut matanya melihat Marco Qiao yang sedang mengenakan mantel berwarna kuning muda dan terlihat elegan, sambil memeras otak memikirkan apa yang harus dia katakan selanjutnya.

Dia menyadari pria ini lumayan tampan, tidak semenakutkan seperti yang Susi katakan, sayangnya dia cacat.

"Oh ya, kenapa kamu bisa berada di Grand Mall?"

"Aku kebetulan lewat, dan menerima telepon dari kakak iparku, dia bertanya apakah aku ada waktu untuk membantunya mengantarkan seseorang."

Josephine Bai merasa kaget, kapan Susi menelepon Marco Qiao? Kenapa dia tidak tahu sama sekali? Dan juga biarpun dia memerlukan seseroang untuk mengantarkannya pulang, juga tidak seharusnya mencari tuan muda kedua Qiao yang kedua kakinya tidak leluasa kan? Dia bisa meminta orang lain untuk mengantarkannya kan?

Kenapa kelihatannya seperti disengaja? Apa yang ingin dilakukan wanita ini?

"Bagaimana denganmu? Apakah hubunganmu dan Tuan Muda Chen sudah berbaikan seperti dulu?" setelah berhenti beberapa saat, perkataan Marco Qiao kembali terdengar .

Josephine Bai kembali memusatkan perhatiannya, dan segera menganggukkan kepala dan tersenyum kepadanya: "Kami sangat baik, terima kasih atas perhatiannya."

"Bagus kalau baik." Marco Qiao kembali tersenyum dengan tulus, membalikkan kepala dan tidak berbicara lagi.

Setelah Claudius Chen selesai makan dengan klien, dia langsung pulang. Setelah sampai dirumah dia tidak melihat Josephine Bai, setelah bertanya kepada Maria dia baru tahu kalau Josephine masih belum pulang.

Dia mengambil HP dan menelepon Josephine, tapi HPnya tidak aktif.

Lalu dia menelepon Susi, telepon Susi tersambung, dia memberitahunya kalau Josephine pergi nonton dengan temannya. Saat dia bertanya siapa temannya, Susi bersikeras mengatakan tidak tahu pasti dia pergi dengan siapa.

Biasanya Josephine Bai selalu menghabiskan waktu bersama Susi dan Angie Yao, kadang-kadang dia berkumpul bersama Alex Zhao dan istrinya.

Mengingat hari ini tidak ada yang aneh dengannya, Claudius Chen dengan tenang pergi ke ruang baca untuk bekerja.

Dari jam delapan sampai jam sepuluh, dia yang sedang bekerja sedikit tidak dapat berkonsentrasi, hampir setiap setengah jam dia akan keluar dan melihat apakah Josephine Bai sudah pulang atau belum.

Jam sepuluh dia sudah selesai bekerja, sambil menelepon dia berjalan ke lantai satu.

Di bawah, Juju Zhu sedang menonton TV sambil memegang piring berisikan buah, melihatnya turun, Juju melambai kepadanya sambil berbicara: "Claudius, apakah kamu ingin keluar?"

"Tidak." Claudius Chen berhenti dan melihatnya: "Kenapa kamu masih belum tidur?"

"Aku terbiasa tidur jam 11, bagaimana denganmu? Kenapa belum tidur?"

"Aku sedang menunggu Josephine pulang." Claudius berkata.

"Oh, kemana Josephine?"

"Katanya dia pergi nonton film dengan teman."

"Kalau begitu sebentar lagi seharusnya sudah pulang." Juju Zhu berkata sambil melihat jam di dinding, lalu melambai kepadanya: "Claudius, duduklah sambil menunggunya, sekalian menemaniku berbicara, baik tidak?"

Claudius Chen tidak segera mengiyakannya, oleh karena itu Juju Zhu kembali berkata: "Kita sudah bertemu selama ini, tapi masih belum berbincang-bincang dengan baik, oh ya, bagaimana dengan masalah ayah dan ibuku apakah sudah beres?"

Claudius Chen menghampirinya, dan duduk dihadapannya sambil berkata: "Aku sudah menyuruh Asisten Yan mengurusnya, seharusnya akan segera memiliki hasil, kamu tidak perlu khawatir."

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu