Istri ke-7 - Bab 273 Keluar dari penjara (Henry Qiao vs Susi) (1)

Susi berjalan keluar dari ruangan latihan menari, dia berjalan ke kelas playgroup yang berada di lantai tiga sambil merapikan roknya.

Beberapa anak gadis yang mengikuti kelas pelatihan yang sedang berjalan kemari dari koridor memberi salam dengan sopan kepadanya: "Ibu Guru Susi sampai jumpa."

"Sampai jumpa, sampai dirumah latihan yang baik." Susi berkata sambil jalan.

"Baik." melihatnya sudah pergi jauh, anak-anak gadis itu mulai bergosip: "Dengar-dengar Guru Lian dari pusat pelatihan sedang mengejarnya, dia pergi dengan sangat terburu-buru apakah karena mau pergi kencan?"

"Aku rasa tidak mungkin. Orang yang dingin seperti Ibu Guru Susi seharusnya tidak akan menyukai pria seperti Guru Lian."

"Guru Lian sangat baik, katanya dia sengaja mengajar menari di pusat pelatihan ini demi Ibu Guru Susi."

Suara celotehan anak-anak gadis itu terdengar di telinga Susi, tapi dia hanya menggelengkan kepala dan tertawa di dalam hati, dan tidak menghiraukannya.

Mengenai maksud hati Guru Lian, bahkan anak-anak itu dapat merasakannya. Bagaimana mungkin dirinya tidak merasakannya, hanya saja dia masih tidak memiliki kebiasaan mencari seorang pria.

Tempat ini adalah tempat pelatihan swasta, lantai satu adalah pelatihan di bidang kebudayaan, lantai dua adalah pelatihan di bidang seni, lantai tiga adalah kelas playgroup.

Susi pergi ke salah satu kelas playgroup, dari sela pintu dia melihat kedalam kelas, tanpa sadar sudut bibirnya terangkat dan membentuk senyuman yang lembut dan hangat.

Semua orang mengatakan dia adalah orang yang dingin, sebenarnya tidak ada yang pernah melihatnya seperti ini. Tidak ada yang pernah melihat saat dia sedang bersama Ethan.

Saat ini Ethan sedang melafalkan puisi kuno ditemani guru playgroup, dia mempelajarinya dengan sangat tekun.

Setelah menunggu beberapa saat di depan pintu, kelas mereka sudah selesai, Ethan melihat Susi yang berada di depan pintu, dari wajahnya yang putih mulus muncul kegembiraan, dia melangkahkan kaki kecilnya dan berlari menuju Susi:”Ibu, akhirnya kamu datang untuk menjemputku, aku tidak suka berada disini.”

"Kenapa?" Susi menggendongnya, lalu mengenggam wajah kecilnya sambil tersenyum: "Apakah setelah besar nanti Ethan tidak mau menjadi seorang pria yang memiliki kebudayaan?"

"Mau, tapi aku ingin bersama ibu."

"Tapi ibu harus bekerja, tidak bisa terus menemani Ethan."

Ibu guru berjalan menghampiri mereka sambil tertawa lalu menggenggam telapak tangan Ethan dan berkata: ”Tadi Ethan bertengkar dengan seorang temannya, sehingga membuatnya tidak senang.”

"Benarkah? Kenapa kamu bertengkar dengan temanmu?"

"Karena dia merebut mainanku." Ethan mengangkat kepalanya berkata:”Ibu, aku tahu aku salah, kelak jika ada sesuatu aku akan berbagi dengan teman-teman.”

“Ethan sangat hebat, lebih hebat dibandingkan dengan Jose.” Ibu guru memujinya.

Susi juga mengangguk dan berkata sambil memujinya: "Hmm, Ethan adalah anak yang baik karena tahu telah berbuat salah."

"Kalau begitu apakah ibu akan memberikan hadiah kepadaku?" Ethan bertanya sambil tersenyum.

"Oh...." Susi berpikir sebentar: "Bagaimana kalau aku menghadiahkanmu pergi bermain di taman bermain kecil bersama kak Jesslyn?"

"Yay! Bagus sekali!" Ethan mencondongkan badannya dan mencium pipi Susi dengan bersemangat, dia mencium Susi hingga Susi tertawa dengan sangat gembira.

-----

Saat Susi membawa Ethan ke taman bermain di lantai lima Mall World, Josephine dan Jesslyn sudah berada disana.

Saat melihat Ethan, Jesslyn langsung menghampirinya dengan sangat gembira, setelah menyapa Susi Jesslyn langsung menggandeng Ethan ke dalam taman bermain. Lalu Jesslyn berkata dengan gembira:” Ethan, disini baru dibangun sebuah permainan mobil-mobilan yag sangat seru, aku bawa kamu kesana.”

"Terima kasih Kak Jesslyn."

Josephine Bai melihat mereka berdua sambil memperingatkan: "Jesslyn, kamu harus menjaga Ethan dengan baik."

"Aku tahu." Jesslyn mengiyakan.

Setelah melihat anak-anak masuk ke dalam, Josephine Bai menunjuk cafe terbuka yang berada di samping dengan dagunya: "Kita duduk disana."

Setelah mereka berdua duduk, Susi melihatnya lalu bertanya: "Kenapa kamu punya waktu mengajakku minum kopi? Kamu tidak perlu menjaga anakmu yang nomor dua dirumah ?"

"Aku keluar untuk bermalas-malasan. Biar pembantu yang menjaganya" Josephine Bai berkata sambil tertawa.

Susi mengangguk, setelah memanggil pelayan dan memesan kopi, Susi kembali melihatnya dan berkata: "Bagaimana hubunganmu dan Claudius Chen belakangan ini? Apakah masih saling bermesraan dan berciuman seharian?"

"Baik-baik saja, tidak bertengkar dan tidak ribut." Josephine Bai tertawa, di dalam senyumannya dapat terlihat kebahagiaan.

"Bagus sekali." Susi berkebalikan dengannya, terlihat tanda iri di dalam senyumannya.

"Bagaimana dneganmu? Apa yang akan kamu lakukan?" Josephine Bai melihatnya.

"Aku? Aku masih bisa bagaimana lagi? Ya jalani saja seperti ini."

"Besok Henry Qiao keluar dari penjara, tidak mungkin kamu tidak tahu kan?"

"Besok?" Susi berkata dengan kaget.

Josephine Bai tertawa sambil menggelengkan kepalanya: "Lihat dirimu, kamu benar-benar tidak tahu dan tidak peduli kepadanya!"

Dulu Susi pernah memberitahunya, dia tidak peduli terhadap Henry Qiao, dan juga tidak memperhatikan kabar tentangnya, Josephine mengira dia hanya tidak mau mengakuinya, tak di sangka.... dia benar-benar tidak peduli!

"Dia keluar lebih cepat satu bulan." Josephine Bai berkata dengan sedikit menyayangkan: "Kamu benar-benar tidak akan mempertimbangkan....."

"Josephine, sudah berkali-kali aku katakan kepadamu, sejak aku memasukkannya kedalam penjara, jodoh antara aku dan dia sudah berakhir, dan kami tidak akan mungkin bersama lagi."

"Sebenarnya hatimu yang merasa tidak mungkin atau dia?"

Susi diam beberapa saat, lalu menggelengkan kepala dan tersenyum getir: "Kami berdua sudah tidak mungkin lagi."

"Apakah kamu pernah memikirkan bagaimana dengan Ethan?"

"Aku akan mencarikan ayah lain yang akan menyayanginya." kata Susi.

Josephine Bai menggelengkan kepala: "Lalu apakah kamu pernah berpikir, jika Henry Qiao tahu saat itu kamu tidak menggugurkan anak kalian, dan juga sekarang anak itu sudah berusia dua tahun, apa yang akan dia pikirkan? Apakah dia akan melepaskanmu."

"Aku..... aku akan pergi dari sini."

"Dunia ini tidak sebesar yang kamu kira, lihat wajah Ethan yang sangat mirip dengan Henry Qiao, apakah kamu bisa menyembunyikannya?" tatapan mata Josephine Bai melihat melewati pagar pelindung dan tertuju pada Ethan yang sedang bermain dengan sangat gembira. Wajah mungil nya yang indah, sungguh sangat sangat mirip dengan Henry Qiao.

Susi juga pernah bingung dengan masalah ini, jika bukan dikarenakan mereka sangat mirip, Susi masih bisa mengatakan Ethan adalah anaknya dengan orang lain atau anak adopsinya, tapi.... Tuhan malah memberikan ujian yang sangat sulit ini untuknya.

Yang Josephine Bai katakan benar, dunia hanya sebesar ini, kemana dirinya dapat bersembunyi?

Tiba-tiba Susi menggenggam pergelangan tangan Josephine lalu berkata dengan serius: "Josephine, selain kamu dan Anggie dan juga Claudius tidak ada lagi yang tahu mengenai keberadaan Ethan, jadi kamu harus merahasiakannya, apakah kamu mengerti? Terutama Claudius Chen, suruh dia juga membantuku merahasiakannya."

"Kamu tidak perlu khawatir, Claudius Chen bukan orang yang kepo. Josephine Bai menenangkannya: "Tapi aku harap kamu dapat mempertimbangkan dengan baik untuk kembali bersama dengan Henry Qiao."

Susi melihatnya tapi tidak mengatakan apa-apa, juga tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan di dalam hatinya.

-----

Setelah berpisah dengan Susi, Josephine langsung membawa Jesslyn pulang.

Setelah turun dari mobil, dari kejauhan terdengar suara Claudius yang sedang menjahili Jayden, saat melihat mereka masuk, Jayden langsung tertawa dan berjalan menghampiri Josephine, dan memanggil dengan suara imutnya:”Ibu gendong....”

"Yo, Jayden kangen ibu?" Josephine Bai menggendongnya dari lantai, lalu berkata sambil tertawa: ”Ada apa Jayden? Apakah tidak suka bermain dengan ayah?”

“Jayden mencintai ibu.” Jayden berkata untuk menyenangkan ibunya.

"Sekecil ini sudah tahu cara menjilat." Claudius Chen tertawa sambil memukul pantatnya untuk mengingatkannya, dan langsung menggendong Jesslyn: ”JIka Jayden tidak mau dengan ayah, ayah gendong kakak saja.”

Tapi Jayden tidak menghiraukannya, dan memasang wajah tidak peduli, Jesslyn tertawa lalu berkata: ”Ayah, adik tidak peduli, siapa suruh ayah jarang menggendongnya.”

Claudius Chen memasang wajah tidak berdosa: "Ayah kan harus bekerja."

Di malam hari, setelah menidurkan kakak adik itu, Josephine Bai dan Claudius Chen bersama-sama kembali ke kamar mereka. Barulah Claudius Chen bertanya: "Kamu bertemu dengan Susi?"

Josephine Bai menganggukkan kepala: "Iya, seperti dugaanmu, dia masih belum tahu besok Henry Qiao keluar dari penjara."

"Henry Qiao keluar lebih cepat adalah keputusan yang mendadak, jadi wajar saja jika dia tidak tahu." Claudius Chen menariknya ke tempat tidur sambil tertawa.

Josephine Bai memberontak dari pelukannya, lalu menatapnya: "Aku bisa melihat, sebenarnya dia masih memiliki perasaan terhadap Henry Qiao, tapi dia merasa dirinya dan Henry Qiao tidak mungkin bisa bersama, jadi seharusnya besok dia tidak mungkin pergi menjemputnya keluar dari penjara."

"Hmm." Claudius Chen asal mengiyakan.

"Oh, melihatnya seperti ini sungguh membuatku tidak berdaya, apakah dia tidak dapat menundukan kepalanya sekali saja demi cintanya?"

"Sudahlah, jangan urusi rumah tangga orang lain...." Claudius Chen menunduk dan mencium bibirnya, tidak memberikannya kesempatan untuk berceloteh lagi.....

-----

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu