Istri ke-7 - Bab 229 Tewas Terjatuh (1)

*kota C sebelumnya adalah kota Jakarta

---------

“Aku lihat apakah kamu butuh bantuan.” Sally membenarkan topi diatas kepalanya, dan masuk kedalam ruangan, “Ada apa? Kamu tidak mengharapkan kehadiranku?”

“Aku tidak membutuhkan bantuan.” Juju menutup pintu dan berkata kepada Sally.

“Lingkungan disini lumayan bagus, nyaman.” Sally berdiri di balkon dan melirik sekeliling, lalu berbalik badan menatapi Juju, “Oh iya, apa rencanamu selanjutnya? Menurutku Claudius tidak akan membiarkanmu begitu saja.”

“Mengapa?”

“Karena dia pernah bilang, bagi siapapun yang menipunya, maka hanya ada satu jalan, yaitu mati.” Sally tersenyum menyindir, “Mungkin saja demi Josephine dia tidak akan membunuhmu, tapi dia bisa menggunakan cara lain untuk membuatmu mati dengan ganas.”

Mendengar perkataannya, Juju merinding.

“Apakah kamu punya ide?” tanyanya.

“Aku punya ide, bagaimana kalau kita kerjasama untuk terakhir kalinya?” Sally meliriknya, dan melihatnya tidak berkata, dia ber balik kedalam kamar dan mengambil kertas dan pulpen yang berada di hotel dan menyerahkannya kepada Juju, “Kamu tulis sebuah surat wasiat saja, kira-kira isinya adalah Claudius berselingkuh dan memaksamu mati, setelah itu kamu bisa kabur dari kota c, sisanya serahkan kepadaku, dengan begitu Claudius akan mempunyai tanggung jawab yang tidak bisa dihilangkan, orang Keluarga Chen juga akan mengiramu telah mati, lalu tidak mencarimu.”

Juju berpikir sejenak, lalu berkata, “Mengapa menurutku ide ini didesain khusus untukmu?”

Sally menganggukkan kepalanya, “Benar, ide ini sangatlah bermanfaat bagiku, tapi bukankah lebih berguna lagi untukmu? Jadi kamu tidak perlu peduli lagi untuk siapa ide ini didesainkan.”

Juju menatapi kertas dan pulpen ditangan Sally, namun dia tidak kunjung menerimanya.

“Kenapa? Kamu tidak ingin hidup? Atau kamu tidak tega Tuan Claudius kesayanganmu masuk penjara?”

“Aku sudah mati rasa dengannya.” Kata Juju.

Dia sendiri juga tidak mengerti mengapa dirinya tidak ingin menerima ide Sally, dia terus saja merasa wanita dihadapannya ini tidak patut dipercaya, namun cara yang dikatakannya begitu logis, bahkan sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak.

“Kamu benar-benar bisa membuat orang keluarga Chen mengira aku sudah mati?”

“Apa susahnya? Waktu itu saja Henry juga bisa membuat orang keluarga Chen mengira Josephine sudah mati, aku tentu saja juga bisa membuat mereka mengira kamu sudah mati, aku sudah berada didunia kedokteran selama ini, meminta orang untuk mencari sebuah jasad wanita yang mirip denganmu itu tidaklah susah.” Kata Sally dengan percaya diri.

Setelah beragu-ragu sejenak, Juju akhirnya menerima kertas dan pulpen dari Sally, dia duduk diatas kursi dan menulis surat wasiat, lalu memberikan surat wasiat kepada Sally, “Kamu lihat apakah seperti ini cukup?”

Sally menerima surat wasiatnya dan membacanya, lalu mengembalikannya kepada Juju, “Tambahkan lagi dibelakang, ceritakan Claudius mencambukmu dan mengusirmu dari rumah, tulislah sekasihan mungkin.”

Juju menganggukkan kepalanya dan menambahkan isi surat.

Sally akhirnya menganggukkan kepalanya karena puas, dia meletakkan kertas dan pulpen dimeja disamping sana, lalu berbalik badan berkata kepada Juju, “Baik, kamu sudah boleh mati.”

“Apa katamu?” Juju menatapinya.

“Oh, maksudku kamu sudah boleh berpura-pura mati.”

“Apa yang harus kulakukan?”

“Tunggu, aku pikirkan dulu.” Sally mulai bolak-balik, Juju tegang menatapi Sally yang mondar-mandir memikirkan cara untuknya.

“Kamu lihat dulu saja dibawah sana ada orang atau tidak.” Kata Sally.

Juju menatapi kebawah dengan sedikit memanjati pagar setinggi satu meter lebih, lalu disaat dia menatapi kebawah, Sally tiba-tiba mengangkat kakinya.

“Ahhh.........!” Juju menjerit, badannya terjatuh dari pagar.

Dimomen kritis, Juju berhasil menarik pagar, mukanya pucat. Dia menatapi Sally dengan ketakutan, “Apa.......apa yang ingin kamu lakukan........?”

Suaranya gemetaran, air matanya mengalir, ini adalah lantai 7, dia pasti mati jika terjatuh dari sini!

“Apa yang ingin kulakukan? Tentu saja membunuhmu, dan mencarikan jalan keluar untukku sendiri.” Kata Sally mencibir, “Siapa yang bisa kamu salahkan? Siapa suruh kamu terlalu sok pintar, dan merusak banyak urusanku!”

“Sally, kamu jangan begini, kamu cepat tarik aku..........kumohon tarik lah aku..........”

“Kamu jatuh sana........” Sally melepaskan tangan Juju yang memegang pagar.

Jeritan Juju mengundang banyak orang, jadi meskipun Sally sangatlah ingin memalukannya namun dia menahannya.

Satu tangan Juju berhasil dilepaskan, tangan satunya lagi jelas terlihat sudah tidak kuat, dia tidak lagi memohon, malah tersenyum, “Sally, kamu kira dengan membunuhku kamu bisa mendapatkan jalan hidup? Kamu kira hanya kamu saja yang paling pintar? Aku beritahu kamu, aku sudah mengirim semua bukti ke email Josephine dengan fitur tanggal tetap, waktunya adalah 3 hari lagi, jika aku tidak membatalkannya, maka kamu tunggu saja......”

“Apa katamu?” wajah Sally langsung berubah.

“Aku bilang kecuali kamu membunuh Josephine juga, jika tidak kamu juga pasti akan tewas......!”

Sally bergegas mengulurkan tangan dan menarik tangan Juju, “Dasar wanita hina, naik sini.”

Tangan Juju sudah tidak kuat lagi, badannya jatuh lagi sedikit, Sally menarik tangannya dengan panik, namun bagaimanapun juga dirinya adalah seorang wanita, tenaganya tidaklah cukup.

“Ada kamu yang menemaniku, meskipun mati aku juga bisa tenang.........” Juju malah tersenyum lepas, karena dia sudah tidak kehilangan nafsu untuk hidup, dia tidak lagi berusaha untuk naik lagi.

Lagipula begitu banyak orang menginginkannya mati, Claudius tidak akan melepaskannya, Josephine akan mencarinya balas dendam, sekalipun hari ini dia bisa kabur dari maut, dia juga tidak bisa hidup dengan tenang.

“Ju............” Sally merasa tangannya terlepas, lalu dia melihat badan Juju yang terjatuh, dan akhirnya terjatuh di lahan semen di taman bunga hotel.

Sally tercengang, dia melihat darah yang mengalir dari badan Juju.

“Ahhh.....” terdengar jeritan kecil balkon dari ruangan sebelah.

Sally yang bersiap mundur terhenti, dia menatapinya.

Sebelum dia masuk dia sudah mencari orang untuk menyelidiki bahwa hari ini tidak ada orang yang tinggal disini hari ini, mengapa ada orang dikamar sebelah?

Dia tidak berani menongolkan kepalanya, dan juga tidak punya banyak waktu untuk berpikir, dia lalu bergegas berbalik badan meninggalkan ruangan Juju. Ketika melewati kamar disebelahnya, dia terhenti sejenak dan menatapi pintu kamar sebelah dan sejenak kemudian barulah dia berjalan meninggalkan lantai 7.

Sambil turun tangga, dai sambil menelepon Jeff, dia berkata dengan panik, “Cepat cari orang lihat siapa yang tinggal di kamar 703.”

“Ada orang yang tinggal di 703?” kata Jeff dengan curiga.

“Akulah yang ingin bertanya kepadamu, bukankah katamu di lantai 7 semuanya adalah kamar kosong?”

“Aku sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya, dan lantai 7 memang semuanya adalah kamar kosong, jangan-jangan adalah tukang beres-beres?” kata Jeff dengan khawatir, “Kenapa? Apakah dia melihat semuanya?”

“Iya.” Kata Sally, “Cepat suruh orangmu datang, lihat siapa yang sebenarnya berada didalam sana.”

“Baik, aku akan segera menyuruh Tony untuk berjaga diatas.”

Sally mematikan telepon, dia menghirup nafas dengan pelan, Juju seharusnya tewas, namun hatinya malah sama sekali tidak lega.

Baik email yang dikatakan Juju ataupun saksi yang berada dikamar sebelah, semuanya adalah sebuah masalah baginya.

Sepertinya memang benar kata Jeff, belakangan ini dia memang sedikit terlalu berantakan, terlalu panik, makanya sekali demi sekali dia gagal terus!

Josephine mengangkat teleponnya, dia terhenti tanpa ada gerakan karena kaget.

Dibawah sana terdengar suara gerumunan orang, dia bahkan tidak berani melihat adegan menakutkan itu.

Sejak semalam dia sudah berada didalam kamar ini, tujuannya adalah untuk menemukan bukti Sally bersekongkol dengan Juju, karena dia tidak percaya bahwa Juju bisa mundur dari keluarga Chen dengan begitu mudah, dia juga menebak bahwa Sally pasti akan merundingkan hal lain lagi dengan Juju.

Dan baru saja akhirnya dia mendapatkan kesempatan ini, dan juga mendengar rencana dari Sally, dia masih sempat membuka rekaman videonya dan diletakkan ditempat yang paling mendekati sebelah sana.

Namun yang paling tidak disangkanya adalah, baru sebentar saja, Juju langsung didorong oleh Sally ke luar pagar, waktu itu dia ketakutan hingga menutup mulutnya, dan terdiam ditempat semula.

Meskipun Juju pantas mati, dan dirinya juga ingin membalas dendam, namun dengan melihatnya jatuh begitu saja, Josephine tetap merasa ini terlalu sadis. Disaat dia masih lagi bimbang apakah harus muncul dihadapan mereka berdua, Juju sudah terjatuh kebawah.

Ketika melihatnya lagi, dia sudah tidak bergerak sama sekali di tengah genangan darah itu.

Ini pertama kalinya dirinya melihat adegan menakutkan seperti itu, meskipun dia sangatlah kuat dalam bidang psikologis, namun dia tetap saja tercengang.

Dia terdiam sangat lama, lalu berputar badan berbalik kedalam kamar.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu