Istri ke-7 - Bab 191 Pertemuan yang Kebetulan (7)

Di luar tiba-tiba terdengar suara yang berkata, "Sayang, apa itu masih perlu ditanyakan? Kamu juga bukannya tidak pernah pergi."

Dan Joshua pun masuk, dengan senyuman lebar berjalan ke depan Sally, ia menunduk dan mencium keningnya sambil memakinya, "Dasar kau orang tak punya hati."

Sally menentang dengan tidak terima, "Waktu itu aku masih kecil, lagipula aku cuma pergi 3 tahun, tidak sama kan."

"Tiga tahun saja sudah sangat lama tahu? Cukup bagiku untuk mencintai beberapa wanita lain," ucap Joshua sambil mengeluarkan 2 lembar tiket film dari dompetnya, "Lihat apa ini?"

"Film Hollywood yang baru tayang?"

"Berul," kata Joshua sembari menepukkan kedua tiket itu ke dahi Sally, "Masih mencurigaiku tidak menyayangimu? Aku saja merasa aku menyayangimu seperti madu."

"Tapi... Aku hari ini masuk malam," kata Sally sambil memutar bola matanya, "Kau bahkan tidak tahu kelas yang aku ambil, masih berani bilang menyayangiku?"

"Apa? Hari ini kau ada kelas malam?"

"Pindah kelas, bukannya aku sudah memberitahumu dari dulu?" Kata Sally mengeluh.

"Oh ya?" Kata Joshua kehabisan kata-kata, lalu berkata, "Tidak masalah, toh hanya 2 lembar tiket bioskop kan? Besok bisa beli 2 lembar lagi."

"Tetapi film ini sangat laris, sayang sekali tempat duduk dan filmnya," kata Sally menatap tiket itu, kemudian memberikannya pada Juju, "Kakak ipar, bukankah kamu suka film luar semacam ini? Kuberikan padamu saja."

"Aku? Tidak ada yang menemaniku," kata Juju memelas.

"Minta kakak menemanimu pergi saja, kebetulan hari ini kakak pulang awal."

Juju menatap Claudius, dengan wajah yang tetap memelas ia bertanya, "Claudius, apakah kau ada waktu menemaniku?"

Dulu ia bukannya tidak pernah meminta Claudius menemaninya nonton, bahkan ia memintanya sambil membawa tiket, namun setiap kali ia selalu menolak karena alasan pekerjaan. Ia pikir kali ini Claudius juga akan menolak, menyuruhnya meminta Maria menemaninya, tak disangka ia malah terdiam sejenak kemudian mengangguk, "Baik."

Melihatnya setuju, senyum di wajah Juju pun merekah, "Benarkah? Kau sungguh akan menemaniku nonton?"

"Bukankah aku sudah bilang, kerjaan hari ini tidak begitu banyak."

"Bagus sekali," seru Juju senang dan berterima kasih pada Sally, Sally mengedipkan mata padanya sambil tersenyum.

*************

Setelah makan malam, Claudius menemani Juju pergi menonton, ketidak normalan-nya juga membuat nenek heran.

Di sepanjang jalan, Claudius tidak mengatakan apapun, tetapi Juju jelas merasakan perubahan kecilnya itu, ia sangat gembira, ujung bibirnya tak bisa berhenti tersenyum, sepanjang jalan ia terus mencari topik pembicaraan untuk mengobrol dengannya.

Setelah menghetikan mobilnya di depan plaza, mereka naik bersama ke bioskop di lantai paling atas.

Di Grand Mall lantai 3 adalah daerah peralatan bayi, Josephine menggandeng tangan Jesslyn berputar-putar di sana mencari kaus kaki putih untuk tampil di acara hari anak, sungguh sulit menemukan toko yang memilikinya.

Josephine memandang kaus kaki di tangannya dan berkata, "Sepertinya kekecilan, apakah masih ada yang lain?"

Pegawai toko itu mengamati Jesslyn kemudian tersenyum dan berkata, "Ini adalah yang terakhir, karena setiap tahun ada perayaan hari anak, para orangtua juga mencari kaus kaki putih, sekarang hampir semuanya habis terjual."

Ia memegang kaus kaki putih itu dan membandingkannya di sebelah kaki Jesslyn, "Adik pasti juga mengenakannya untuk tampil kan? Elastisitas kaus kaki ini sangat baik, lagipula hanya dipakai sekali, tahan sehari saja."

Di toko lain sudah tidak ada, Josephine juga hanya bisa terpaksa begini.

Selesai membeli kaus kaki, ia pun mengajak Jesslyn pulang, sesampainya di parkiran lantai 1, ia baru menyadari sulit keluar dari parkiran itu, terpaksa ia memanggil satpam yang sedang berkeliling untuk membantunya.

Pemuda itu melambai-lambaikan tangannya sambil menunjuk, "Putar setirnya ke kiri sedikit, lebih kiri lagi..."

Josephine menghentikan mobilnya dan menengok ke kanan dan kiri, dengan tidak yakin bertanya, "Ke kiri sedikit apa bisa keluar? Kenapa aku merasa khawatir ya?"

"Bisa, tenang saja dan keluarlah," kata pemuda itu mengangguk.

Josephine melepaskan remnya, kemudian bergerak sedikit demi sedikit mengikuti gerakan tangannya, meskipun ia sudah sangat berhati-hati, namun mobilnya tetap tidak sengaja menggores mobil sedan hitam di sebelahnya. Kedua mobil itu berciuman, pemuda itu melihatnya dan segera berteriak, "Berhenti....! Berhenti...!"

Josephine tersentak, ia dengan tergesa-gesa turun dari mobil da melihatnya.

Gawat! Bisa-bisanya menggores mobil mewah orang hingga meninggalkan bekas belasan senti!

Dengan kehabisan kata-kata ia mendongak menatap pemuda itu dan memarahinya, "Kau bisa menunjukkan arah tidak sih!"

Pemuda itu terkejut, ia segera meminta maaf, "Maaf, kukira dengan begini bisa keluar, benar-benar maaf..."

"Apa kau bisa menyetir?"

"Tidak, aku baru saja mendaftar untuk buat SIM," ujar pemuda itu dengan perasaan bersalah.

Josephine benar-benar kehabisan kata-kata, bisa-bisanya ia memanggil orang yang bahkan tak bisa menyetir ini untuk memberinya aba-aba!

Melihat mobil mewah seharga puluhan juta dolar di sebelahnya itu, ia dalam hati menghitung harganya, benar-benar apes!

"Lalu sekarang bagaimana? Aku yang ganti rugi atau kamu?" Tanyanya pada pemuda itu.

Tidak bisa kabur begitu saja kan, tak hanya karena di sini ada CCTV, walau tidak ada pun ia juga tidak enak pergi begitu saja.

Karena ditanyai seperti itu, pemuda itu langsung ketakutan, ia langsung menyahut, "Kak, tahun ini aku baru mulai bekerja paruh waktu, aku tak bisa menggantinya, kulihat Anda seperti orang kaya, bagaimana kalau..." Ujarnya sampai wajahnya merah padam, "Bagaimana kalau Anda melaporkannya pada pihak asuransi, kemudian sisanya aku yang ganti."

Melihat wajahnya yang merah padam itu Josephine juga tak berani memintanya ganti rugi, ia hanya bisa menganggap dirinya sial, ia berkata, "Lupakan saja, cepat cari pemilik mobilnya untuk menyelesaikan masalah ini."

"Ah, akan kucari sekarang," kata pemuda itu dengan cepat menyampaikan hal ini pada pihak informasi plaza untuk diumumkan.

Josephine kembali ke mobilnya dan memeluk Jesslyn, Jesslyn yang tidak paham bertanya dengan bingung, "Kenapa bu? Bukannya kita mau pulang?"

"Ibu tidak sengaja menggores mobil orang, harus menunggu sebentar baru bisa pulang."

Jesslyn melihat mobil yang bertabrakan itu, ia menunjuk Josephine dan berkata angkuh, "Ibu, ibu melakukan apa-apa kurang hati-hati."

"Iya iya, jangan membalas ibu karena memarahimu, ibu ini dicelakai orang tahu," ucapnya sambil mencubit wajah kecil Jesslyn.

************

Tiket Claudius dan Juju masih tersisa 20 menit lagi baru bisa masuk, Juju menyodorkan es krim yang dibelinya ke depan mulut Claudius, lalu berkata dengan senyuman lebar, "Ini rasa vanila, sangat enak, cobalah."

"Tidak perlu, aku tidak suka makanan dingin," kata Claudius.

"Sungguh tidak paham kenapa ada orang yang tidak suka es krim," kata Juju tertawa sambil menarik kembali es krimnya dan memakannya.

Saat itu, terdengar pengumuman yang mencari pemilik mobil, berturut-turut berbunyi 2 kali, Juju dengan bingung melihat Claudius, "Claudius, nomor pelat mobil yang ia bacakan sepertinya milikmu."

Di bioskop itu sangat ramai dan berisik, Claudius tidak mendengar dengan baik suara pengumuman itu, karena dibilangi oleh Juju ia baru memperhatikannya, nomor pelat mobil yang dibacakan ternyata memang milik mobilnya.

"Aku akan turun dan lihat," kata Claudius lalu bediri.

"Apa yang terjadi?"

"Mungkin mobilku menghalangi mobil lain," kata Claudius, "Tunggulah aku di sini, aku akan turun mengurusnya sebentar."

"Baik, cepat naik lagi, 20 menitan lagi kita harus masuk," kata Juju.

Claudius mengangguk, ia pun bangkit dan berjalan ke arah lift.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu